48

117 18 0
                                    

Jackson baru saja membersihkan tubuhnya. Suara bunyi bel apartemen sangat mengusik pendengaran pemuda berwajah tampan itu, membuat dirinya ingin mengumpat si penekan bel.

Ceklek

"Mark?" Mata bulatnya menjadi lebih membulat saat melihat pemuda yang terus saja memenuhi hatinya.

Melihat Mark, Jackson dapat dengan mudah mengetahui jika pemuda Tuan di hadapannya ini pasti tidak baik-baik saja. Penampilan Mark, itu terlihat sangat buruk, bahkan, mata memikat miliknya terlihat sangat merah dan membengkak.

"Mark..... kau baik-baik saja?" Tanya Jackson khawatir.

Tidak menjawab, Mark hanya melihat Jackson dengan tatapan kosongnya. Membuat pemuda Wang itu menjadi lebih tidak mengerti.

"Ma..... masuklah dulu, ayo" suara Jackson.

Mark masuk, sungguh, dirinya tidak memiliki tujuan. Mark tidak ingin kembali ke rumah Jaebum, tempat yang menurutnya sangat buruk. Dan mengenai Jackson, Mark tidak tahu mengapa, tetapi, hati kecilnya seakan mengatakan jika pemuda Wang itu adalah tempat yang terbaik.

"Duduklah, Mark. Aku akan membuatkan minuman" suara pemuda yang lebih tua itu lagi seraya membawa Mark duduk.

"Apa kau mencintaiku, Jackson?" Pertanyaan yang begitu saja keluar dari mulut Mark, membuat Jackson sangat terkejut.

Menjadi gugup, mulut yang selalu saja bertengkar dengan Mark itu tiba-tiba saja menjadi membeku. Sungguh, Jackson ingin berteriak sekarang untuk menjawab pertanyaan Mark, dirinya sangat ingin mengatakan jika mencintai pemuda Tuan itu bahkan melebihi dirinya. Tetapi, dirinya menyadari kenyataan, bahwa Mark tidak akan pernah bisa menjadi miliknya.

"Bawa..... aku pergi, Jackson" lagi, air mata yang sejak tadi berusaha ditahannya di hadapan Jackson, mengalir begitu saja. Meruntuhkan semua pertahanan milik pemuda Tuan itu.

Mendengar dan melihat pemuda yang sangat dicintainya menangis, rasa khawatir begitu saja memenuhi diri Jackson.

"Mark..... Mark, tenanglah. Katakan apa yang terjadi?" Ucap Jackson.

Terus menangis, rasa sakit yang terasa sangat menyakitkan, membuat air di mata Mark tidak mudah untuk berhenti.

"Bawa aku pergi, Jackson. Aku..... aku tidak ingin berada disini" suara Mark sangat lemah.

Mendengar itu, Jackson tahu, Jaebum dan Mark, kedua pemuda itu pastilah memiliki konflik yang sangat besar. Dirinya bisa melihat ketidakberdayaan Mark, membuat rasa sakit begitu saja memenuhi dirinya.

"Mark..... jangan menangis" suara Jackson dan menarik pemuda Tuan itu dalam pelukkannya.

Pelukkan Jackson, memberikan rasa hangat untuk Mark. Perlahan, Mark berhenti menangis. Meski pikiran dan hatinya tidak merasa baik, tetapi, pemuda Wang di hadapannya seakan memberikan kenyamanan yang terasa aneh di dalam dirinya.

"Aku..... tidak ingin hidup dengan orang yang telah membunuh keluargaku" lirih Mark.

Deg

Perkataan Mark, dalam sesaat membuat detak jantung Jackson bekerja melebihi kecepatan normal. Dirinya tidak bisa percaya dengan yang baru saja didengarnya.

"Mark?",

"Dia..... yang juga berusaha membunuhku" lanjut Mark, lagi, air mata itu mengalir begitu saja.

Mendengar itu, pikiran dan hati Jackson tidak bekerja dengan baik. Hatinya terasa sangat menyakitkan saat mendengar perkataan Mark, sementara pikirannya terus saja bertanya bagaimana Mark bisa mengetahuinya.

M I N E ( End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang