JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.Alya melirik ponselnya yang bergetar, nama revan terpampang dilayar ponsel.
"Halo van" raut alya berubah muram "Oke tungguin gue disana!"
Levin menatap alya penasaran, buku ditangannya ia lepas "Kenapa?"
"Mas anterin aku kebandara, sekarang! "
Melihat alya panik. Levin mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih "Oke"
20 menit mereka sudah sampai dibandara. Alya segera keluar mobil dan berlari membuat levin beegegas menyusul istrinya bahkan levin hampir lupa mengunci mobilnya.
"Revan? " gumam levin, langkahnya perlahan memelan, ternyata revan yang membuat alya sampai sepanik itu.
"Revan kenapa lo pergi lagi! apa gak cukup kemarin lo ninggalin gue hah!" alya terisak sambil memukul dada bidang revan, alya tidak peduli jika itu menyakiti revan.
Revan tersenyum lalu menangkap tangan alya yang ingin kembali memukulnya "Sakit al"
"Biarin!"
Levin memilih duduk agak jauh. Ia akan memberikan ruang untuk kedua sahabat itu. Dirinya tidak boleh egois hanya karena cemburu.
"Alya jangan nangis gue gak suka liat lo sedih, maaf gue ninggalin lo lagi tapi cuma ini cara satu satunya biar gue berhenti ngarepin lo. Gue gak mau sisi jahat menguasai gue kalo kita masih sering ketemu" revan mengucapkan itu dengan bergetar mencoba untuk tidak menangis didepan alya, siapa sih yang gak sedih ngelepasin orang yang kita sayang buat orang lain.
"Tapi.. "
"Gue tetap harus pergi" saat revan ingin mengusap pipi alya tangannya ditepis levin.
"Saya rasa sudah cukup"
Revan mengangguk. Matanya kembali menatap alya "Jaga diri lo baik baik al, kalo nih cowok nyakitin lo gue siap kok gantiin dia"
"Udah sana pergi" levin mendorong revan agar cepat pergi. Sungguh teman istrinya ini sukses membuat levin selalu emosi.
Revan mencuri satu kecupan dipipi alya lalu berlari "Alya gue harap lo bahagia terus"
"Sialan cowok itu" rahang levin mengeras, ingin sekali meninju bibir yang telah berani menyentuh pipi istrinya "Sayang pipi kamu harus dibersihin pake bunga tujuh rupa"
Alya tertawa menanggapi ucapan suaminya. Ada ada saja, levin dan kecemburuannya.
Karena pergi kebandara, alhasil alya bolos sekolah.
TING!
Ponsel alya berbunyi, alya mencek grup yang berisikan dirinya dan ketiga temannya.
(Badgirls)
Bella :
hey guysVika :
kenapa bel?Mawar :
kenapa?Me :
gabut y belMawar : nih dia cecunguk satu, bolos sekolah gak ngajak ngajak
Bella :
hooh, gue kan juga pengen bolosVika :
kalian jangan sering bolos, bentar lagi kita ada ulanganBella :
vik gue gak peduli hahayBella :
mana nih alya, malah ngilang!Alya meletakan ponselnya diatas meja kerja levin. Ya alya memutuskan untuk ikut levin kerumah sakit daripada dirinya bosan dirumah.
"Bosan" alya memutar mutar kursi yang tengah ia duduki namun naasnya kursi itu hilang keseimbangan dan berakhir alya terjatuh.
Seorang suster yang kebetulan lewat mendengar sesuatu dari arah ruang kerja dokter levin.
"Dokter tidak apa apa?" suster itu mengetuk pintu pelan, karena tidak ada sahutan, ia mencoba membukanya "Astaga! " matanya membulat mendapati seorang gadis yang pingsan dengan dahi yang mengeluarkan darah.
Suster itu berlari ingin meminta pertolongan dan berpapasan dengan levin yang ingin kembali keruangannya "Dokter ada yang pingsan"
"Posisinya dimana?"
"Diruangan dokter. Maaf tadi saya masuk"
Levin terkejut mendengarnya. Ia pun berlari agar cepat sampai diruangannya.
Levin masuk dan mendapati alya yang sudah sadar dengan tangan memegang kepalanya.
Levin menggendong alya membawanya keatas sofa "Kamu ngapain sampe kaya gini?"
"Jatuh dari kursi"
Setelah mengobati luka alya, levin meletakan kepala alya untuk bersandar dibahunya "Tidur"
Suster yang menyaksikan itu, seakan tidak percaya ternyata dokter levin sudah punya kekasih.
"Patah hati lagi deh" ucapnya lesu dan menutup pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅
Storie d'amorePerjodohan antara Alya si-ratu bullying dengan Levino seorang dokter muda yang mempunyai banyak penggemar. Umur yang terpaut beberapa tahun membuat keduanya memiliki sifat berbeda jauh, akankah mereka dapat bertahan dalam hubungan itu. "Turutin se...