kebohongan

54 17 14
                                    

Lagu untuk chapter ini : Lie To Me - 5SOS feat Julia Michaels

SANDRA'S POV

Jason tersenyum sambil membawa seikat bunga berwarna kuning untukku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jason tersenyum sambil membawa seikat bunga berwarna kuning untukku. Aku menerima bunga itu dan membalas dengan senyum kecil. tidak lupa, mengucapkan terimakasih. Pria itu kemudian memelukku erat. Aroma maskulin dari tubuhnya pun menyeruak ke indra penciumanku.

Aku melepas pelukannya dengan canggung, seketika teringat pada kejadian terakhir kali di mobilnya, tepat sebelum aku pergi dengan taksi online.

sudah kuputuskan, aku memaafkan Jason dan memberinya satu kesempatan lagi, untuk yang terakhir kalinya. Pada akhirnya, aku pun mengalah dan memberitahunya tempat tinggal baruku.

Ah, seketika aku teringat. David barusaja pergi dari sini. Mungkinkah mereka berpapasan? Aku menyelidik di balik mata kekasihku itu. Nggak ada sorot kecurigaan sama sekali di matanya. Dia hanya menatapku dengan penasaran, apakah yang ada di pikiranku.

"Ada apa?" Tanya Jason.

"Oh, nggak ada. Mau ku buatkan apa?" Tanyaku sambil dengan cepat membereskan sisa minuman dan roti panggang yang kusuguhkan pada David tadi. Dia nggak menyentuh rotinya sama sekali.

"Roti panggang itu terlihat menarik. Kau baru saja memasaknya?" Jason mengambil posisi duduk dan wajahnya menyelidik ke arah gelas dan roti yang kubawa.

"Ah, ya.. aku tadi membuat sirup dan roti panggang. Tapi rotinya sudah dingin. Aku buatkan yang baru jika kau-" Jawabku gelagapan. Ah, aku memang sangat buruk dalam menutupi sesuatu.

"Buatlah beberapa lagi untuk kita. Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu hari ini." 

aku mengangguk, bersyukur dia nggak curiga kalau ada seseorang yang datang kemari. Dia hanya tersenyum menatapku penuh arti.

Ketika aku sedang menyiapkan hidangan, Jason tiba-tiba memelukku dari belakang. lengan kekarnya merengkuh pinggangku, dan seketika aktifitasku terhenti. Pria itu menciumi setiap inci leherku, dan tangannya mengelus perutku pelan, memberikan sensasi seperti sengatan listrik dalam tubuhku.

"I miss you so much, babe"  Dia berbisik pelan di telingaku. Tubuhku bereaksi atas setiap sentuhannya, dan bibirku mengeluarkan desahan pelan. Jason kemudian menggigit leherku sembari berbisik "Aku rindu suara itu." dan seketika, hal itu membawaku kembali ke dunia nyata. Aku memutar tubuh dan mendorong tubuhnya untuk membuat jarak di antara kami. Tidak. Aku tidak boleh seperti ini. Terlalu cepat.

"Rotinya bisa hangus kalau kau menggangguku." aku merajuk, kembali melanjutkan kegiatanku semula. Jason menyunggingkan senyum miring. "Salahkah aku jika ingin menghabiskan waktu dengan kekasihku sendiri? Aku sudah menahan diri cukup lama." Ujarnya sambil bersandar di pantry dapur dan mengusap bibirnya menggodaku.

"Sudahlah, Jason." Aku membuang muka. Pria itu mengalah. Dia berjalan kembali ke kursi dan menyalakan televisi, menungguku hingga selesai.

Selesai memasak, aku meletakkan roti dan sirup di atas meja. Jason pun segera meraih roti itu dan memakannya dengan lahap. Akupun meraih satu roti dan menghabiskannya perlahan.

Love, Hate, Future, and PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang