11

145 18 0
                                    

Mark tidak bisa duduk tenang di dalam kamarnya. Tidak, ini bukan kamar Mark yang sebelumnya. Ini adalah kamar Jaebum. Mulai saat ini dirinya dan Jaebum akan berada di kamar bahkan tempat tidur yang sama. Mark merasa gugup dan takut bersamaan. Dirinya menunggu Jaebum yang masih berada di dalam kamar mandi. Mark terus saja memikirkan apa yang akan dilakukannya dengan Jaebum setelah ini. Dirinya benar-benar mengerti apa yang seharusnya dilakukan pasangan baru. Beberapa hari sebelum pernikahannya, Mark membuka internet untuk mencari tahu hal apa yang dilakukan setelah pernikahan. Dan semua penjelasan yang ada di internet membuat Mark merasa takut.

Dirinya akan melakukan hubungan itu? Bagaimana mungkin? Dirinya dan Jaebum adalah pria. Bagaimana pria dan pria melakukannya?.

Pertanyaan-pertanyaan itu terus saja berputar di pikiran Mark sejak beberapa hari yang lalu. Dan saat ini, dirinya benar-benar merasa takut dan tidak siap jika harus melakukannya. Mark terus saja duduk di tepi tempat tidur dengan perasaan gelisahnya.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan Jaebum yang lengkap dengan pakaian tidurnya. Itu membuat Mark terkejut dan sontak berdiri. Dirinya menatap Jaebum dengan tatapan gelisah. Jaebum yang melihat Mark yang juga sudah memakai baju tidur dan terlihat tidak mengantuk berjalan ke arahnya. Mata Jaebum yang berkarakter tajam membuat Mark bertambah gelisah.

"Kenapa kau tidak tidur?" Tanya Jaebum. Dirinya berhenti tepat di depan Mark. Itu membuat jarak mereka benar-benar terlihat tipis.

Mark tidak bisa segera menjawab. Dirinya merasa takut untuk memberikan jawaban. Dia tidak mungkin mengatakan jika dirinya memikirkan hal-hal itu. Bagaimana jika Jaebum marah nanti? Tidak, hal-hal yang dipikirkan Mark sangat tidak baik menurutnya.

Jaebum bertanya lagi pada Mark ketika melihat pemuda itu tidak berani menatapnya.

"Ada apa? Apa kau tidak bisa tidur?" Ini tidak biasanya Jaebum akan berbicara dengan lembut. Meski begitu, setiap kata yang dikeluarkan Jaebum tetap saja akan terdengar tegas dan dingin. Karakter tegas dan dingin itu telah melekat pada Jaebum, meski dirinya berbicara dengan nada yang lembut sekalipun.

Meski takut, Mark tetap menjawab pertanyaan Jaebum. "Aku... aku menunggumu" ucapnya pelan dan melihat Jaebum. Hal itu membuat kedua manik indah mereka bertemu dalam jarak yang dekat.

Jaebum melihat mata itu. Mata yang terlihat indah tetapi ada banyak kesedihan dibaliknya, mata yang selalu terlihat berani, tetapi ada banyak ketakutan yang tersimpan di dalamnya, dan mata yang terlihat damai yang sebenarnya hanya ada kegelisahan.  Jaebum dapat merasakan itu setiap saat dirinya berhadapan dengan Mark. Kedua manik itu tidak bisa berbohong di hadapannya.

Melihat tatapan Jaebum yang dalam padanya, Mark merasa semakin gugup. Tapi tidak lama, Jaebum mulai berbicara lagi.

"Tidurlah, kau pasti merasa lelah" ucap Jaebum.

Perkataan yang dikatakan Jaebum membuat Mark tidak percaya. Jaebum memintanya untuk tidur? Benarkah? Bukankah seharusnya mereka melakukan hubungan yang biasa dilakukan pasangan baru?. Mark tidak bisa mengekspresikan dirinya saat ini, dia merasa legah, benar-benar legah. Ketakutannya tidak akan terjadi dan Mark berharap itu tidak akan pernah terjadi.

Dengan segera Mark mengikuti perintah Jaebum. "Hm... aku akan tidur". Dirinya beranjak naik ke tempat tidur dengan cepat. Mark takut jika Jaebum bisa saja merubah pikirannya. Jadi dengan segera dia memaksa dirinya untuk tidur.

Tidak lama, Mark merasakan ketakutan itu lagi ketika Jaebum menaiki tempat tidur. Mark tidak berani membuka matanya, dirinya terus mengamati penggerakan Jaebum dalam diam. Jaebum menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka. Saat berbaring, mata Jaebum lagi dan lagi melihat pemuda yang lebih muda darinya. Pemuda yang mulai saat ini telah menjadi istrinya. Jaebum menatap lekat pemuda yang menutup matanya itu. Mark tidak tidur sama sekali, pikirannya masih penuh dengan kewaspadaan.

M I N E ( End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang