42 | Terbalaskan

10.1K 407 2
                                    

JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.

Levin sudah dibawa kerumah sakit terdekat. Dan alya menunggu levin yang belum sadar.

"Ck om jangan bikin gue takut. Lo harus bangun pokoknya! gue maksa"

Alya terus mendesak levin untuk sadar tentu dengan menggenggam erat tangan levin, seolah jika dilepaskan maka levin juga akan pergi.

Alya yang sudah menahan air matanya sejak tadi, kini menangis dengan keras "Huwaa maafin gue om, seandainya tadi gue nurut om gak bakal kaya gini"

Levin sebenarnya sudah sadar. Entah kenapa levin tidak mau membuka matanya, cukup langka momen dimana alya menangis untuknya.

"Om lo harus cepat sadar biar gue bisa nepatin janji gue. Tadi gue janji kalo lo selamat gue bakal nembak lo bukan artian nembak lo pake pistol tapi pake cinta maksudnya"

Jantung levin berdetak cepat mendengar pengakuan alya, namun  ucapan alya yang selanjutnya membuat levin hampir saja menyemburkan tawanya.

"Gue sebenarnya suka ah lebih tepatnya cinta sama lo om. Tapi gue takut lo gak cinta sama gue, cewe dari masa lalu lo gue akuin emang cantik tapi kalo lo lebih perhatiin lebih seksama lagi gue gak kalah cantik kok jadi bisa kali ya lo balas perasaan gue"

Mendengar ucapan alya. Levin membuka matanya dan membalas genggaman alya ditangannya.

"Om lo udah sadar!"

"Sst" levin menutup bibir alya "Saya mau ngomong jadi dengerin. Alya pengakuan saya kemarin apa belum cukup membuat kamu percaya, saya benar benar mencintai kamu dan soal karin dia hanya orang dari masa lalu saya dan kamu masa depan saya"

Alya tersenyum manis. Cintanya terbalaskan, apa sebentar lagi hidupnya akan berubah menjadi genre romantis ah alya tidak sabar menunggu hal itu.

"Jadi kita pacaran nih" alya iseng bertanya untuk memastikan sesuatu, siapa tau kan levin cuma bercanda.

Levin menarik alya kedalam pelukannya "Kita sudah menikah, apa lagi yang harus kamu ragukan alya. Semua di diri saya itu punya kamu"

"Arghh om gue salting nih"

Levin terkekeh "Alya, apa kamu bisa merubah panggilan kamu. Saya bukan om kamu tapi suami kamu"

Alya tersenyum mengejek pada levin "Oh jadi ceritanya gak mau lagi nih dipanggil om, terus mau dipanggil apa? sayang atau" alya mendekatkan bibirnya ditelinga levin "Mas"

"Aku suka dipanggil mas" alya terperangah karena bibirnya diserang levin.

Levin dan alya sudah pulang kerumah. Keduanya tengah berpelukan dikasur.

Alya memainkan kancing baju tidur levin "Mas levin kamu bisa gak jangan ganteng, saingan aku entar banyak"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alya memainkan kancing baju tidur levin "Mas levin kamu bisa gak jangan ganteng, saingan aku entar banyak"

Levin terkekeh dan mengusap rambut pendek alya "Susah sayang, aku emang udah ditakdirin untuk terlahir jadi ganteng. Soal saingan kamu jangan terlalu cemas aku udah jadi milik kamu"

Sayang? alya rasa jantungnya akan segera lepas dari tempatnya.

"Tapi kan gak menutup kemungkinan mas bisa aja tertarik sama mereka"

"Tidur sayang, otak kamu makin malam makin ngawur"

"Gak ngawur kok, lagian baru jam segini masa udah tidur sih"

Levin melirik jam dinding yang menunjukan pukul 00.00 "Udah tengah malem, gak baik begadang"

"Aku masih gak mau tidur"

"Terus mau kamu apa sayang, ditidurin hem?" levin menaik turunkan alisnya.

"Apaan sih mas levin mesum banget" alya sok kesal, padahal hatinya sangat menginginkan itu.

"Baru omongan udah dikatain mesum apalagi aku.. "

"Udah! yuk tidur" alya dengan cepat menyela ucapan levin, sebelum suaminya itu melantur makin jauh kan alya sendiri yang enak eh.

Levin tersenyum miring "Tidur yang mana nih maksudnya"

"Mas levin! " teriak alya kesal.

Levin tertawa karena berhasil menggoda alya dan berakhir gadis itu kesal.

MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang