54

209 19 0
                                    

Mark terus bergerak di tempat yang sama. Pikirannya tengah memikirkan cara untuk keluar dari tempat yang menyekapnya ini. Seharusnya, dirinya akan mudah melarikan diri dengan tangan dan kaki yang tidak terikat lagi, tetapi, semuanya tidak sama dengan kenyataan.

Ceklek

Pintu kamar yang dibuka, membuat pemuda Tuan itu cukup terkejut. Maniknya segera melihat seorang pemuda yang terlihat memiliki usia yang sama dengannya dan membawakan baki berisi makanan.

"Jika kau tidak memakannya lagi, aku pastikan aku akan membunuhmu!" Ucap pemuda itu dengan suara kesalnya dan meletakan makanan itu di atas meja.

Tidak ada jawaban, pemuda Tuan itu hanya diam melihat pemuda bersurai coklat itu yang tengah melihatnya dengan wajah kebencian. Ya, Mark bisa merasakan pemuda di hadapannya itu tidaklah menyukainya.

Berjalan mendekat, pemuda itu terlihat menatap dalam wajah Mark. Dan Mark, pemuda Tuan itu reflek menundukkan wajahnya. Dirinya bisa merasakan pemuda di hadapannya memiliki aura yang sangat kuat.

Memperhatikan wajah ketakutan pemuda di hadapannya, baiklah, pemuda berkulit putih itu menyetujui ketampanan Mark. Melihat bibir merah Mark, dirinya dibuat mengerti mengapa Taecyeon sangat menginginkan pemuda di hadapannya ini.

"Pantas saja dia sangat menginginkanmu! Wajahmu sangat menggairahkan!" Ucap pemuda itu dengan suara dinginnya.

Mendengar itu, Mark mengangkat wajahnya. Lagi, matanya dengan jelas melihat kebencian pada pemuda di hadapannya. Membuat jantung pemuda Tuan itu berdetak tidak normal karena ketakutan.

"Ap..... apa..... yang kau katakan?" Tanya Mark gugup.

Tersenyum sinis, pemuda itu berbicara "aku sangat tidak menyukai wajahmu itu!" Tekannya dan berjalan keluar kamar begitu saja.

Mark tidak mengerti mengapa pemuda itu terlihat sangat tidak menyukainya. Dirinya tidak mengenal pemuda itu.

Lagipula, dirinya tidak tahu mengapa orang-orang itu menyekapnya. Dan, pria bernama Taecyeon itu, Mark tidak percaya jika dirinya adalah teman Ayahnya, bahkan dirinya mengakui sebagai kekasih lamanya. Tidak, Mark tidak mempercayai itu, pemuda berwajah tampan itu justru memikirkan jika Taecyeon pastilah musuh Ayahnya.

Tetapi, mengapa mereka mengincar dirinya? Apa yang sebenarnya mereka inginkan? Pertanyaan itu terus saja berputar di kepala Mark.

...

"Kau sudah memberikan makanannya?" Tanya Taecyeon pada pemuda yang baru saja memasuki ruangannya.

"Seharusnya kau membunuhnya!" Jawab pemuda itu kesal.

Melihat dengan tatapan tidak suka, Taecyeon berbicara dengan suara dinginnya "kau merasa cemburu dengannya?! Bukankah sudah ku katakan aku membutuhkannya untuk mendapatkan kembali yang seharusnya menjadi milikku?!" Ucapnya kesal.

Mendengar itu, kemarahan begitu saja memenuhi diri pemuda bersurai coklat itu. "Membutuhkan dirinya untuk mendapatkan kekayaan Nikhun Tuan?! Haaa..... Aku tidak percaya kau sudah tidak menginginkan tubuhnya!" Sinisnya di akhir perkataan.

Grep

Menarik tubuh pemuda itu, "kenapa aku masih harus menginginkannya jika dirimu ada bersamaku?" Bisiknya dan mencium dengan lembut bibir pemuda di pelukkan.

Grep

Melepaskan dirinya, pemuda itu memberikan tatapan dalamnya pada Taecyeon. "Bagaimanapun, dia adalah anak dari orang yang telah melenyapkan Ayahku!" Ucapnya dingin dan beranjak keluar.

Mendengar dan melihat ekspresi pemuda yang baru saja melangkah keluar, Taecyeon tahu, pemuda yang adalah kekasihnya itu sangat membenci Mark.

...

M I N E ( End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang