23

104 14 0
                                    

Dikarenakan jadwal kuliah yang tidak padat, kelas Mark dan teman-temannya sudah berakhir sebelum pukul satu siang. Tiba-tiba pemimpin kelas berdiri di depan dan memberikan pengumuman.

"Persiapkan diri kalian untuk berkemah besok. Kita akan berkumpul sore nanti di depan fakultas" ucap pemimpin kelas "kita akan menikmati liburan bersama" serunya dengan penuh semangat dan juga diikuti seluruh mahasiswa. Itu juga diikuti oleh kedua teman anehnya Mark.

"Mark, kau akan ikut bersama kami bukan?" Tanya Yugyeom.

"Aku tidak bisa. Itu sangat jauh, hyungku tidak akan mengizinkannya" ucap Mark.

"Ck..... tidak akan seru jika kau tidak ikut" gerutu Bam-Bam.

"Jika dirinya tidak bisa jangan memaksanya. Kalian ingin melihatnya dimarahi oleh hyung es nya?" Jackson mengatakan itu dengan melirik Mark. Dirinya sengaja menyindir pemuda Tuan itu. Sementara Bam-Bam dan Yugyeom, keduanya justru tertawa karena ucapan Jackson.

Mark tidak bereaksi, dirinya menatap dalam Jackson. Sebenarnya, ada banyak pertanyaan yang ingin ditanyakannya mengenai Jinyoung. Mark merasa jika Jackson pasti mengetahui hubungan Jaebum dan Jinyoung. Tapi pemuda Tuan itu tidak berani untuk bertanya. Dirinya takut jika memberikan pertanyaan yang salah. Lagipula, bagaimana jika Jackson tidak mengetahuinya. Hal itu membuat Mark takut dengan kebimbangannya sendiri.

...

Jaebum tengah berkutik dengan pekerjaannya, saat tiba-tiba Youngjae datang tanpa mengetuk pintu dengan wajah lesunya. Pemuda itu menghempaskan tubuhnya ke sofa di ruangan kerja Jaebum. Jaebum yang melihat wajah bertekuk Youngjae dibuat bertanya, meski sebenarnya pemuda itu sudah tahu apa yang akan dikeluhkan Youngjae.

"Ada apa? Kenapa wajahmu begitu?" Tanya Jaebum datar.

"Ck..... aku tidak mengerti. Seharusnya seorang teman bisa mengerti temannya. Tapi sepertinya dirimu tidak, kau memberikan banyak sekali pekerjaan padaku" gerutu Youngjae.

"Aku juga memiliki banyak pekerjaan Tuan Choi Youngjae". Jaebum tidak marah, dia justru merasa lucu dengan wajah kesal Youngjae.

Youngjae yang mendengar itu semakin menekukkan wajahnya. "Aku merindukan Coco ku" ucapnya dengan membayangkan hewan kesayangannya.

Jaebum menggeleng kecil, tingkah sahabatnya selalu membuatnya tidak habis pikir.

Youngjae merilekskan dirinya. Baginya, ruangan Jaebum adalah tempat yang tepat untuk menghilangkan jenuhnya akibat pekerjaan. Jaebum juga tidak mengerti mengapa Youngjae memiliki pemikiran itu. Jaebum pernah bertanya alasannya, tapi pemuda itu mengatakan hal yang menurutnya tidak masuk akal. 'Ruanganmu lebih mewah dari ruanganku'.

Beruntung karena Youngjae sahabat kecilnya, jika tidak, pemuda itu sudah memecatnya sejak dulu karena sikap sesuka hatinya.

"Ah..... aku berencana untuk membawa Mark ke rumah ku. Dia menyukai Coco. Aku pernah mengirim gambarnya pada Mark dan dia ingin bermain dengannya" teriak Youngjae dengan antusias.

Hal itu berhasil membuat Jaebum mengalihkan pandangannya dan menatap sahabatnya. "Kenapa harus Mark? Kau bisa membawa Coco ke rumah ku".

"Kau juga tidak akan mengizinkannya ke rumah ku?" Tanya Youngjae tidak percaya. Dirinya bisa mengetahui ketidak setujuan Jaebum melalui nada bicaranya.

"Jinyoung berada disini, aku yakin dia tidak sendiri. Lebih baik jika Mark tidak berada di luar" ucap Jaebum meyakinkan.

Pemuda Choi itu membuang berat nafasnya. "Aku berada bersamanya, lagipula dia tidak keluar sendiri. Jangan terlalu mengekang dirinya Jaebum, dia bukan anak kecil lagi. Dia istrimu" ucap Youngjae lembut. Dirinya masih tidak memahami sikap Jaebum.

Mendengar nasehat yang lagi-lagi keluar dari mulut Youngjae, Jaebum hanya bisa mendengarnya. "Aku tahu itu" ucapnya datar.

...

Jaebum dan Mark tengah menikmati makan malam mereka. Beberapa menit berlalu dalam diam.

"Aku sudah selesai" ucap Mark yang baru saja akan beranjak. Dirinya masih enggan berlama-lama dengan Jaebum.

"Weekend nanti, Youngjae akan datang menjemputmu. Dia ingin membawamu ke rumahnya untuk bermain dengan Coco" ucap Jaebum sebelum Mark melangkah.

"Benarkah?" Tanya Mark antusias. Dirinya ingin sekali melihat anjing lucu itu secara langsung.

"Hm, dia sudah memberitahuku" ucap Jaebum lagi.

"Baiklah" ucap Mark singkat dan segera menuju kamar lamanya. Dirinya selalu menghabiskan waktu di kamar lamanya. Jika sudah mengantuk, baru Mark akan kembali ke kamarnya Jaebum.

Jaebum melihat siluet Mark yang sudah menghilang ke lantai atas. Sungguh, pembicaraan mereka seperti dua orang asing. Kedua pemuda itu hanya akan banyak mengeluarkan kata ketika bertengkar. Jika tidak, maka tidak akan ada banyak kata yang keluar. Jaebum selalu menyadari sikap kerasnya. Dirinya juga selalu berusaha untuk bersikap lebih baik. Tapi, sikap Mark yang menurutnya selalu bertentangan, membuat pemuda Im itu tidak bisa mengendalikan dirinya.
...

Mark menonton televisi di kamarnya. Dia memilih acara yang ditontonnya dengan acak. Sebenarnya, Mark tidak fokus pada televisi yang menyala itu, dirinya terus saja bermain dengan handphone pintarnya.

Drrttttt drrrttttt drrrttttt

Mark segera membuka pesan grup dirinya dengan ketiga sahabat absurdnya. Yugyeom mengirim foto mereka yang sedang berada di dalam bus. Mark kesal melihat gambar itu. Ketiga sahabatnya terus saja menggoda dan mengejek dirinya sejak tadi.

Kelas Mark tidak memiliki jadwal kuliah selama dua hari. Jadi, seluruh mahasiswa membuat rencana untuk berkemah. Mark benar-benar ingin mengikuti perkemahan itu. Dirinya bisa membayangkan bagaimana keindahan alam yang hijau dan keseruan bersama teman-temannya. Tapi, Pemuda Tuan itu selalu terhambat dengan suami keras kepalanya.

Mark terus saja menggerutu karena kesal saat melihat pesan dari sahabat-sahabatnya. Mereka terus saja mengganggu Mark. Meski hanya sebuah pesan, tapi, Mark tetap saja merasa kesal dengan itu. Pemuda itu terlihat membuang berat nafasnya.

M I N E ( End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang