Jaebum baru saja berada di rumah saat malam hari. Ada banyak pekerjaan penting yang harus diselesaikannya bersama dengan Youngjae. Saat dirinya berada di kamar, Jaebum tidak melihat pemuda yang terus saja ada di pikirannya. Tidak perlu mencari, Jaebum tahu dimana Mark berada. Pemuda Tuan itu selalu melewati waktu dengan berada di kamar lamanya.
Meletakkan tas kerja dan membuka jasnya. Jaebum berjalan menuju dapur. Dirinya ingin mengetahui apakah istrinya itu sudah memakan makan malamnya atau tidak.
"Apa dia sudah makan?" Tanya Jaebum pada salah satu pelayan yang sedang merapikan meja.
"Tidak Tuan, Tuan muda tidak makan lagi. Kami sudah menyiapkan makanannya sejak dua jam yang lalu, tapi Tuan muda tidak turun untuk makan sedikitpun" jelas pelayan itu sopan.
Mendapat jawaban itu, Jaebum membuang pelan nafasnya dan melangkah pergi. Dirinya menuju kamar Mark. Pemuda Im itu ingin segera masuk, tapi kamar yang terkunci menghentikan langkahnya.
Tookkk tookkk tookkk
Ketuknya pada pintu kamar Mark. Tidak mendapat jawaban, Jaebum mengetuk lagi.
"Mark?" Panggilnya.
Beberapa kali mencoba mengetuk dan memanggil Mark. Tapi, dirinya tidak mendapat jawaban. Lagi-lagi, pemuda Im itu membuang nafasnya.
"Dia pasti tertidur lagi" lirihnya. Dengan perasaan tidak suka yang tiba-tiba saja ada di hatinya, Jaebum terpaksa melangkah dan kembali ke kamarnya.
Dan Mark, dirinya mendengarkan dengan hati-hati suara langkah Jaebum dari balik pintu. Mark sengaja tidak menjawab Jaebum. Dirinya masih tidak ingin berhadapan dengan pemuda menyebalkan itu. Kekesalannya pada Jaebum membuat nafsu makan pemuda Tuan itu menghilang dan bahkan membuat dirinya tidak bisa tertidur. Sejak pertengkaran itu, Mark tidak makan dan tidak bisa tidur sama sekali. Pikirannya terus saja merutuki Jaebum.
...
Jaebum keluar dari kamarnya untuk menuju meja makan. Pagi ini dirinya sedikit terburu-buru karena ada pertemuan penting. Ada beberapa berkas yang belum siap dan dirinya memerlukan file yang ada pada Youngjae.
Saat menuju tangga, matanya menangkap siluet Mark yang berjalan pelan dengan memegang pinggiran tangga. Jaebum melihat Mark yang berjalan sedikit tidak lurus. Dirinya segera mendekati Mark dan bertanya.
"Mark? Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya ingin tahu saat melihat Mark berhenti dan memegang keningnya.
Mark yang cukup terkejut memutarkan tubuhnya menghadap Jaebum. Jaebum dapat melihat wajah pucat dan mata lelah Mark.
"Aku..... baik-baik saja" ucap Mark pelan. Dirinya tengah menahan rasa pusing dan perutnya yang terasa sakit lagi. Pemuda Tuan itu sudah menahan rasa sakitnya sejak malam tadi.
"Kau yakin? Kau terlihat pucat" ucap Jaebum lagi. Ada perasaan khawatir yang menyerangnya saat ini.
"Hm..... aku..... akkhhh....." ringis Mark yang dengan tiba-tiba memegang kepala dan perutnya bersamaan.
Jaebum yang mendengar ringisan Mark dan dirinya yang meremas kepala dan perutnya dibuat menjadi panik. Dirinya reflek memegang tubuh Mark.
"Ada apa?" Tanyanya khawatir.
"Tidak, aku baik-baik saja" sanggah Mark. Dirinya masih tidak ingin berhadapan dengan Jaebum dan berusaha melepas genggaman tangan Jaebum pada dirinya. Tetapi, saat ini Mark seakan tidak memiliki tenaga. Kepalanya terasa menjadi lebih sakit begitu juga perutnya.
Bruukkkkk
"MARK....." teriak Jaebum panik saat tiba-tiba saja Mark terjatuh tidak sadarkan diri dalam tangkapan Jaebum.
KAMU SEDANG MEMBACA
M I N E ( End )
FanfictionCause you are mine Mark and Jaebum Edition Please, give me your love and vote