David James Scott, itu namaku.
Aku lahir sebagai pria keturunan Indonesia - Inggris dari seorang ayah bernama Hume Scott. Dia seorang pengusaha.
Aku terlahir dengan anugerah fisik yang mumpuni dan bakat bermusik. Perempuan manapun yang melihatku pasti akan jatuh hati.
Namun hidupku nggak seindah itu. Apa yang dilihat orang hanyalah sampulnya. Mereka nggak benar-benar mengenalku.Aku jamin, kalau mereka mengenalku, mereka akan enggan menjadikanku pasangan. Bahkan untuk menjadi temanku saja, mungkin mereka akan berpikir berulang kali. Itulah kenapa aku menutup diri. Aku membiarkan mereka melihat hidupku dari sampulnya saja. I never let anybody know me deeper.
Hanya segelintir orang yang mengenalku dan kehidupanku yang sebenarnya. Ibu dan sahabatku, Reagan. Mereka adalah satu-satunya yang kupercaya. Namun pada akhirnya, aku merasa dikhianati karena mereka berdua lebih memilih cintanya.
Bagiku, cinta hanyalah omong kosong.
Aku nggak mengerti kenapa orang begitu ingin memiliki seseorang, begitu giat berusaha dan berjuang demi seseorang, membuang waktu dan tenaga demi seseorang yang pada akhirnya akan menyakitinya?Mencintai seseorang hanyalah membuang-buang waktu, menikahi seseorang sama halnya mengorbankan kebahagiaanmu sendiri untuk berkompromi dan berkorban seumur hidup demi seorang manusia egois.
Bukan tanpa alasan aku berpikir seperti itu. Aku hidup dalam keluarga yang mapan secara ekonomi. Tapi secara moril, keluargaku hancur. Ayahku adalah penipu kelas kakap. Dia adalah pengusaha yang nggak jujur dan menipu banyak klien dengan investasi semu. Dia pemain wanita dan pecandu alkohol. Setiap malam dia akan menghabiskan waktunya untuk mabuk-mabukan dan bersenang-senang dengan gadis-gadis penghibur. Terkadang dia membawa mereka ke rumah, dan ibuku tahu soal itu.
Dia hanya terlalu bodoh untuk menceraikan ayah dengan dalih janji pernikahan.
Butuh lima belas tahun bagi ibu untuk menyadari bahwa ayah bukanlah orang yang pantas untuk dipertahankan.
Dia terlambat untuk menyelamatkanku dari benih-benih kebencian dan kerusakan mental.
Aku tumbuh menjadi laki-laki yang emosional, keras, dan nggak percaya cinta. Aku bahkan minum-minum saat usiaku baru lima belas tahun dan mengukir tato pertamaku di lengan ketika usiaku enam belas tahun.
Aku benci diriku karena terlahir sebagai seorang laki-laki. Menjadi laki-laki artinya suatu saat nanti akan menjadi ayah. Dan menjadi ayah berarti menjadi seseorang yang dibenci oleh anak. Aku nggak percaya ada ayah yang benar-benar peduli pada anaknya. Itu salah satu faktor mengapa aku nggak ingin menjalin hubungan dengan perempuan mana pun.
Aku nggak ingin dekat dekat perempuan mana pun, nggak ingin menikahi siapa pun, nggak ingin berhubungan dewasa dengan siapa pun. Aku hanya hidup untuk diriku sendiri.
Hidupku begitu berantakan, sampai akhirnya aku mencapai titik balik dalam hidup.
Sebuah titik dimana aku menemukan seseorang yang menjadi alasan mengapa aku harus berjuang untuk sembuh. Seseorang yang menjadi alasan mengapa aku mulai membuka diri dan membiarkan orang lain mengenaliku. Seseorang yang mau melewati proses panjang dan mengajariku apa arti memaafkan. Nggak hanya memaafkan, tapi juga melupakan. Meskipun itu nggak mudah, sungguh.
Gadis itu yang membuka mataku dan menjadi obat paling mujarab bagi lukaku.
I would say, she's like a drug for me. I'm addicted to her and craving for her when she's not around. How could it be? I don't understand. I can't find a word to describe how precious she is for me, and how lucky i am she choose me.
It was her that changed me.
This is my story.... Our story. And here's where it all begun.....
.
.
.
.
Halo!! Selamat datang di cerita yang aku buat . Semoga kalian suka...Kalau iya, boleh lah tambahin di reading list atau perpustakaan kalian. Hehe. Cerita ini terinspirasi dari banyaknya toxic relationship & broken home yang dialami sama anak-anak muda. Lewat cerita ini, aku pengen menitipkan satu pesan : everybody deserve a chance. Semua orang layak untuk sebuah kesempatan.
Oh ya, jangan lupa cek sequelnya juga ya. Judulnya After Love. Thankyou!
Lots of love,
Author A.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Hate, Future, and Past
RomanceTrauma dan luka membentuk kepribadiannya menjadi emosional, kasar, dan tertutup. Tapi bagaimanapun, David tetaplah manusia dengan hati. Seorang gadis lugu yang menjadi korban hubungan abusive, mampu mengobrak-abrik hatinya yang terus berusaha menya...