Edwin menggeram kesal ketika melihat penampilan istrinya. Dia merasa jika dia menikahi seorang gadis di bawah umur. Dari tadi hampir semua orang melihat dirinya dan juga Zia yang sedang duduk di depan poli kandungan. Sebenarnya susah mengajak Zia pergi ke rumah sakit untuk mengecek kandungannya, Zia bilang mana mungkin dia hamil, orang Dara yang lebih dulu menikah juga belum hamil. Tapi dirinya tidak mau terus menerka-nerka, dia memaksa istrinya untuk pergi ke rumah sakit bersamanya.
Lihat saja penampilan perempuan ini, dia terlihat seperti ABG. Sedangkan dirinya...., Ah sudahlah. Sebenarnya dirinya tadi sudah melarang Zia untuk memakai baju itu, tapi perempuan itu mengancamnya kalau dirinya tidak membolehkan dia memakai baju ini, dia tidak mau periksa kandungan. Jadilah dirinya mengalah.
"Nyonya Zia Wijaya dan Bapak Edwin Wijaya di suruh masuk kedalam oleh Dokter Karlina." Edwin mengangguk, lalu dia menggegam tangan sang istri untuk masuk kedalam poli kandungan itu.
Zia duduk di depan Dokter kandungan itu dengan malas. "Periksa saja kandungan saya, Dok. Orang saya baru nikah hampir satu bulan ini, mana mungkin saya hamil."
Dokter Karlina tersenyum simpul, dia sudah sering menghadapi beberapa sifat pasiennya. Ada perempuan yang shock sampai menangis ketika tahu dia hamil karena bahagia. Ada orang shock dan menangis karena mereka ingin menunda momongan dulu. Dan ada orang yang seperti Zia, tidak percaya dengan kandungannya yang terdapat janin karena baru sebentar menikah.
"Silahkan berbaring di brankar, Bu." Suruh Dokter Karlina dengan ramah. Edwin membantu istrinya berbaring di atas brankar.
"Bisa sendiri." Ketus Zia. Dia akan sangat malu jika sampai dia tidak terbukti hamil. Suaminya itu memang sangat menyebalkan sudah memaksa dirinya untuk datang kesini.
Dokter Karlina meletakkan alatnya di atas perut Zia. Di dalam layar monitor terlihat jelas sebuah gumpalan darah. Gumpalan darah itu sangat kecil, kalian tahu daging sapi yang masih segar? Seperti itu lah.
"Itu adalah anak bapak dan ibu. Usianya baru 2 Minggu." Jelas Dokter Karlina. Zia menahan nafasnya, apa itu benar? Dia melirik Edwin yang menatap layar monitor di depannya dengan mata tanpa berkedip.
"Mana mungkin saya hamil, saya sama Mas Edwin kan baru menikah satu bulan 2 hari nanti." Terlihat jelas bahwa Zia tidak yakin dan tidak percaya dengan apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar.
"Kenyataannya memang begitu, Bu. Terkadang memang ada seorang pasangan yang di kasih anak cepat, ada juga yang di kasih anak lama. Ibu harusnya bahagia bisa diberikan buah hati oleh tuhan dengan cepat. Padahal diluar sana ada banyak orang yang menginginkan anak, tapi belum di kasih oleh tuhan." Dokter Karlina memberi pengertian kepada Zia yang masih kurang yakin bahwa dia sedang hamil.
"Apa dia disana tidak kesempitan, Dok? Apa jenis kelamin anak saya?" Tanya Edwin, matanya tanpa beralih dari layar monitor.
"Tidak, Pak. Kalau soal jenis kelamin saya mohon maaf, berhubungan kandungan Ibu Zia masih 2 Minggu, jadi jenis kelaminnya belum kelihatan." Dokter Karlina mengambil alatnya dari perut Zia. Dia duduk di kursi kebesarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT DADDY 1 (TAMAT)
RomanceWARNING!! 21+ "Besok umur mu sudah 6 tahun, sayang. Apa yang kamu inginkan dari Daddy?" Edwin berjongkok di depan putra kebanggaannya. Miko, anak laki-laki itu menatap Daddy nya malas. Dia meletakkan heandpone mahal yang Daddy nya belikan sewaktu di...