Di tempat tidur, dengan gerakkan lembut dan perlahan, Jaebum mencium dan menikmati bibir merah milik pemuda di bawahnya. Gerakkan Jaebum yang seakan menggoda, membuat Mark tanpa sadar membuka mulutnya, memberikan celah untuk lidah Jaebum mengeksplore setiap inci bagian dalam rongga mulutnya.
"Engghh....." Mark melenguh saat salah satu tangan Jaebum menyentuh titik sensitif di dadanya. Membuat aliran aneh pada tubuh Mark saat tangan Jaebum mulai bergerak menyentuhnya.
Perlahan, Jaebum membuka bathrobe yang dikenakan Mark tanpa melepas pangutan bibir mereka. Dirinya juga dengan segera membuka bathrobe miliknya.
Merasa lelah, Mark memberontak dengan mendorong tubuh Jaebum. Dirinya membutuhkan oksigen untuk bernafas. Jaebum yang mengerti segera melepas ciumannya. Matanya dengan jelas melihat bibir Mark yang jauh lebih memerah saat ini.
Meski lampu kamar tidak memiliki cahaya yang banyak, tetapi, kedua netra yang menatap dalam jarak yang sangat dekat itu dapat dengan jelas melihat kilatan hasrat yang menggairahkan. Lagi, bibir merah Jaebum mencium bibir menggoda di bawahnya. Ciuman yang lebih lembut dengan gerakkan yang sangat ahli.
"Dengar, kau boleh menggigitku jika kau merasakan sakit" ucap Jaebum yang membuat Mark tanpa sadar menelan ludahnya kasar dan menganggukkan kepalanya begitu saja.
Melihat wajah tampan Mark yang terlihat menggairahkan, Jaebum tidak bisa menahan lebih lama lagi. Dengan gerakkan pelan, Jaebum memasuki miliknya dalam tubuh pemuda di bawahnya. Membuat pemuda Tuan itu meringis dengan rasa sakit yang sebelumnya sudah pernah dirasakannya.
"Enngghhhh....." lenguh Mark saat gerakkan Jaebum terasa lebih dalam.
Melihat reaksi Mark, Jaebum segera mencium bibir Mark. Berusaha mengalihkan fokus pemuda itu dari rasa sakitnya.
"Akkhhh....." desah Mark, saat milik Jaebum benar-benar memenuhinya.
Tidak bergerak, Jaebum mendiami dirinya beberapa saat. Memberi rasa terbiasa pada pemuda di bawahnya. Matanya dengan jelas melihat dada Mark yang menderu dan keringat kecil yang mulai membasahi wajahnya. Sangat tampan, adalah pernyataan yang yang tanpa sadar terus saja berputar di kepala Jaebum, saat matanya dengan jelas melihat wajah pemuda di bawahnya.
"Aku akan bergerak sekarang" suara Jaebum lagi yang berhasil membuat Mark seakan tidak dapat menghirup oksigennya.
Tanpa izin Mark, Jaebum segera menghentakkan miliknya dengan tempo perlahan. Membuat pemuda Tuan di bawahnya meringis sakit saat merasakan milik Jaebum menyentuh dinding-dinging sensitifnya.
"Akkhhh..... akkhhh.....enngghhh" desah Mark. Sungguh, tubuhnya merasa penuh dengan milik Jaebum yang menghentaknya dengan kecepatan yang mulai meningkat.
Mendengar desahan Mark, Jaebum seakan mendapatkan amunisi birahinya. Dirinya mempercepat gerakkannya, menikmati dengan baik setiap inci hangat itu.
"Akkhhh..... akkhhh...... Jaebum..... slowly..... akkhhh....." Mark berteriak saat Jaebum benar-benar menyentuh titik terdalamnya. Membuat sensasi yang sedikit menyakitkan mulai menyerang tubuh Mark.
Mendengar itu, Jaebum terus bergerak dalam hentakkan cepat. Tubuh Mark seakan membuatnya gila dalam hitungan detik. Mendengar desahan sakit Mark, Jaebum tetap bergerak. Dirinya tahu rasa sakit itu akan menjadi nikmat tersendiri nantinya.
"Engghhh....." lagi, suara lenguhan keluar dari bibir Mark yang telah memerah. Dengan sempurna, Jaebum menciptakan karyanya di tubuh Mark.
Perlahan, kenikmatan mulai menjalar di tubuh Mark. Gerakkan Jaebum dengan tempo cepat dan sangat dalam memberikan sensasi yang berbeda untuknya. Terlebih, bibir merah pemuda Im itu tidak pernah lepas dari menikmati bibir dan setiap inci tubuh Mark. Seakan memberikan sebuah aliran aneh yang mengalir di seluruh tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
M I N E ( End )
FanfictionCause you are mine Mark and Jaebum Edition Please, give me your love and vote