Mark sudah bangun pagi-pagi sekali. Kali ini dirinya tidak menghindari Jaebum, melainkan, Mark memiliki rencana untuk menyusul teman-temannya. Ya, berkat ledekkan dan godaan teman-temannya, Mark tidak bisa menahan keinginannya. Dirinya sudah memikirkan rencana ini sejak tadi malam. Pemuda Tuan itu akan pergi secara diam-diam dan tidak memberitahu Jaebum.
Jaebum terbangun saat matahari sudah sedikit lebih tinggi. Matanya segera mencari keberadaan sang istri. Dirinya sedikit terkejut ketika melihat tempat Mark sudah kosong. Jaebum bangun dan melihat ke arah kamar mandi. Tapi, tidak ada terdengar suara air shower. Untuk meyakinkan, Jaebum bangun dan berjalan menuju kamar mandi untuk memeriksa. Dan benar, Mark juga tidak ada.
Ini masih terlalu pagi untuk Mark berangkat ke Universitasnya. Jaebum berjalan keluar, dirinya mengira jika Mark berada di kamar lamanya. Tapi pemuda itu segera yakin jika dugaannya salah saat membuka dan melihat kamar itu sangat gelap. Jaebum berjalan turun menuju dapur.
"Apa kau melihat Mark?" Tanyanya pada seorang koki yang bekerja khusus di rumahnya.
"Ah Tuan..... Tuan muda sudah pergi sejak pagi-pagi sekali. Saya bertemu dengan Tuan muda saat baru saja tiba" ucap koki pria yang sudah cukup berumur itu.
Jaebum tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Koki pribadi itu akan datang pagi-pagi sekali, bahkan disaat dirinya belum terbangun. Dengan segera, Jaebum berjalan kembali menuju kamarnya. Dirinya segera menghubungi nomor Jin.
"Tuan?"
"Apa kau sudah bersama Mark?" Tanya Jaebum tergesa.
"Ya..... ya Tuan. Saya bersama Tuan muda" jawab pemuda Kim itu.
Jaebum merasa lega, setidaknya Mark ada bersama Jin.
"Kenapa pergi pagi-pagi sekali?" Inilah pertanyaan yang sejak tadi mengganggu pikiran Jaebum.
Jin tidak segera menjawab, dirinya cukup lama terdiam sebelum menjawab dengan sedikit ragu.
"Tuan..... Tuan muda memiliki tugas yang harus diselesaikannya. Dia..... dia tampil sebagai presentasi pertama di kelasnya. Jadi, kami harus segera berada di Universitas".
Penjelasan Jin membuat Jaebum tidak mengerti. Bersamaan dengan Mark dalam waktu yang lama membuat pemuda Im itu mengenal baik pemuda yang sekarang telah menjadi istrinya. Mark akan selalu menyelesaikan semua tugas-tugasnya di rumah. Tidak perduli larut malam sekalipun, pemuda Tuan itu akan berusaha menyelesaikannya.
Jaebum tidak berbicara lagi, meski sebenarnya masih ada pertanyaan yang ingin ditanya olehnya. Tapi, Pemuda Im itu memilih diam. Dirinya beranjak ke kamar mandi setelah mematikan panggilan teleponnya.
...
Mark membuang nafas leganya. Beruntung karena Jaebum tidak memiliki banyak pertanyaan. Pemuda dingin itu selalu bisa membuat lawan bicaranya tidak berdaya, dan pada akhirnya harus berkata jujur. Jika itu terjadi, maka rencana yang sudah dipikirkan pemuda Tuan itu sejak tadi malam akan menjadi sia-sia.
"Kau akan membuat kita dalam masalah!" Gerutu Jin pada pemuda yang duduk di sebelahnya.
"Tidak, jika tidak ada yang memberitahunya" ucap Mark dengan mudahnya.
Jin tidak habis pikir dengan Mark yang menurutnya memiliki rencana gila ini. Dirinya diminta Mark untuk datang pagi-pagi sekali. Mark mengatakan jika ada hal penting yang harus dilakukannya. Dengan banyak pertanyaan di pikirannya, Jin mengikuti perintah Mark begitu saja. Dirinya bahkan datang bersamaan dengan koki di rumah Jaebum.
Mark dengan sengaja memberitahu tujuannya saat sudah jauh dari mansion Jaebum. Tentu saja Jin tidak setuju dengan rencana itu, tapi, Tuan mudanya yang juga cukup keras kepala terus saja menuntutnya. Mark bahkan mengatakan jika dirinya akan meminta Jaebum mencarikan pengawal pribadi baru jika Jin tidak mengikuti keinginannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
M I N E ( End )
Fiksi PenggemarCause you are mine Mark and Jaebum Edition Please, give me your love and vote