45 | Perhatian kecil

9.8K 359 4
                                    

JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.

Alya masuk kedalam mobil dan memasang wajah tidak enak pada levin "Maaf mas nunggu lama"

"Aku gak keberatan nunggu kamu jadi jangan minta maaf"

"Jangan ngomong gitu, aku baper tau"

Levin hanya terkekeh pelan. Ternyata mudah membuat istrinya salting.

Sesampainya didepan gerbang sekolah alya berniat turun dari mobil tetapi levin menahannya.

"Kenapa mas vin?"

"Kamu ngelupain sesuatu"

"Hah apa?"

"Ini" levin merengkuh tengkuk alya dan mencium bibirnya dengan lembut.

Alya hanya diam, tidak membalas ciuman levin tapi tidak juga menolak.

Merasa oksigen mereka mulai menipis dengan terpaksa levin melepaskan ciumannya. Tangannya mengusap bibir alya yang sedikit bengkak dan basah karena ulahnya.

"Masuk sana entar gerbangnya ditutup"

Alya hanya mengangguk tanpa suara sedikitpun yang keluar dari mulutnya. Hal itu membuat levin menahan tawanya, pasti istrinya salting lagi.

Memasuki gerbang dengan pipi memerah membuat alya menundukan kepalanya agar tidak ada orang yang melihatnya.

"Alya!"

"Mati gue" rutuk alya panik, laju jalannya makin lebar.

Dibelakang revan merasa heran dengan tingkah alya, dipanggil malah menjauh.

"Al gue manggil lo kok dicuekin" terpaksa revan mengejar dan berhasil menyamai langkah alya.

"Sorry van gue gak denger"

"Masa sih"

"Kenapa manggil gue?"

"Cuma mau ingetin entar jangan lupa liatin gue tanding? awas aja kalo gak"

"Iya gue gak bakal lupa kok"

Karena seluruh guru sedang mengadakan rapat maka seluruh kelas free pelajaran pertama.

Dan keributan pun dimulai. Bella menaiki mejanya dan bernyanyi dengan suara jeleknya.

"Bel suara lo jelek anjir kuping gue sakit nih mending diem aja deh" mawar menarik narik tangan bella agar segera turun dari meja.

Bella menjulurkan lidahnya "Suara bagus gini dibilang jelek mending periksa gih telinga lo kalo aja banyak congeknya"

"Bella sialan" mawar dengan kekuatan penuh menarik tangan bella sehingga bella terjatuh "Anjay sakit lo kenapa jatuh kegue sih bel"

Vika menghampiri alya yang duduk sendiri "Al tadi lo dianterin dokter levin ya, gue gak sengaja liat didepan gerbang"

"Ternyata lo liat ya vik, iya tadi gue dianterin mas levin dia cuma mau mastiin gue kesekolah dengan aman"

"Aman? lo kenapa al ada yang mau coba nyakitin lo"

"Enggak tau pastinya sih, tapi kemarin ada orang iseng gitu neror gue sampe ngasih kelinci mati"

Vika terkejut "Tapi lo gpp kan al gak ada yang luka"

"Gue baik baik aja vik makasih udah khawatirin gue"

Sepulang sekolah alya tidak langsung pulang rencananya alya akan kelapangan basket untuk menonton pertandingan revan sesuai janjinya.

"Coba aja revan bukan temen gue udah gue pacarin kali, ganteng banget anjir"

"Kaya revan mau aja sama lo" cibir bella "Selera revan itu pasti kek gue cantik dan manis"

"Halah cantik pantat mu! "

"Revan! semangat" teriak alya dan langsung tersenyum ketika revan menatapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Revan! semangat" teriak alya dan langsung tersenyum ketika revan menatapnya.

"Al gue tau lo cantik. Tapi revan jangan diambil juga kali, ingat dokter levin masih jadi suami sah lo"

"Iya bella" alya terkekeh, sepertinya bella menyukai revan.

"Udah jangan ribut, revan udah main tuh" ucap vika dengan suara lembutnya.

Permainan telah berakhir dan dimenangkan oleh tim revan.

Alya segera memberikan minuman dingin pada revan dan juga sebuah handuk.

"Makasih" revan menerimanya dengan perasaan senang, perhatian alya meski kecil tapi sangat berarti untuk revan.

"Gue anterin lo balik" revan menarik alya menjauhi kerumunan.

Mawar bella dan vika saling melirik lalu ketiganya sama sama menghela nafas.

"Malah ditinggal anjir"

"Pulang aja lah yuk, dah sore nih"

"Ayo"

MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang