The Painful Truth

50 12 50
                                    

Lagu untuk chapter ini :  falling - Harry Styles

Part ini sedikit banyak mengandung bawang. Selamat membaca! :)

***

Manusia diciptakan lebih mulia dibandingkan dengan makhluk lain di bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manusia diciptakan lebih mulia dibandingkan dengan makhluk lain di bumi. Mereka diberi akal, perasaan, dan hati nurani. Dengan akalnya, manusia mengenal sesuatu bernama kebenaran. Kebenaran adalah sesuatu yang nggak terbantahkan, namun seringkali disembunyikan. Ya, begitulah manusia. Mereka berpikir bahwa menyembunyikan kebenaran bisa membuat sesuatu menjadi lebih baik.
Tapi nyatanya, ketika kebenaran itu terungkap, hati manusia justru memberontak. Kebenaran memang menyakitkan dan sulit  diterima. Khususnya untukku. Karena aku sudah terlalu lama hidup dalam kebohongan.

****

Aku terbangun sekitar pukul tujuh malam dengan keadaan rumah yang masih sepi. Ayah dan Marry, mereka masih sibuk dengan urusannya masing-masing.

Kepalaku terasa sakit akibat hangover. Sial.

Akupun berjalan pelan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri, membiarkan aliran air membasahi tubuhku. Kupejamkan mata, memikirkan rencanaku semula untuk membuat ayah mengakui kebenaran yang selama ini dia sembunyikan. Siap ataupun tidak, aku akan berusaha mencari tahu.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas di pikiranku.

Aku mengenakan winter tracksuitku dan menuju kamar ayah. Sendirian di rumah memberiku kebebasan untuk membongkar kamarnya, mencari apapun yang bisa kutemukan. Sesuatu yang bisa memberiku petunjuk soal rahasia keluargaku.

Aku membuka satu persatu laci meja besar yang ada di kamar ayah dan membuka setiap map dokumen yang kutemukan.  Mulai dari sertifikat hutang, bukti penyitaan rumah, surat pernyataan bebas bersyarat, setifikat keahlian, dan dokumen-dokumen penting lain, sampai aku menemukan sebuah map dengan logo pemerintahan Inggris bertuliskan certificate of marriage yang diterbitkan oleh register office.

Kuambil map itu dan meminggirkan dokumen-dokumen lainnya. Tanganku mendadak gemetar dan aku merasa gugup untuk membukanya. Hell, come on , David. It's just a certificate of marriage and you already know whose name is written there.

"David would never meet her. She's gone!"

"Ibunya sendiri bahkan nggak menginginkannya!"

Semua kalimat yang dikatakan ayah mendadak memenuhi kepalaku. Aku adalah anak yang keberadaannya ditolak sejak awal. Bahkan sebelum lahir. Menyedihkan. Lantas, siapa yang dimaksud ayah ketika dia mengatakan 'wanita itu sudah pergi'?  Bagaimana jika-

Tap!

Aku segera membuka map sertifikat pernikahan itu, sebelum pikiranku mulai berasumsi tentang hal-hal di luar dugaan.  Sebuah dokumen yang berisi nama ayah dan ibuku pun terlihat. Aku meneliti lebih jauh data-data yang terlampir dalam sertifikat tersebut sampai akhirnya mataku berhenti pada satu titik. Mataku membulat, bibirku melongo nggak percaya akan apa yang kulihat. Hal membuatku syok adalah tahun dimana sertifikat itu diterbitkan.

Love, Hate, Future, and PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang