lamaran

49 13 45
                                    

Lagu untuk chapter ini : state lines - novo amor

SANDRA'S POV

Hari ini adalah hari sabtu. Tepat seperti janjinya, Jason menjemputku untuk makan malam. Aku merindukannya beberapa hari ini, mengingat kesibukan Jason yang semakin padat saja, waktu berdua menjadi sesuatu yang berharga.

Setelah pembicaraan menegangkan dengan David kemarin, makan malam santai bersama Jason akan mengembalikan suasana hatiku. Aku tetap akan pergi ke pernikahan Pak Hadi dan Tante Hana, meskipun David nggak menyukainya dan aku memutuskan menjadikan hal ini sebagai rahasia dari Jason. Aku nggak mau dia tahu aku berurusan dengan keluarga David. Pandangannya tentang David sudah cukup buruk.

Jason mengemudikan mobilnya menuju sebuah salon. Ternyata, dia sudah memesan layanan untukku. Seorang wanita cantik bergaya rambut bop menghampiriku dan langsung mengarahkanku menuju lantai dua. Dia bilang, aku akan mendapat layanan bath bomb spa.

Aku menoleh ke arah Jason yang hanya mengangguk dan tersenyum. Dia benar-benar mempersiapkan ini semua untukku. Selama perawatan, aku benar-benar merasa istimewa. Semua terapisnya mengerjakan bagian mereka dengan baik. Mereka juga sangat ramah dan sabar dalam menjelaskan step by stepnya padaku yang sebelumnya nggak pernah menikmati layanan seperti ini.


Hari ini, entah kenapa Jason ingin aku tampil berbeda dari biasanya. Setelah menyelesaikan spa, seorang makeup artist menyambutku di lantai satu. Dia mulai meriasku dengan makeup yang membuatku kagum. Sederhana tapi mengubah wajahku menjadi lebih anggun. Jason benar-benar menunggu mulai dari awal spa sampai aku selesai dirias. Sesuatu yang enggan dia lakukan sebelumnya. Dia bahkan memberiku dress putih panjang dengan bordiran di bagian lengan dan high heels berwarna soft cream.

Setelahnya, kami menempuh perjalanan selama tiga puluh menit sebelum akhirnya Jason memarkirkan mobilnya di depan sebuah restoran mewah bernama Meilleur en Ville

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelahnya, kami menempuh perjalanan selama tiga puluh menit sebelum akhirnya Jason memarkirkan mobilnya di depan sebuah restoran mewah bernama Meilleur en Ville

Jason menggandengku ke dalam. Pelayan yang menyambut kami pun segera mengantar kami ke sebuah meja yang bertuliskan "reserved".
Kami disambut dengan minuman wine yang dituangkan dengan sangat apik oleh pelayan, buku menu dengan tulisan berwarna emas, dan alunan piano dari seorang gadis muda.

Aku tersenyum ramah pada si pelayan, mengucapkan terimakasih padanya namun nggak menyentuh winenya sama sekali. Aku nggak minum minuman apapun yang mengandung alkohol. Sementara Jason, menyesap sedikit dari wine itu.

Kami ngobrol tentang kegiatan apa saja yang kami lakukan selama nggak saling bertemu. Jason bercerita tentang bagaimana dia berhasil mendapat keuntungan tiga kali lipat dari investasi saham yang dilakukannya. Dia adalah pria workaholic. Nggak heran jika seluruh isi pikirannya adalah bagaimana sukses di usia muda dan membuat uang datang padanya tanpa harus menghabiskan terlalu banyak tenaga.

Aku hanya mengangguk paham, mencoba menghargainya meskipun sejujurnya, aku nggak tertarik dengan hal itu. Aku lebih tertarik dengan seni dan permainan piano yang dimainkan gadis muda itu. Sesekali aku melirik ke arahnya.

Love, Hate, Future, and PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang