41

136 18 0
                                    

Mark baru saja selesai membersihkan tubuhnya. Dirinya keluar dari kamar mandi dan melihat Jaebum yang tengah duduk memainkan ponselnya di sofa. Mengabaikan pemuda Im itu, Mark berjalan menuju tempat tidur.

Tangannya bergerak untuk mengambil ponselnya yang terletak di atas lemari kecil tepat di sebelah tempat tidur. Tapi, sesuatu yang berbentuk kertas yang terletak di sebelah ponselnya lebih menarik perhatian Mark.

Melihat tiket pesawat yang ada di genggamannya, Mark tidak bisa untuk tidak bertanya.

"Jae.....",

"Itu tiket untuk ke Jeju" sahut Jaebum saat Mark belum menyelesaikan ucapannya. Mendengar itu, Mark lebih dibuat tidak mengerti.

"Jeju?" Ucap Mark "apa kau akan ke Jeju?" tanyanya lagi.

"Bukan hanya aku, tapi, kau juga" jawab Jaebum.

Sungguh, Mark seakan merasa pendengarannya tidak berfungsi dengan baik. Jaebum mengatakan itu untuk dirinya, benarkah? Mark tidak bisa percaya itu.

"Apa..... aku juga akan pergi ke Jeju?" Tanyanya mengulangi.

"Hm" deham Jaebum mengangguk.

Mendapat jawaban yang terlihat meyakinkan, rasa bahagia begitu saja memenuhi dirinya. Tetapi, raut wajahnya berubah sedikit menekuk saat melihat tanggal keberangkatan yang ternyata dua hari lagi.

"Tapi..... aku memiliki kelas di tanggal ini" ucapnya sedikit kecewa.

Mendengar perkataan Mark, Jaebum berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati pemuda yang berdiri di sebelah tempat tidur itu.

"Tidak masalah jika libur beberapa hari" ucapnya yang telah berada di dekat Mark.

Lagi, Mark dibuat tidak percaya dengan perkataan Jaebum. "Apa..... aku boleh tidak mengikuti kelasku?" Tanyanya ragu. Pasalnya, Mark tahu Jaebum tidak suka jika dirinya tertinggal pelajaran.

"Itu hanya beberapa hari, tidak masalah" jawab Jaebum meyakinkan.

Hal itu berhasil membuat si pemuda Tuan itu tersenyum lagi. Dirinya akan berlibur, tentu saja Mark sangat bahagia mendengarnya. Terlebih, itu adalah tempat yang sangat ingin didatangi Mark. Sudah sangat lama dirinya ingin pergi berlibur ke Pulau Jeju. Tetapi, peraturan Jaebum yang sangat menyusahkan, bahkan lebih menyusahkan daripada peraturan negara, membuat Mark menjadi terjebak dan tidak dapat bergerak dengan leluasa.

Melihat ekspresi bahagia dari pemuda di hadapannya, ada getaran yang tidak diketahui Jaebum dalam dirinya. Mark menginginkan liburan, Jaebum tahu akan hal itu. Dirinya menyadari, selama bersama dengannya, Mark tidak pernah ke tempat manapun. Rute hidup pemuda itu hanya rumah dan tempatnya mendapatkan pendidikan. 

Mark berasal dari keluarga yang sangat kaya. Ayahnya bukan hanya seorang CEO ternama di LA dan beberapa negara, tetapi juga seorang mafia yang memiliki kekuasaan hebat. Sejak kecil, Mark terbiasa bepergian ke tempat-tempat terbaik. Tetapi, setelah kejadian buruk sembilan tahun yang lalu, membuat hidup Mark menjadi sangat berubah. Dirinya hidup bersama seseorang yang sama sekali tidak dikenalnya, mendapatkan peraturan-peraturan yang tidak masuk akal bahkan hampir membuatnya gila, dan tidak ada kebebasan untuk dirinya melangkah.

Itu seakan Mark adalah seekor burung liar yang  hidup di alam bebas, yang tiba-tiba saja bertemu dengan seseorang yang ingin memeliharanya, dan membuatnya terjebak di dalam sangkar yang terlihat mewah namun sangat menyiksa baginya. 

...

Pukul dua belas siang, kedua pemuda tampan baru saja memijakkan kakinya pada tempat yang terkenal dengan keindahan lautnya. Matahari tepat berada di atas, membuat panas sangat meresap di kulit. Tetapi, angin yang juga cukup menyejukkan sedikit meredakan rasa panas yang menyerang itu.

M I N E ( End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang