Jaebum dan Youngjae berjalan dengan langkah cepat di koridor rumah sakit. Beberapa saat yang lalu, Jaebum mendapat panggilan dari Jin yang menyatakan jika dirinya berada di rumah sakit. Mendengar itu, Jaebum segera menghubungi Youngjae.
Ceklek
Pintu kamar yang tiba-tiba terbuka membuat pemuda yang masih terbaring lemah dibuat cukup terkejut. Saat sadar, Jin segera menghubungi Jaebum. Tetapi, dirinya tidak menceritakan kejadiannya melalui telepon. Jin ingin secara langsung menjelaskannya pada Jaebum.
"Hyung? Apa yang terjadi? Bagaimana kau bisa terluka?" Tanya Youngjae yang jelas begitu khawatir.
"Dimana Mark?" Suara Jaebum saat dirinya menyadari Mark tidak ada.
Jin berusaha untuk duduk, meski dilarang Youngjae, tapi, dirinya bersikeras, membuat pemuda Choi itu menjadi ikut membantunya.
"Mark..... aku tidak yakin, tapi, sepertinya..... mereka membawa Mark" ucap Jin pelan karena menahan rasa sakit pada bagian perutnya. Dirinya juga tidak tahu kelanjutannya, Jin tidak sadarkan diri saat seseorang memukul kepalanya. Dirinya membuka mata dan sudah terbangun di rumah sakit.
"Apa maksudmu?!" Tanya Jaebum dengan nada tegasnya.
"Hyung, apa yang kau katakan? Mereka? Siapa yang membawa Mark?" Tanya Youngjae lagi.
"Aku..... aku tidak mengenali mereka. Mereka menutup seluruh wajahnya. Tapi, mereka..... mereka hanya menginginkan Mark. Mereka memaksaku untuk memberikan Mark" jelas Jin. Sungguh, dirinya merasa menyesal karena tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik.
"Siapa orang yang menginginkan Mark kita?!" Suara Youngjae setengah berteriak.
"Sial!" Umpat Jaebum yang menendang kuat sebuah meja. Rahang wajahnya mengeras dengan tangannya yang terkepal kuat hingga kuku-kukunya memutih. Darah Jaebum mendidih saat mendengar perkataan Jin.
"Ada apa? Apa kau mencurigai seseorang?" Tanya Youngjae saat melihat reaksi Jaebum. "ah sial, Park Jinyoung, aku yakin dia yang melakukan semua ini!" Gerutu Youngjae saat dirinya baru menyadari Jinyoung berada disini.
Tidak menjawab, Jaebum segera melangkah keluar. Dirinya ingin menemui Jinyoung saat ini juga. Sungguh, Jaebum tidak percaya jika pemuda Park itu akan benar pada perkataannya. Melihat itu, Youngjae segera mengejar Jaebum setelah berbicara sebentar dengan Jin.
"Jaebum?" Teriak Youngjae. Tapi, pemuda Im itu tidak menghiraukannya. Dirinya benar-benar tengah berada pada emosi yang tinggi sekarang.
Grep
Dengan langkah cepat, Youngjae berhasil menarik dan menghentikan langkah Jaebum. Dirinya bisa dengan jelas melihat kemarahan pada wajah sahabatnya.
"Apa yang akan kau lakukan?! Kau ingin menemuinya sendiri, begitu?!" Ucap Youngjae setengah berteriak. Dirinya tidak mengerti mengapa Jaebum tidak mengajaknya.
Tahu jika Youngjae tidak akan melepaskannya begitu saja, Jaebum berusaha untuk berbicara dengan baik.
"Tetaplah disini bersama Jin, dia juga membutuhkan seseorang untuk bersamanya" ucapnya.
"Jangan membuat alasan padaku! Aku tidak akan membiarkanmu menemuinya sendiri!" Bantah Youngjae. Dirinya tidak merasa yakin membiarkan sahabatnya itu menemui kekasih lamanya sendiri.
"Hm" Jaebum hanya bisa mengangguk mengikuti keinginan Youngjae. Percuma saja melawannya, Youngjae tetap tidak akan melepaskannya. Lagipula, mungkin Youngjae benar, akan lebih baik jika tidak hanya dirinya sendiri yang menemui Jinyoung. Mungkin saja, Jinyoung bisa melakukan hal buruk yang tidak diketahui.
Drrrttt drrtttt drrttt
Keduanya baru saja akan melangkah saat suara dering telepon milik Jaebum terdengar dan mengalihkan perhatian kedua pemuda tampan itu.
Melihat nama si pemanggil, Jaebum segera menjawab dengan kekesalannya.
"Apa yang sebenarnya kau inginkan, Jinyoung?! Mengapa kau membawa istriku bersamamu?!" Tekan Jaebum.
Mendengar itu, Youngjae menjadi memfokuskan dirinya pada Jaebum.
Dari telepon, Jaebum bisa mendengar Jinyoung yang tertawa sebelum berbicara.
"Ck...... aku baru saja akan memberitahumu, tapi, sepertinya pengawal pribadi itu lebih cepat memberimu informasi" ucap Jinyoung yang berhasil membuat Jaebum lebih emosi.
"Katakan apa yang kau inginkan, Jinyoung?!" Tekan Jaebum lagi.
Jinyoung membuang nafasnya sebelum berbicara. "Aku akan memberitahu apa yang ku inginkan. Jangan khawatir, aku tidak akan melukainya. Kita bisa membicarakan ini dengan baik Jaebum-ah" jelasnya.
Jaebum tidak menjawab, dirinya melirik ke arah Youngjae sesaat, membuat pemuda Choi itu memasang ekspresi bertanyanya.
"Katakan dimana kau membawa Mark? Aku akan menemuimu" ucap Jaebum lagi.
"Baiklah, aku akan mengirimu pesan. Ah, ingatlah untuk datang sendiri. Aku tidak ingin sahabatmu itu ikut campur dengan urusanmu" ucap Jinyoung dan menutup panggilan teleponnya.
"Apa yang dikatakannya?" Tanya Youngjae segera setelah melihat Jaebum tidak lagi menelepon.
"Dia akan mengirimkan alamatnya" jawab Jaebum. Dirinya tidak bisa memberitahu Youngjae jika Jinyoung tidak ingin Youngjae ikut bersamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
M I N E ( End )
FanficCause you are mine Mark and Jaebum Edition Please, give me your love and vote