46

121 17 0
                                    

Mark tengah berada di salah satu toko buku di pusat perbelanjaan. Seperti biasa, dirinya lagi-lagi memiliki konflik kecil dengan Jaebum. Hal itu membuat pemuda berwajah tampan itu sangat tidak ingin untuk segera kembali ke rumah.

Satu jam mengitari setiap rak buku, nyatanya, tidak ada satupun buku atau novel yang membuat pemuda Tuan itu tertarik.

"Butuh bantuan untuk mencari cerita menarik?" Suara dingin seorang pemuda tiba-tiba saja mengusik pendengaran Mark.

Melihat pemilik suara, mata Mark membulat sempurna saat melihat Jinyoung yang tengah tersenyum dingin ke arahnya.

"Hy..... hyung" lirih Mark dengan perasaan takut yang begitu saja memenuhinya.

Mengetahui ketakutan Mark, ada percikan kecil di hati pemuda Park itu. "Tidak perlu takut, aku tidak akan melakukan hal buruk padamu" ucap Jinyoung.

Mark hanya diam, saat ini, pikirannya hanya dipekerjakan untuk memikirkan cara yang akan dilakukan jika tiba-tiba saja pemuda di hadapannya ini menyerang.

Melihat reaksi Mark yang masih saja ketakutan, Jinyoung lebih dibuat senang dalam hatinya.

"Ingin mendengar sebuah cerita?" Tawar pemuda Park itu.

"Tidak. Aku..... aku akan kembali, hyung" jawab Mark cepat dan segera melangkah. Sungguh, pemuda Tuan itu tengah merasa sangat ketakutan sekarang.

"Cerita mengenai orangtuamu. Kau yakin tidak ingin mendengarnya?" Lanjut Jinyoung yang berhasil membuat langkah pemuda yang sangat dibencinya itu berhenti.

Mark memutar tubuhnya dan melihat pemuda yang sekarang berdiri sedikit jauh darinya dengan tatapan bertanya. Mendengar perkataan Jinyoung, ada perasaan ragu dan takut bersamaan yang dirasakan Mark begitu saja. Dirinya berfikir mengenai kebenaran perkataan pemuda yang lebih tua darinya itu.

Tetapi, dirinya juga tidak bisa berbohong. Mark ingin mengetahui cerita mengenai orangtuanya. Melihat garis wajah Jinyoung, Mark bisa dengan jelas melihat kesungguhan di wajah tampan milik pemuda Park itu. Hal itu membuat semua keingin tahuannya lebih meningkat karena wajah yang penuh kepercayaan milik pemuda di hadapannya.

...

"Ingin memesan minuman?" Tanya Jinyoung saat dirinya dan Mark baru saja berada di salah satu cafe di dalam pusat perbelanjaan itu.

"Ti..... tidak, hyung" jawab Mark gugup.

Melihat pemuda di hadapannya yang masih saja bersikap ketakutan, Jinyoung berbicara dengan sedikit senyuman kecilnya. "Masih merasa takut denganku?" Tanyanya "tenang saja, aku sudah mengatakan aku tidak akan melakukan hal buruk" lanjutnya.

Baiklah, Mark berusaha untuk bersikap biasa. Meski, dirinya tidak lepas dari kewaspadaan. Jin sedang tidak bersamanya sekarang, pemuda Tuan itu memintanya untuk tetap berada di mobil. Jadi, hanya dirinya sendiri lah yang bisa menjaga keamanannya saat ini.

"Orangtuaku, apa..... hyung mengenal mereka?" Tanya Mark memulai pembicaraan.

Mendapatkan pertanyaan itu, ada kilatan ketidaksukaan yang terlihat di mata Jinyoung. "Aku bukan hanya mengenalnya, tetapi, sangat mengenalnya. Terlebih, ayahmu, Nikhun Tuan" ucap Jinyoung yang terdengar dingin.

Melihat perubahan ekspresi Jinyoung, Mark dibuat lebih gugup karenanya. Dirinya seakan melihat seseorang yang berbeda saat ini.

"Apa kau tahu siapa yang membunuh orangtuamu?" Tanya Jinyoung begitu saja yang berhasil membuat pemuda Tuan di hadapannya sangat terkejut.

"Tentu saja, dia tidak akan pernah memberitahumu" suara Jinyoung lagi saat dirinya melihat reaksi Mark.

Mark diam, dirinya tengah berusa untuk memikirkan maksud pembicaraan sepupu sahabatnya itu. Melihat raut wajah Mark, Lagi, ada percikan kecil di hati Jinyoung. Dirinya berfikir memiliki kesempatan untuk membuat keadaan pemuda yang sangat dibencinya itu menjadi lebih buruk.

"Kau mungkin tidak akan mempercayainya, tetapi, aku hanya ingin mengatakan kebenaran yang sebenarnya" ucap Jinyoung "aku..... dan suamimu lah yang telah membunuh orangtuamu!" Lanjutnya dengan suara yang terdengar sangat serius.

Deg

Mata Mark membulat, perkataan yang baru saja dikatakan Jinyoung, membuat seakan sebuah benda tajam menusuk tepat di hati Mark. Jaebum? Nama itu terus berputar di pikiran pemuda Tuan itu bersamaan dengan rasa tidak percayanya. 

"Apa kau juga ingin tahu siapa yang saat itu berusaha untuk membunuhmu?" Suara Jinyoung lagi saat melihat Mark yang terdiam.

Mark tidak menjawab, tetapi, sorot matanya dengan jelas mengatakan keingin tahuannya. Jinyoung yang memahami itu berbicara lagi dengan suara dinginnya.

"Im - Jae - Bum!" Lanjut pemuda Park itu dengan suara yang ditekankan.

Lagi, mendengar nama Jaebum, waktu seakan tidak berputar saat itu juga. Mark tidak bisa mempercayainya, tetapi, pemuda di hadapannya memperlihatkan wajah kebenaran.

"Kau..... kau berbohong, hyung" ucap Mark dengan suara bergetar.

Sungguh, dirinya tidak bisa mempercayai semua yang baru saja didengarnya. Pemuda Tuan itu berdiri dari duduknya dan akan melangkah, tetapi, suara dingin Jinyoung lagi-lagi mengusik pendengarannya.

"Aku tidak memaksamu untuk mempercayaiku. Kau bisa membuktikannya sendiri. Jika kau memiliki keberanian, tanyakan kebenarannya pada suamimu itu!" Ucap Jinyoung seraya memberikan senyuman sinisnya.

Mengabaikan, Mark segera berjalan dengan langkah cepatnya. Membuat si pemuda Park tersenyum senang karena keberhasilannya melukai perasaan pemuda Tuan yang benar-benar sangat dibencinya itu.

M I N E ( End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang