09.00 PM
Nay diam menatap langit disini di balkon kamarnya,sedang kan Naya sudah tidur di tempat tidur nya.Nay memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.
Semua kejadian itu membuat hati Nay sakit,nangis itulah yang Nay bisa lakukan saat ini.Jimin belum pulang,Nay membiarkan nya padahal daritadi handphone nya berdering karna Jimin tapi Nay enggan untuk mengangkatnya.
Menatap langit dengan tatapan kosong sampai suara mobil Jimin tidak terdengar oleh Nay.Tiba-tiba pintu kamar sudah dibuka Nay masih tidak sadar kalau Jimin dibelakang nya.
Jimin tahu Nay sedang nangis karna kelihatan dari pundak nya naik turun.Jimin memberanikan diri untuk memeluk Nay dari belakang.
Nay kaget tapi Nay tahu kalau pelakunya adalah Jimin,dia sengaja tidak menghadap Jimin."Maafkan aku" Lirih Jimin.
Nay mendengar itu tapi dia hanya diam. Nay mengatur napas nya. "Lupakan itu,sekarang kau mandi lalu istirahat aku tahu kau lelah" Ucap Nay menatap Jimin dengan tatapan datar.
Setelah mengucapkan itu Nay ingin naik ke kasur tapi ditahan oleh Jimin. "Nay jangan kaya gini,kamu boleh omelin aku tampar aku kamu boleh lakukan itu asalkan sikap kamu tidak seperti ini saat bicara dengan ku"
"Sudah Jim, aku sudah melupakan itu.Sekarang kau mandi lalu tidur" Kali ini Nay mengucapkannya dengan senyuman.
Jimin tahu senyum itu senyum apa tapi dia diam,dia tidak mau membuat Nay semakin marah padanya. "Baiklah" Jimin memeluk Nay dan langsung menuju ke kamar mandi.
Nay melihat punggung Jimin yang sudah hilang dia memutuskan untuk berbaring di samping Naya dan memeluknya.
"Tidur yang nyenyak sayang, mimpi indah" Nay mengecup kening Naya.
Nay memejamkan matanya tapi dia belum tidur sepenuhnya dia hanya memejamkan matanya.
Nay mendengar pintu kamar mandi dibuka.Nay merasa Jimin mendekati nya,dia harus tetap tenang.Jimin duduk disebelah nya,Nay masih menutup matanya.
Jimin memegang tangan Nay"Aku minta maaf sayang,aku ga bermaksud untuk menyakiti hatimu kembali, ya aku aku sadar bahwa apa yang aku lakukan salah karna aku lebih mementingkan orang lain daripada istriku yang harus kutemani.Disatu sisi aku tidak tega untuk meningalkan mereka karna Rose hanya tinggal berdua dengan anaknya disini.aku melakukan itu hanya sebagai teman tidak lebih,kau dan anak - anak ku adalah prioritas ku,aku tahu Nay kau belum sepenuhnya terlelap aku yakin kau masih bisa mendengar suara ku" Mata Nay panas.Jimin narik napas dan melanjutkan ucapan nya sebelum tidur.
"Kau bisa pegang ucapan ku, kalau aku tidak akan mengulangi kesalahan itu kembali,aku sayang kamu dan anak kita,selamat malam sayang" Jimin menyempatkan mencium kening Nay dan berbaring disebelah Naya.
***
Pagi ini keadaannya kembali sepi tidak ada yang berbicara di meja makan hanya terdengar suara sendok dan garpu yang berdenting.
"Naya sudah selesai sayang?" Tanya Nay.
"Sudah bunda"
"Baiklah serang Naya ambil tas, biar bunda yang antar Naya sekolah sekarang" Jimin langsung menatap Nay.
"Benar bunda?"
"Iyaa"
"Asikk akhirnya Naya kembali diantar bunda" Pasalnya selepas hamil Naya tidak diijinkan keluar rumah kalaupun Nay ingin keluar itu harus bersama Jimin.
"Ayo sayang, pamit sama ayah" Jimin mencium kening Naya,dia tidak bisa menolak permintaan Nay.
"Hati-hati sayang"
KAMU SEDANG MEMBACA
My bias is my husband [END]
Fanfiction❌🌚❌ Seorang ceo muda bernama Nayla yang sangat mencintai boyband asal Korea,akhirnya bisa mewujudkan mimpinya untuk ketemu idolanya. Dan gak disangka semenjak dia bertemu dengan idolanya dia jadi sangat sering ketemu dengan idolanya sampai² kedek...