Zia sedang menunggu anaknya pulang sekolah sambil meminum jus alpukat di teras. Di temani sepiring brownies coklat, Zia mengobrol asik dengan kedua pembantunya. Sedangkan Mbok Jum sedang istirahat karena badannya kurang fit. Kemarin Mbak Zia sedang menunggu anaknya pulang sekolah sambil meminum jus alpukat di teras. Di temani sepiring brownies coklat, Zia mengobrol asik dengan kedua pembantunya. Sedangkan Mbok Jum sedang istirahat karena badannya kurang fit. Kemarin Mbak Sasa yang badannya tiba-tiba demam, sekarang gantian Mbok Jum. Lagian cuaca lagi gak bersahabat. Kadang hujan, kadang terang, kadang panas. Jadi bikin orang gampang sakit.
Mereka bertiga sedang mengobrol tentang nikah jalur ta'aruf. Bulan ini kan banyak yang nikah ambil jalur ta'aruf.
"Apalah dayaku yang memilih jalur pacaran yang penuh dosa." Ringis Zia, sambil menggigit ujung bibirnya malu.
"Apalagi saya Mbak yang masih jomblo, ngiler lihat orang nikah pakai jalur ta'aruf." Mbak Sasa memanyunkan bibirnya sambil menumpang kepalanya di kedua tangannya.
"Alah, aku yang ditikung di persetiga malam biasa aja tuh." Mbak Mina tertawa keras. Tapi di balik tawanya, Mbak Sasa maupun Zia tahu bahwa perempuan itu sedang menyimpan luka yang begitu dalam.
"Emang pacar kamu kemana?" Tanya Zia, penasaran.
"Nikah sama Adek kelas aku pas SMA dulu, padahal kita udah tunangan. Tapi dia malah mutusin aku begitu saja dan satu Minggu kemudian aku dengar dia ngelamar adik kelas aku pakai jalur ta'aruf." Mbak Mina menekuk wajahnya, dia menunduk dengan perasaan galau.
"Sabar, pasti orang kayak gitu akan dapat karma yang setimpal." Zia mengusap punggung pembantunya pelan.
***
Zia sedang berjalan-jalan mengelilingi komplek perumahannya bersama anak laki-lakinya, siapa lagi kalau bukan Miko. Kedua orang itu sangat menikmati perjalanan mereka diatas motor.
"Ma, aku senang loh jalan-jalan sama mama pakai motor. Soalnya kalau Daddy tahu aku jalan-jalan pakai motor di marahin. Orang aku kalau pergi sama Om Luwis pakai motor, Om Luwis di marahin Daddy." Teriak Miko. Angin sore yang begitu berisik mengganggu pendengaran Zia.
"Kenapa dimarahin?" Tanya Zia, ikut berteriak.
"Nanti aku masuk angin."
Zia tertawa keras ketika mendengar jawaban anaknya. Suaminya itu benar-benar over protektif.
"Miko, mau ke taman gak?" Tanya Zia, berharap anaknya itu mau.
"Mau, Ma." Miko menganggukkan kepalanya walau mamanya tidak melihat.
Zia memarkirkan motornya di pinggir taman komplek. Zia menggandeng tangan putranya menuju prosotan, tempat anak kecil bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT DADDY 1 (TAMAT)
RomanceWARNING!! 21+ "Besok umur mu sudah 6 tahun, sayang. Apa yang kamu inginkan dari Daddy?" Edwin berjongkok di depan putra kebanggaannya. Miko, anak laki-laki itu menatap Daddy nya malas. Dia meletakkan heandpone mahal yang Daddy nya belikan sewaktu di...