51 | Demam

11.2K 403 6
                                    

JANGAN LUPA VOTE
DAN KOMEN
.
.
.

"Dianterin siapa?"

Alya mengerutkan keningnya ketika mendapati levin sudah dirumah. Tumben sekali pikirnya.

"Mas levin udah pulang?"

Levin berdecih pelan, tatapannya yang dingin membuat alya tanpa sadar menelan ludahnya.

"Kamu ada hubungan apa sama cowok itu tolong jawab jujur"

"Kamu ngomong apa sih mas, aku gak ngerti"

"Gak usah pura pura gak ngerti alya. Kamu pikir selama ini aku gak tau apa aja yang kamu lakuin sama temen cowok kamu itu!"

"Mas kamu kenapa sih"

"Aku muak sama kamu! aku kira kamu cewek baik baik ternyata aku salah, kamu sama aja kaya karin"

Alya benar benar tidak mengerti. Kenapa levin tiba tiba marah padanya dan membawa bawa karin.

"Tuh liat sendiri! " levin melempar beberapa foto kebersamaan alya dan revan yang terlihat mesra.

"Mas vin kamu jangan salah paham. Aku sama revan enggak lebih dari temen, aku bisa jamin itu"

"Alya aku tanya sama kamu, apa ada cowok sama cewek yang katanya temen tapi mesra mesraan gitu. Gak ada!!"

Alya bungkam. Tidak tau lagi bagaimana agar levin percaya padanya.

"Kamu" levin mencekal tangan alya "Harus dihukum karena udah berani main dibelakang aku"

"Aku gak selingkuh mas vin!! "

Levin menarik alya membawanya kekamar mereka. Setelah sampai levin langsung mendorong tubuh alya keatas kasur dan menindihnya.

"Kamu itu udah bersuami alya, ingat itu. Aku sama sekali gak suka ngeliat kedekatan kamu sama temen cowok kamu itu rasanya aku pengen bunuh dia karena udah berani sentuh istri aku!! "

Alya tidak bisa menahan tangisnya, bentakan levin menusuk hatinya. Jadi selama ini rasa cintanya masih belum mampu membuat levin percaya sepenuhnya.

"Terserah kamu mas" alya menyerah menjelaskan pada levin, terserah levin berpikiran apa tentangnya.

Perkataan alya sukses membuat levin tambah marah. Levin kembali mencekal tangan alya.

"Kamu apa apaan sih mas! aku gak suka sama cara kamu yang kaya gini"

Sekujur tubuh alya basah total karena levin mengunci tubuhnya dibawah shower yang menyala.

"Kamu keterlaluan"

"Kamu jahat"

"Lepasin hiks"

Levin menulikan telinganya. Biarlah alya menangis, ini konsekuensi untuk alya karena membuatnya cemburu.

"Kamu tetap disini, aku gak izinin kamu keluar" setelah mengatakan itu levin meninggalkan alya dikamar mandi.

Levin baru pulang kerumah pada dini hari. Setelah pertengkarannya dengan alya tadi levin memutuskan keluar rumah sekedar menenangkan pikirannya yang kacau.

Levin menatap sendu pada punggung alya yang tertutupi oleh selimut.

"Alya maafin aku. Aku salah, cuma karena rasa cemburu ini aku sampai tega ngelukai kamu"

Langkah levin perlahan mendekat untuk memastikan keadaan istrinya. Namun wajah levin seketika panik mendapati wajah pucat alya.

"Sayang kamu demam"

Seketika perasaan bersalah makin menghantui levin. Tindakannya apa mungkin alya akan memaafkannya.

"Maafin aku alya" setitik bulir bening jatuh kelantai, dan itu air mata levin.

MY POSSESSIVE DOCTOR [selesai] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang