19

122 14 0
                                    

Mark duduk di salah satu meja. Dirinya tidak ikut menari bersama teman-temannya. Mark mengitari pandangannya, dirinya tengah mencari Jackson.

"Kenapa kau tidak ikut menari?" Pertanyaan tiba-tiba dari seorang pemuda yang tidak dikenalnya, cukup membuat Mark terkejut. Mark memperhatikan pemuda berwajah tampan ini, dirinya tidak mengenal siapa pemuda ini.

Mendapat tatapan itu dari Mark, pemuda itu menunjukkan senyuman manisnya. "Jangan melihatku seperti itu, aku bukan mahasiswa di Universitas ini. Ah, kenalkan, aku Park Jinyoung, aku sepupunya Wang Jackson. Dan kau adalah Mark, sahabat Jackson. Apa aku benar?" ucap Jinyoung dengan senyuman ramahnya. Dirinya bisa melihat reaksi Mark yang tidak percaya saat mendengar perkataannya.

Mark yang mendengar itu dari Jinyoung dibuat cukup terkejut. Dirinya menerima jabatan tangan Jinyoung begitu saja dengan tatapan ingin tahu. "Apa... apa Jackson hyung menceritakan mengenai diriku padamu?" Mark tidak bisa tidak bertanya.

"Tidak..... Tapi, aku melihat foto dan kontakmu di handphonenya. Jangan khawatir, Jackson tidak pernah menceritakan hal buruk mengenai dirimu" ucap Jinyoung yang dengan mudah menebak maksud pertanyaan Mark.

"Hm....." Mark hanya mengangguk dan tersenyum. Ada perasaan ragu dalam hati Mark, tetapi dirinya sendiri tidak mengetahui dimana letak keraguan itu saat melihat pemuda di hadapannya.

Dan, Jackson, pemuda itu melihat dari kejauhan Jinyoung yang berdua bersama Mark. Dirinya merasa tidak percaya, Jinyoung benar-benar menemui Mark. Ada kekhawatiran di dalam diri pemuda Wang itu saat melihat kedua pemuda yang ada di manik matanya.

"Ini alasan dirinya menuntut untuk ikut bersamaku" Lirih Jackson.

Ada perasaan menyesal yang dirasakannya saat ini. Jika saja dirinya tahu Mark akan datang, Jackson tidak akan membiarkan Jinyoung untuk ikut bersamanya. Sungguh, pemuda Wang itu tidak berfikir sedikitpun jika Mark akan datang. Mark selalu saja tidak ikut bersama mereka jika teman-temannya mengajaknya. Dan sekarang, sungguh Jackson tidak bisa percaya Mark akan datang di pesta dansa ini.

...

Jaebum terus saja bergerak gelisah di ruang kerjanya. Dirinya tengah menunggu Mark, tapi hampir dua jam lamanya pemuda itu tidak datang. Jaebum tidak bisa menghubungi Mark, dirinya juga tidak bisa menghubungi Jin. Tentu saja, Mark dengan sengaja mematikan handphonenya dan menuntut hal yang sama pada Jin. Dirinya tahu jika Jaebum akan pasti terus menghubunginya. Dan Jin, dengan terpaksa pemuda itu mengikuti keinginan yang lebih muda.

Drrtttt drrtttt drrtttt

Suara pesan yang masuk di handphone Jaebum mengusik dirinya. Dengan segera Jaebum membuka layar pintarnya. Jaebum menyergitkan alisnya saat melihat sebuah pesan dari nomor yang tidak dikenal.

Xx

(Gambar)

Bukankah sudah ku katakan aku memiliki tujuan Im Jaebum.

Deg

Jaebum merasa ada sebuah hantaman besar di tubuhnya. Jantungnya berdetak menjadi lebih cepat lagi. Pesan dari Jinyoung. Pemuda itu mengirimkan foto Mark yang diambil secara diam-diam. Jaebum bisa mengetahui jika saat ini Jinyoung bersama dengan Mark. Jarak mereka benar-benar dekat. Jinyoung benar dengan perkataannya saat pertama kali bertemu dengan Jaebum. Ingatan Jaebum kembali berputar pada pertemuannya dengan Jinyoung di restaurant.

( Flashback )

"Apa kau tidak ingin bertanya bagaimana kabarku? Atau, kau tidak ingin bertanya alasan aku berada disini?" Jinyoung menatap dalam pada Jaebum.

Pemuda Im itu hanya diam, dirinya tidak dapat berbicara. Jinyoung di hadapannya membuat Jaebum merasa dirinya hanya bermimpi.

Melihat Jaebum tidak bereaksi, Jinyoung memberikan senyumannya lagi dan berbicara. "Ah, tidak masalah jika kau tidak ingin bertanya. Aku tetap akan memberitahumu, jika, aku memiliki tujuan yang sangat penting Im Jaebum" ucap Jinyoung dengan penekanan di akhir kalimatnya.

M I N E ( End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang