JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.Mata alya menjelajahi seisi rumah dan tidak menemukan tanda tanda keberadaan levin. Apa dia sudah pergi?
"Syukur deh dia udah pergi, jadi gue bebas haha" alya melangkah riang kearah dapur dan menemukan sebuah note yang ditempel dipintu kulkas.
Jangan kembali berulah, jika kamu tidak ingin dihukum seperti kemarin nyonya andreyan
"Cih" alya merobek note tersebut dan membuangnya ketempat sampah "Tukang ngatur, lo pikir gue nurut setelah denger ancaman lo? enggak akan!"
Alya buru buru kekamarnya untuk mandi, hari ini alya akan keluar bertemu revan.
"Nanana wohoo" dering ponsel membuat alya berdecak kesal karna mengganggu dirinya yang tengah mandi "Ehm kenapa!"
"Ck, kerja aja yang bener. Ngomel mulu" cibir alya kesal, pasalnya levin sangat bawel menurut alya.
Alya memainkan sabun sembari mendengarkan khotbah dari levin. Kakinya berjalan kesana kemari dan pada akhirnya menginjak sabun yang berada dilantai.
Bunyi debuman keras membuat levin langsung berdiri dari duduknya "Alya kamu nggak papa? halo alya! kamu denger saya kan"
Nyeri menjalar disekitar tubuh alya terutama pantat dan kaki. Membuat alya sampai tidak bisa berucap sepatah kata pun.
Obrolan brian bersama seorang suster berhenti begitu melihat levin yang berlari seperti orang gila.
"Dokter levin!" teriak brian, jika dirumah sakit brian maupun levin akan profesional meski mereka berteman, namun beda lagi jika berdua maka kata kata kasar pasti keluar dari mulut satu sama lain.
Panggilan brian hanya dianggap angin lalu oleh levin membuat brian mendengus sebal "Rese, malah dikacangin"
"Dokter brian ngomong apa?"
"Eh enggak ada apa apa sus, mari"
Levin memarkirkan mobilnya asal, dan berlari masuk kedalam rumah. Tujuannya adalah kamar mereka.
"Alya!" levin menaiki tangga dengan tergesa gesa dan membuka kamar tapi alya tidak ada, lalu levin mencoba mengetuk pintu "Alya kamu didalem? alya kamu nggak papa kan? jawab saya"
Didalam alya serba salah, ingin meminta tolong pada levin tapi dirinya sedang telanjang. Ah kenapa situasi seperti ini harus terjadi pada dirinya sih.
"Alya jika kamu diam, saya terpaksa masuk"
"Pura pura pingsan aja kali ya" ucap alya panik.
"Saya masuk" mendengar itu alya langsung menutup matanya, levin agak syok melihat keadaan alya.
"Astaga alya! " levin membungkus tubuh alya dengan handuk dan menggendongnya membawa kekasur.
Levin mengambil pakaian alya dan memasangkannya ketubuh alya, tentu itu tidak mudah karena levin harus menahan diri untuk tidak menyentuh alya.
"Kenapa kamu selalu membuat saya khawatir?"
Alya tidak berani membuka matanya, rasanya alya ingin mengubur dirinya hidup hidup dengan begitu mungkin alya tidak perlu bertemu levin dan menanggung malu.
Tangan levin mengelus kaki alya yang terlihat membiru "Bangun, saya tau kamu tidak pingsan"
Duar. Bagai bom yang meledak dan mengenai alya, jadi aktingnya tadi sia sia. Astaga alya membuat dirinya terlihat bodoh.
Mata alya perlahan terbuka "Arghh kenapa lo harus pulang sih?!"
"Jika saya tidak pulang, apa kamu mau berjam jam berbaring dilantai yang basah itu"
"Ya tapi kan" alya tak kuasa melanjutkan ucapannya "Tapi lo"
"Tidak perlu merasa malu, saya ini suami kamu jika kamu lupa"
"Tetep aja gue malu!" alya memukul kasur "Lo udah liat semuanya!"
Levin berdehem "Makanya lain kali hilangkan sifat ceroboh mu itu, bagaimana bisa sampai terjatuh"
"Kena sabun anjir pasti jatuh lah! gilak aja enggak, licin itu. Enggak percaya coba sana"
Levin menggelengkan kepalanya, sifat bar bar alya sepertinya sudah mendarah daging, pantas orang tuanya tidak sanggup lagi mengurusnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/230773428-288-k459704.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅
RomancePerjodohan antara Alya si-ratu bullying dengan Levino seorang dokter muda yang mempunyai banyak penggemar. Umur yang terpaut beberapa tahun membuat keduanya memiliki sifat berbeda jauh, akankah mereka dapat bertahan dalam hubungan itu. "Turutin se...