16

143 16 0
                                    

Jaebum baru saja keluar dari kamar mandi dan melihat Mark sudah tertidur. Dirinya melangkah menuju tempat tidur. Jaebum juga merasa lelah karena ada cukup banyak pekerjaan hari ini. Perlahan, dirinya menaiki tempat tidur. Jaebum membuat tubuhnya menghadap ke arah Mark. Dirinya memperhatikan pemuda yang sepertinya sudah terlelap itu.

Dengan kesadarannya, Jaebum mendekati Mark. Matanya segera tertuju pada tanda di sekitar leher Mark. Jaebum tidak melihat tanda itu saat mereka masih berada di luar. Itu karena Mark sengaja menggunakan hoodie yang bertopi dan dapat menutupi seluruh lehernya. Dan saat Mark mengenakan baju tidurnya, Jaebum dapat melihat ada banyak tanda yang diciptakan dirinya sendiri di tubuh pemuda itu.

Jaebum menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka. Ada perasaan aneh yang membuat Jaebum ingin memeluk pemuda yang telah menjadi istrinya itu. Perlahan, tangannya melingkar memeluk Mark. Jaebum dapat merasakan kehangatan yang aneh dari tubuh Mark.

"Apa dia demam?" Gumam Jaebum seraya menyentuh dahi Mark. Dan benar, Jaebum dapat merasakan sedikit rasa panas di dahi Mark. Itu membuat Jaebum seketika menjadi sedikit panik. Mark demam, apa yang harus dilakukannya. Ada dia harus memanggil dokter?.

Di tengah kesibukan Jaebum dengan pikirannya, Mark tiba-tiba melenguh. Perlahan Mark membuka matanya, dan melihat diri Jaebum yang sangat dekat dengannya.

"Jae..."

"Kau demam, tubuhmu terasa panas" ucap Jaebum memotong perkataan Mark yang belum selesai. "Apa ingin ku panggilkan dokter?" Tanyanya lagi.

Mark yang mendapat pertanyaan dari Jaebum dengan segera menjawab. "Tidak... aku baik-baik saja. Besok akan membaik" ucapnya.

"Kau yakin?" Tanya Jaebum lagi. Dirinya merasa sedikit khawatir melihat wajah Mark yang sedikit pucat.

"Hm" Mark mengangguk sebagai jawaban.

Jaebum yang mengerti hanya mengikuti keinginan Mark. Dirinya tidak ingin memaksa Mark kali ini. "Kalau begitu tidurlah" ucap Jaebum lagi. Dirinya kembali ke posisi semulanya dengan memeluk Mark. Jaebum bahkan menarik selimut untuk menghangatkan tubuh mereka.

Mark yang mendapat perlakuan itu dari Jaebum dibuat tidak percaya. Meski dirinya merasa gugup, tapi Mark tidak bisa berbohong jika dirinya juga merasakan kehangatan. 

...

Matahari bersinar cukup terang pagi ini. Tempias cahayanya merambat menembus jendela kamar milik kedua pemuda tampan. Cahaya teriknya ternyata menyadarkan pria bersurai hitam kecoklatan yang masih nyaman bergelut dengan selimut hangatnya.

Mark bergerak kecil dalam tidurnya. Dirinya masih enggan untuk bangun. Matanya masih terasa sangat berat. Tapi pikiran pemuda itu tidak mengizinkannya untuk kembali tidur. 'Ada perkuliahan pagi ini', kalimat itu terus saja berulang di kepalanya. Membuat pemuda itu dengan terpaksa bangun dari tidur nyenyaknya.

"Kau sudah bangun?" Tanya Jaebum yang tiba-tiba datang dari balik pintu kamar. Dirinya sudah siap untuk bekerja.

Mark yang seperti mendapatkan sapaan di pagi hari dibuat cukup terkejut. Dirinya lupa jika Jaebum memeluknya saat tidur semalam.

"Apa kau sudah merasa baik?" Tanya Jaebum masih dengan nada dinginnya yang sekarang sudah duduk di tepi tempat tidur dekat dengan Mark.

"Ya" jawab Mark singkat. Dirinya tidak tahu harus menjawab apa. Hal seperti ini tidak biasa terjadi. Jaebum tidak pernah menyapa dirinya di pagi hari.

Mendengar jawaban Mark, Jaebum mengangkat tangannya untuk menyentuh dahi Mark. Mark sedikit terhenyak saat merasakan tangan Jaebum di dahinya.

"Demammu sudah turun" ucap Jaebum saat merasakan suhu tubuh Mark sudah tidak terasa panas lagi.

M I N E ( End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang