pembuktian diri.

52 16 25
                                    

Lagu untuk chapter ini : 5sos - amnesia

Kalian tahu sebuah kebodohan yang dibuatnya yang membuatku nggak habis pikir? Gadis itu nggak bisa berhenti membaca kisah lamanya. Meskipun dia tahu bagaimana kisah itu akan berakhir.

***

SANDRA'S POV

"Sudah lama kita nggak saling bicara. Bagaimana kabarmu, Sandra?"

Aku menghela nafas, menatap layar ponselku yang menampilkan nama Jason dan panggilan loudspeaker.

Aku beralih ke balkon, nggak ingin mengganggu istirahat ibuku. Dan disinilah aku sekarang, berbicara dengan mantan kekasihku di tengah malam.

"Baik-baik saja." Jawabku singkat.

"Aku ingin bicara."

"Katakan saja apa yang mau kau katakan." Jawabku, berusaha menahan rasa kesal sekaligus takut agar nggak mempengaruhi nada bicaranya. Sebisa mungkin, aku mencoba tenang.

Aku takut dia akan marah dan memakiku lagi. Terutama karena aku tiba-tiba menghilang dengan pindah ke apartemen ini. Aku nggak ingin mendengar kata-kata kasar darinya lagi. Sungguh

"Dengar, bukan tanpa alasan aku meneleponmu. Aku ingin membicarakan banyak hal denganmu. Dan yang terpenting adalah, aku ingin minta maaf."

Minta maaf? Dia nggak pernah minta maaf secara langsung soal tindakannya sebelumnya. Bukan dengan kata maaf dia menyelesaikan masalah.

"Sandra, kau dengar aku?"

"Ya.."

"Aku tahu nggak akan mudah bagiku mendapatkan maaf darimu. Tapi bisakah kita mulai dari awal lagi? Maksudku.. bisakah kau memberiku kesempatan sekali lagi?"

"Aku selalu memberimu kesempatan"

Oh God, dadaku merasa sesak mengucapkannya. "Dan kau selalu menyia-nyiakan kesempatan itu."

Hening

"Aku tahu. Tapi aku janji kali ini akan berbeda. Beberapa minggu jauh darimu membuatku gila."

Omong kosong.

Jangan percaya padanya Sandra.

Dia hanya mencoba merayumu.

Kembali hening.

"Sandra... Katakan sesuatu" kata Jason, lebih seperti memerintah.

"Aku nggak tahu apa yang harus kukatakan. Kau membuatku bingung sekaligus takut."

"Apa yang kau takutkan?"

"Kau selalu seperti ini. Di satu hari kau bisa bersikap manis, di lain hari kau akan menyiksaku , memakiku, apa sebenarnya maumu, jason?"

"I just want a second change, baby" Jawab pria itu dengan suara beratnya yang khas.

"Nggak semudah itu." Aku memijit keningku, seketika terasa pening mendengar suaranya yang terus berusaha meyakinkanku. Hati dan logikaku saling berdebat, berusaha memenangkan diriku.

"Beritahu aku apa yang bisa membuatmu percaya?"

"Beri aku waktu untuk memikirkannya. We also need some space to think."

"Berapa lama? Kita sudah saling diam cukup lama, Sandra. Kau bahkan pindah ke tempat lain hanya untuk menjauhiku."

"Entahlah."

Love, Hate, Future, and PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang