20

145 18 0
                                    

Youngjae baru saja berada diri rumah Jaebum. Rumahnya yang tidak terlalu jauh dari rumah Jaebum membuatnya sampai duluan sebelum pemilik rumah. Saat Youngjae akan memasuki rumah mewah itu, Jaebum dan Mark juga sampai.

Mark segera bergegas keluar dari mobil saat mobil Jaebum berhenti. Dirinya tidak perduli dengan Jaebum. Sungguh, Mark merasa kesal pada Jaebum. Pemuda itu memiliki pemikiran yang tidak wajar menurutnya. Mark berjalan dengan langkah cepatnya.

"Mark....." panggil Youngjae. Tapi pemuda itu mengabaikan Youngjae. Dirinya benar-benar tidak perduli pada apa saja saat ini.

Dan Jaebum, dirinya juga segera mengikuti Mark. Pemuda Im itu benar-benar emosi karena Mark.

"Jaebum!" Youngjae menarik tangan Jaebum. Menghentikan langkah pemuda itu.

"Bersikaplah lebih baik padanya!" Ucap Youngjae dengan tegas saat menyadari kemarahan pada diri Jaebum. Pemuda Choi itu dengan mudah menebak apa yang akan terjadi.

Jaebum hanya diam, dirinya menghempas tangan Youngjae begitu saja dan segera menuju kamarnya. Youngjae yang tahu Jaebum tidak memperdulikannya, juga mengikuti pemuda itu. Dirinya tidak bisa berhenti memikirkan apa saja yang bisa dilakukan Jaebum. Jaebum selalu kehilangan kendali ketika dirinya marah. Pemuda itu bisa melakukan apa saja di tengah emosi tingginya.

...

Mark melempar asal jas yang dikenakannya ke atas sofa. Jaebum, pemuda itu benar-benar membuatnya seakan gila. Dirinya terhentak saat Jaebum masuk dan membanting kuat pintu kamarnya. Kedua manik indah mereka bertemu dengan tatapan saling menyalang.

"Apa yang sebenarnya kau inginkan?!" Teriak Mark saat Jaebum sudah berada di dekatnya. "Aku meminta izin darimu, dan kau mengizinkanku, lalu, kau memintaku untuk kembali?! Apa yang sebenarnya ada di pikiranmu?! Apa kau berfikir kau bisa mengendalikan diriku?!" Ucap Mark yang tidak bisa lagi menahan kekesalannya.

"Kendalikan dirimu saat bersamaku! Apa kau lupa siapa yang menentukan semuanya disini?!" Sengit Jaebum dengan penekanan pada kalimatnya. Jaebum tidak percaya, Mark benar-benar melawannya. Pemuda di hadapannya bahkan berani mengatakan hal itu pada Jaebum.

Mark lebih menatap nyalang pada Jaebum. "Lakukan, lakukan saja sesuka hatimu!" Teriak Mark dan berjalan keluar kamar. Jaebum yang melihat itu segera menarik tangan Mark.

"Bersikaplah lebih baik padaku!" Tekan Jaebum, tangannya menggenggam erat tangan Mark.

"Bukankah seharusnya aku lah yang mengatakan itu?!" Sengit Mark dan menghempas kuat genggaman Jaebum. "Tidak bisakah kau memperlakukanku dengan baik Jaebum?!" Ucap Mark. Terdengar getaran di kalimat yang dikatakannya.

Jaebum, dirinya bisa melihat rasa sakit di wajah pemuda di hadapannya. Tapi, dirinya juga merasakan rasa sakit yang sama. Jaebum selalu berusaha memperlakukan Mark dengan baik, tapi pemuda itu tidak pernah menerimanya dengan baik. Jaebum merasa, jika, Mark tidak pernah mendengarkannya. Pemuda itu lebih berani melawan dirinya, itulah yang dilihat Jaebum.

"Aku melakukannya.....",

"KAU TIDAK, KAU TIDAK PERNAH MELAKUKANNYA! KAU SELALU SAJA MEMAKSA KEINGINANMU PADA DIRIKU! APA KAU PIKIR DIRIKU ADALAH ROBOT MU IM JAEBUM?! APA KAU YANG MEMBUAT DIRIKU DAN KAU YANG BERHAK MENGENDALIKANKU....."

"JAGA BICARAMU MARK TUAN!" Teriak Jaebum dan meraih kerah kemeja Mark.

Jaebum yang mendengar suara tinggi dan bentakan dari Mark dibuat tidak percaya. Mark menaikkan suaranya pada Jaebum, itu membuat pemuda Im itu tidak bisa lagi menahan emosinya. Dan Mark, dirinya juga tidak bisa menahan kemarahannya lagi. Dirinya selalu mengalah dan diam selama ini pada Jaebum.

M I N E ( End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang