Hari terus berlalu begitu cepat. Sekarang tiba waktunya, pagi ini acara pernikahan Zia dan Edwin akan di laksanakan. Edwin terlihat sangat gagah. Sekarang dia sedang berada di antara sang mertua, penghulu, dan para saksi. Edwin terlihat sangat gugup. Saat dia melihat kearah Luwis yang sedang memangku putranya, cowok itu seakan mengatakan Jangan bikin gue malu gara-gara Lo salah ngucap akad. Edwin berkidik ngeri. kemudian dia melihat Kevin yang sedang memangku Joe. Adik iparnya itu sedang melotot kearahnya dan seakan mengatakan Gak jadi nikah, kalau lupa nama istri.
"Bagaimana Mas Edwin, sudah siap?" Tanya sang penghulu, sambil melihat wajah Edwin.
Edwin menghela nafas pelan, "Saya siap, Pak." Jawabnya cepat.
Edwin menjaba tangan papa Zia dengan jantung berdegup kencang.
"Saudara Edwin Wijaya Bin Riyan Wijaya, Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri saya Zia Adelia Binti Panji Setiawan dengan maskawin berupa 10 gram logam mulia, tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Zia Adelia Binti Panji Setiawan dengan maskawin tersebut, tunai."
"Bagaimana para saksi?" Tanya sang penghulu kepada semua saksi disini.
"Sah."
"Sah."
"Sah."
"Sahhhhhh...." Teriak Luwis dan Kevin, sangking senangnya.
Edwin bernafas lega. Semua mata melihat kearah tengah anak tangga, termasuk dirinya. Zia terlihat sangat cantik, dia di gandeng oleh Nia dan Dara untuk turun ke lantai bawah. Mata keduanya beradu, seakan sedang mengangumi satu sama lain.
"Terpesonanya nanti, kalau sepatu Lo nginjak kebaya Lo sendiri, malunya seantro dunia." Bisik Dara, yang langsung di balas plototan mata oleh Zia.
Edwin dan Zia berdiri berhadap-hadapan di depan tangga rumah Zia. Sorak gembira terdengar disana. Kalian tahu, apa yang membuat suasana di pagi hari ini ramai? Ya karena Joe dan Miko, keduanya berteriak dan bercanda disana. Edwin mencium kening Zia sebentar. Dia menyelipkan cincin pernikahannya di jari manis sang istri.
"Kau sungguh sangat cantik." Bisik Edwin, seksual.
"Ye, ye, mama baru."
"Aku punya mama baru."
"Joe, aku punya mama sama kayak kamu."
Miko menghampiri Zia dan Edwin, dia memeluk keduanya dengan sorot binar bahagia.
"Anak mama." Zia memeluk putranya dengan hangat. Tadinya Miko berniat ingin memanggil Zia dengan panggilan Mommy, tapi Zia melarangnya. Dia lebih suka di panggil dengan panggilan Mama.
Nia menangis ketika menyaksikan Zia memeluk Miko. Si ratu drama itu memeluk suaminya sambil terisak.
"Itu mama Zia nangis beneran?" Tanya Tirta kepada Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT DADDY 1 (TAMAT)
RomansaWARNING!! 21+ "Besok umur mu sudah 6 tahun, sayang. Apa yang kamu inginkan dari Daddy?" Edwin berjongkok di depan putra kebanggaannya. Miko, anak laki-laki itu menatap Daddy nya malas. Dia meletakkan heandpone mahal yang Daddy nya belikan sewaktu di...