49

122 18 0
                                    

Mendekati tengah malam, Jaebum dan kedua pemuda tampan itu baru saja berada di rumah mewah miliknya. Dirinya segera menuju lantai atas.

Grep

Dengan hati-hati, pemuda Im itu meletakkan Mark di tempat tidur. Dirinya membuka sepatu yang dikenakan pemuda Tuan itu sebelum menarik selimut untuk menghangatkan tubuh Mark.

Mengambil duduk di sebelah pemuda yang tertidur karena pengaruh obat. Lagi, tangan Jaebum dengan mudahnya terangkat dan mengusap surai Mark. Matanya menatap dalam pada wajah tampan di hadapannya. Melihat pemuda yang adalah istrinya baik-baik saja, Jaebum sangat berterimakasih. Sungguh, dirinya tidak bisa memikirkan apa saja jika hal buruk terjadi pada Mark.

"Aku melakukan kesalahan terbesar dalam hidupku, Mark" lirih Jaebum dengan penyesalan yang sangat besar. Pikirannya terus saja dipenuhi dengan kejadian buruk di masa lalu. Kejadian yang berhasil membuat kedua pemuda yang berbeda ini berada dalam kehidupan yang sama.

...

"Bagaimana?" Tanya Youngjae saat sahabat esnya itu turun dan menemui mereka di ruang keluarga.

"Ehm, dia baik-baik saja" jawab Jaebum singkat.

Pemuda Im itu mengambil duduk di sofa dan menyandarkan tubuhnya dengan mata yang terpejam. Melihat itu, Jin dan Youngjae dapat dengan mudah mengetahui kelelahan yang dirasakan Jaebum.

"Tidurlah, kau terlihat sangat kelelahan" ucap Youngjae lembut.

"Ya, tidurlah, Jae. Kami juga akan segera kembali" lanjut Jin.

Jaebum membuka matanya dan melihat kedua pemuda yang sangat baik untuknya itu. Dirinya tidak tahu apa yang akan terjadi dengannya jika tidak memiliki kedua pemuda berhati baik itu.  

"Terimakasih" ucap Jaebum lembut.

...

Matahari sudah sangat cerah, saat Mark baru saja menggeliat dalam tidurnya. Perlahan, mata yang terlihat masih membengkak itu menyempurnakan penglihatannya.

Menyadari dimana dirinya saat ini, Mark mulai bergerak. Perasaan tidak suka hadir begitu saja memenuhi dirinya pada ruangan yang belum lama ini juga menjadi miliknya.

Grep

Tarikan kecil Mark dapatkan pada tubuhnya. Tangan pemuda Im itu tengah melingkar memeluk tubuh Mark melalui celah belakang.

"Tidurlah, kau sangat kelelahan" suara Jaebum pelan.

Mendengar suara Jaebum, perasaan sakit memenuhi hati Mark. Pikirannya kembali mengingat semua perkataan pemuda Im itu. Dengan gerakan lebih kuat, Mark berusaha melepaskan dirinya. Hanya saja, pelukkan kuat Jaebum lebih mendominasi.

Tidak berhenti, Mark mendudukkan dirinya. Tangannya berusaha melepaskan pelukkan pemuda Im yang juga telah bangun itu. Lagi, air mata mengalir begitu saja pada netra bulatnya.

Grep

Dengan kuat, Jaebum merangkul penuh tubuh bergetar Mark. Dirinya berusaha membaikkan pemuda yang terus saja memberontak itu.

"Mark.....",

"Lepaskan!" ucap Mark. Sungguh, dirinya tidak ingin bersama dengan pemuda yang telah membunuh keluarganya.

"Mark, dengarkan aku....." suara Jaebum lembut, tetapi, pemuda Tuan itu justru menyanggah ucapannya begitu saja dengan suara besarnya.

"AKU TIDAK INGIN MENDENGARKANMU! AKU TIDAK INGIN LAGI MENDENGARKANMU! APA KAU MENGERTI?!" Teriak Mark memberontak dengan air mata yang terus saja mengalir.

M I N E ( End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang