40 | Pasar malam

10.5K 415 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.

Alya terlihat kesal. Orang pertama yang dicurigai alya adalah amel. Mungkin saja amel mengetahui tentang pernikahan alya dan levin lalu setelah itu membongkarnya sebagai bentuk pembalasan.

"Ck masa sih amel. Tapi cuma tuh cewe yang gak suka sama gue, tapi dia tau darimana kalo gue udah nikah duh bingung deh jadinya"

Alya merebahkan dirinya dikasur, tidak peduli kini tubuhnya hanya terbalut pakaian dalam. Lagipula levin juga tidak ada dirumah.

"Gue harus mandi deh biar otak gue dingin, gara gara mikirin nih masalah kepala gue mengepul saking emosinya. Awas aja kalo gue udah nemu pelakunya gue cakar mukanya"

Levin didalam sedang mandi. Tentu mendengar alya yang marah marah entah apa penyebabnya.

"Aaaaa"

"Alya!" pekik levin kaget.

"Om levin! kenapa pintunya gak dikunci sih. Gue pikir gak ada orang dirumah, biasanya lo kerja kenapa hari ini gak"

Levin mengendikan bahunya dan melanjutkan aktivitas mandinya. Tidak peduli bahwa alya masih ada disitu dan mungkin saja melihat tubuhnya yang telanjang.

"Saya lagi meliburkan diri"

"Bisa gitu"

"Bisa. Lagipula rumah sakit itu milik keluarga andreyan. Jadi kamu harus bersyukur alya sekarang sudah menjadi nyonya andreyan"

Alya syok. Tidak habis pikir masih saja sombong disituasi seperti ini. Alya memutuskan untuk keluar saja.

"Loh pintunya kenapa gak bisa dibuka"

Levin melirik sebentar "Sepertinya pintu kamar mandinya rusak, makanya tadi saya tidak menguncinya"

Alya menganga jadi sekarang dirinya terkunci dikamar mandi bersama levin yang tengah mandi, apalagi mengingat levin yang bertelanjang membuat alya merinding. Semoga saja setan dikamar mandi tidak menggoda mereka.

"Alya kamu tau?"

"Apa?"

"Kamu sungguh seksi"

Alya melotot dan menutupi tubuhnya menggunakan tangan "Mesum lo!"

Levin terkekeh. Tangannya menarik handuk dan menutupi tubuh bagian bawahnya "Kamu mau mandi? saya sudah selesai"

"Lo gila! masa gue mandi didepan lo"

"Kamu mandi saja, saya keluar"

"Tapi kan pintunya.. " alya tidak melanjutkan ucapannya ketika levin membuka pintunya dengan mudah.

"Kenapa bengong, mau saya mandiin"

"Sialan! " alya menutup pintunya kuat membuat levin tertawa.

•••
Alya masih kesal atas kejadian tadi. Membuat levin jadi merasa bersalah.

"Alya jangan ngambek, maaf jika kelakuan saya tadi membuat kamu kesal"

Alya berdecak kasar "Au ah pokoknya gue ngambek sama lo! jangan ngomong sama gue"

Levin tidak kehabisan cara. Sebuah ide melintas diotaknya "Eum bagaimana jika kita kepasar malam?"

Mendengar itu tentu saja alya senang. Sudah dari lama alya ingin pergi kepasar malam tapi tidak pernah ada waktu.

"Oke"

"Kamu tidak suka? ekspresi mu sangat biasa sekali"

"Duh, niat gak sih ngajakin gue kesana! kalo gak ikhlas yaudah gak jadi!"

"Jadi, kamu pemarah sekali alya"

Dipasar malam, terlihat sekali jika alya bahagia. Dari bibirnya yang tidak berhenti tersenyum lebar.

"Gimana? suasana hati kamu sudah membaik"

"Hu'um, gue udah lama gak kesini"

Levin merangkul pinggang alya dan membawanya kekedai es krim "Mau es krim?"

Alya mengangguk senang "Mau! tapi om yang bayar"

"Tenang, saya banyak uang"

"Cih, sombong banget" levin hanya tertawa menanggapinya.

Sambil menikmati es krim, mata alya terpaku pada wahana yang banyak sekali pengunjungnya "Om naik itu yuk"

Levin menatap wahana yang ditunjuk alya agak ngeri, namun demi alya mungkin levin akan membuang rasa takutnya "Eum baik lah"

Alya tersenyum manis, perlahan tangannya menggenggam tangan levin "Let's go! "

MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang