Lagu untuk chapter ini : gotta find you - Joe Jonas
You're the remedy I'm searchin' hard to find
To fix the puzzle that I see inside
Painting all my dreams the color of your smile
When I find you it will be alrightI need to try to get to where you are
Could it be, you're not that far?You're the voice I hear inside my head
The reason that I'm singin'
I need to find you, I gotta find youYou're the missin' piece I need
The song inside of me
I need to find you, I gotta find you 🎵
Suara riuh tepuk tangan mengiringi langkahku turun dari panggung kafe setelah menyanyikan lagu berjudul Gotta Find You. Lagu yang sangat terkenal pada zamannya. Kalau kau tahu lagu ini, berarti usiamu cukup tua. Atau setidaknya, kita sepantaran.Samuel dengan senyum lebarnya berdiri dan turut memberi applause . Pria itu menyusulku, merangkul pundakku.
"David, kau luar biasa! Ayo kubawa kau bertemu dengan seseorang." katanya dengan semangat, lebih semangat daripada bocah umur lima tahun yang mendapat lolipop.
"Siapa?" tanyaku.
"Seseorang yang akan membuatmu terbang lebih tinggi. Jika kau berminat."
Aku mengangkat alis, namun nggak menanyakan lebih lanjut kejelasan mengenai siapa yang akan kutemui, karena mataku telah menangkap seorang pria dengan setelan jas kasual dan jambang tebal di wajahnya, tersenyum ke arah Samuel.
"Pak Robert, ini bintang kami, David." kata Samuel sambil menepuk pundakku dengan bangga. "David, ini Robert Tjahya Adi, orang yang akan mewujudkan mimpimu."
"Halo, David. Senang bertemu denganmu!" Robert mengulurkan tangan padaku, dan kami berjabat tangan. Kuberikan senyum tipis pada pria itu, kemudian kami duduk bersama dan mengobrol ringan sebelum akhirnya, Robert mengungkapkan niatnya.
Rupanya, dia adalah seorang pemilik label dan studio musik--yang meskipun belum terlalu besar-- tetapi sudah berhasil mencetak beberapa penyanyi solo dan band berbakat. Beberapa dari mereka sempat mengikuti ajang pencarian bakat untuk mengembangkan karir. Amazing.
Singkatnya, pria bernama Robert itu sengaja diundang oleh Samuel untuk melihat penampilanku malam ini. Benar saja, pria itu mengaku menikmati performaku dan dia bilang aku memiliki potensi. Robert kemudian menawarkan sebuah kesempatan untuk rekaman lagu di studionya.
"Aku bisa membantumu mulai dari promosi, distribusi, sampai hak cipta lagumu. Salah satunya, kita bisa memanfaatkan kanal youtube, salah satu platform streaming terbesar saat ini." Robert kemudian menjelaskan bagaimana sistem kontrak, pembagian keuntungan, dan hal-hal lain yang sejujurnya membuat kepalaku ingin meledak. Otakku hanya mampu memproses sesuatu yang sederhana, to be honest.
"David, ini kesempatan untukmu! Bukankah sudah lama kau ingin mempublikasikan karyamu?" Tanya Samuel dengan antusias.
"Ya, tapi-"
"Kesempatan di depan mata, nak. Jangan lewatkan begitu saja." Sahutnya.
Aku mendegus, menatap cukup lama pada lembaran berisi kesepakatan kontrak yang diletakkan di atas meja, mencerna baik-baik kata-kata Robert yang sempat kuingat. Memang benar, musik adalah hidup, sekaligus pelarianku di samping liquor tentu saja, tapi mempublikasikan laguku sendiri..... Entahlah. Aku ingin, tapi nggak cukup percaya diri untuk melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Hate, Future, and Past
RomanceTrauma dan luka membentuk kepribadiannya menjadi emosional, kasar, dan tertutup. Tapi bagaimanapun, David tetaplah manusia dengan hati. Seorang gadis lugu yang menjadi korban hubungan abusive, mampu mengobrak-abrik hatinya yang terus berusaha menya...