Mark duduk diam di salah satu meja. Matanya memperhatikan semua orang dan suasana pernikahannya. Meski Jaebum hanya mengundang teman-teman terdekat dan rekan kerjasamanya saja, tapi acara yang ditata dengan sangat baik dan terkesan mewah ini benar-benar terlihat meriah. Tidak banyak tamu undangan di acara pernikahan mereka, semua hanya kenalan Jaebum.
Mark lagi-lagi memperhatikan cincin di tangannya. Beberapa jam yang lalu dirinya dan Jaebum resmi menjadi pasangan hidup. Mark tidak bisa untuk tidak membuang nafas beratnya. Mark berfikir jika pernikahan ini tidak akan pernah terjadi, tapi hari ini benar-benar menemuinya. Mark bahkan masih tidak percaya jika dirinya menikah. Dan yang lebih membuat Mark tidak percaya, dirinya menjadi seorang istri. Jaebum dengan tegas mengatakan jika dirinya adalah suami dan Mark adalah seorang istri. Mark tidak bisa menerima itu, dirinya adalah pria, bagaimana bisa seorang pria menjadi seorang istri?. Lagi-lagi Mark membuang nafasnya. Mark merasa kehidupan sepertinya sedang menjadikannya sebuah permainan. Hal-hal yang tidak masuk akal dan bahkan sangat sulit untuk diterima, semua menemui Mark secara bersamaan. Mark tidak bisa memutuskan , bahkan dia juga tidak memiliki kesempatan untuk itu. Dirinya benar-benar sebuah mainan yang dimainkan oleh Tuannya.
Saat Mark sedang sibuk dengan pikiran akan dirinya sendiri, Jaebum sibuk dengan semua teman dan rekan kerjanya. Pria yang jarang tersenyum itu saat ini sangat berbeda. Senyuman terus terbentuk di bibirnya. Semua dapat melihat Jaebum sepertinya sangat bahagia. Tetapi, tidak ada yang tahu hatinya. Jaebum juga tidak bahagia sepenuhnya. Ada satu hal yang terasa berat untuknya, tapi Jaebum tidak mengetahui apa hal itu. Jadi menurutnya yang bisa dilakukannya hanyalah memberikan senyuman terbaik.
"Ini, minumlah" Youngjae datang membawa minuman untuk Jaebum di tengah pembicaraannya dengan salah satu rekan bisnis Jaebum.
Jaebum menerima itu dengan baik dan memberikan senyumannya. "Terimakasih".
Di saat bersamaan, rekan kerjasama Jaebum yang berbicara dengannya mengundurkan diri. "Sayang sekali, aku harus segera pergi Tuan Im. Akan ada tamu penting yang akan bertemu denganku. Maafkan aku, tapi aku berdoa untuk kebahagiaan kalian. Aku dapat melihat, kalian pasangan yang sangat serasi. Lihat bagaimana tampannya dia" rekan kerjasama Jaebum melirik ke arah Mark. Itu membuat Jaebum dan Youngjae juga melihat ke arah Mark bersamaan. "Kau memiliki pasangan terbaik. Aku berharap kalian juga akan menjalani hidup yang baik" pria yang sudah cukup tua itu memberikan senyuman dan harapan tulusnya.
Jaebum yang mendengar itu, mendapatkan satu perasaan aneh dalam dirinya. Satu tarikan di bibir Jaebum terbentuk dengan tulus dari hatinya. Tidak tahu apa, tapi Jaebum merasakan sedikit kebahagiaan saat mendengar ucapan rekan bisnisnya itu.
"Terimakasih Tuan Choi" ucap Jaebum dengan senyuman yang masih menghiasi wajah tampannya.
Dan Youngjae, pemuda itu juga berharap hal yang sama untuk Jaebum dan Mark. Dirinya benar-benar menginginkan kebahagiaan kedua pemuda ini.
Setelah mengatakan itu, rekan bisnis Jaebum melangkah untuk meninggalkan pesta. Dan hanya menyisakan Jaebum dan Youngjae. Tidak lama, Youngjae mulai berbicara.
"Jadi, kau tidak akan mengenalkannya pada mereka semua?" Tanya Youngjae dengan lirikannya pada Mark. Pemuda itu masih saja duduk diam.
Jaebum yang mengerti maksud Youngjae dengan segera menjawab. "Mereka sudah mengenalnya. Apa yang harus ku perkenalkan lagi?".
Jawaban Jaebum yang terdengar benar-benar santai membuat Youngjae merasa sedikit kesal. "Apa kau tidak bisa melihatnya? Dia kesepian Im Jaebum, kau lihat, sejak tadi dia hanya duduk diam seperti itu".
Perkataan Youngjae membuat Jaebum melihat ke arah Mark. Meski Jaebum terus saja terlihat berbicara dengan teman atau rekan bisnisnya, percayalah, mata pemuda itu terus saja memperhatikan istrinya. Dan yang dikatakan Youngjae benar, Mark hanya duduk diam di tempat yang sama.

KAMU SEDANG MEMBACA
M I N E ( End )
Fiksi PenggemarCause you are mine Mark and Jaebum Edition Please, give me your love and vote