Mark baru saja berada di rumah tepat pukul sepuluh malam. Mark mendudukkan dirinya sebentar di tepi tempat tidur sebelum mandi. Mark cukup lega karena Jaebum masih belum berada di rumah.
Ceklek
Suara pintu yang dibuka membuat Mark cukup terkejut. Mark dapat melihat Jaebum dengan dirinya yang benar-benar berantakkan. Mark menjadi gugup bahkan hanya melihat tatapan Jaebum yang mengintimidasi. Jaebum melangkah menuju Mark dengan matanya yang tidak lepas dari kedua manik Mark. Kemarahan, Itulah yang dilihat Mark dalam diri Jaebum saat ini. Mark menjadi takut saat Jaebum semakin mendekat. Dirinya reflek berdiri dari duduknya.
Mark sedikit bergerak mundur saat Jaebum lebih dekat. Mark benar-benar takut melihat Jaebum saat ini. Jaebum mengerikan, benar-benar mengerikan. Mark bisa menebak jika Jaebum dalam perasaan buruk saat ini.
"Emmpphhh..." Mark terkejut saat Jaebum meraih pinggangnya dan melumat bibirnya. Mata Mark yang membulat dapat melihat wajah penuh kemarahan Jaebum dengan jarak yang benar-benar dekat.
Mark berusaha mendorong Jaebum. Tapi tenaganya tidak sebanding dengan Jaebum. Jaebum memeluknya dengan erat dan kasar. Mark bisa merasakan himpitan di tubuhnya. Tidak menyerah, Mark terus memukul Jaebum, tapi Jaebum tidak bereaksi, lumatan di bibirnya menjadi lebih kasar.
Mark mengerang saat Jaebum dengan sengaja menggigit bibirnya dengan kuat. Itu membuat lidah Jaebum berhasil menembus bibir Mark dan melumat kasar lidah Mark. Meski dapat merasakan darah dari bibir Mark, Jaebum tidak perduli. Jaebum terus saja mendominasi tanpa memperdulikan bagaimana pemuda yang ada di dekapannya.
Mark merasa tubuhnya tidak berdaya. Jaebum yang sadar itu dengan segera menghempas tubuh Mark ke tempat tidur tanpa melepas pangutan bibir mereka. Ciuman itu menjadi lebih dalam dan kasar.
Mark kehabisan oksigen untuk bernafas. Dirinya memukul punggung Jaebum dengan lebih kuat. Mark berharap Jaebum akan berhenti menciumnya. Beruntung karena Jaebum mengerti dan segera melepas bibir Mark. Lagi, kedua manik indah mereka bertemu dalam jarak yang benar-benar dekat. Nafas Mark memburu dan Jaebum bisa merasakan itu. Tidak berapa lama, Jaebum mencium bibir Mark dengan pelan dan turun ke leher pemuda itu. Perbuatan Jaebum reflek membuat tubuh Mark menegang.
"Im Mark... aku ingin kau melayaniku malam ini!" Ucap Jaebum seduktif tepat di telinga Mark.
Perkataan Jaebum membuat jantung Mark berdetak cepat. Mark mengerti maksud Jaebum. Inilah yang benar-benar ditakuti oleh Mark. Mark tahu jika hal ini akan terjadi, tapi dirinya tidak pernah menyangka jika akan secepat ini.
Tanpa izin dari Mark, lagi, Jaebum melumat bibir Mark. Ciuman itu terasa lembut di awal dan menjadi bertambah kasar pada akhirnya. Mark tidak bisa melawan Jaebum. Mark tahu posisi dirinya.
...Jaebum mencium setiap inci tubuh Mark. Ada aroma yang memabukkan dari tubuh pria di bawahnya. Itu membuat berahi Jaebum lebih meningkat. Dan Mark, saat ini dirinya hanya bisa menerima perbuatan Jaebum. Mark tidak berani melawan pemuda yang seperti memakan rakus tubuhnya itu. Semua yang dikatakan Jaebum merupakan suatu kemutlakkan. Meski perasaan takut terus saja ada dalam diri Mark, tapi dirinya tidak berani melakukan apapun. Jaebum terlihat benar-benar menakutkan saat ini, Mark tidak berani padanya.
Jaebum mencium perut bawah Mark, dan mencium bibir Mark lagi saat dirinya mendengar Mark menahan desahannya. Jaebum melumat kasar setiap inci dalam mulut Mark. Di saat bersamaan, kakinya bergerak melebarkan kaki Mark.
"Engghh..." Mark benar-benar merasa sakit ketika Jaebum memasuki miliknya dengan kasar. Sakit itu membuat tubuh Mark menegang karena menahannya. Jaebum terus melumat bibir Mark tanpa memperdulikan reaksi pemuda di bawahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
M I N E ( End )
FanfictionCause you are mine Mark and Jaebum Edition Please, give me your love and vote