"Rose?" Gumam Nay.Setelah berbulan bulan Nay tidak melihat Rose dan sekarang dia datang dengan Jimin.
"Hai Nay"
"Hai" Canggung. Ya itu yang dirasakan mereka.
"Duduk Rose" Bukan Nay tapi Jimin yang nyuruh.
"Ahh iya" Rose duduk disamping Jimin didekat tempat tidur Nay.
"Kamu sudah makan sayang?" Tanya Nay pada Naya.
"Sudah bun tadi sama tante Rose,Jihoon,Ayah" Nay ngangguk. Apa maksud nya!.
"Kamu sudah makan Nay?" Nay ngangguk.
"Namanya siapa Nay?"
"Park Ji-Hyun"
"Bagus namanya" Ruangan itu hanya diisi oleh celotehan Naya dan Jihoon.
"Mah aku juga mau adik kaya Naya" Tiba-tiba Jihoon berbicara seperti itu.
"Bilang begitu juga pada ayah ku karna adikku hadir itu karna ayah dan bunda ku" Kaget! Kenapa Naya bisa berbicara seperti itu, siapa yang mengajarkannya.
"Naya siapa yang mengajarkan kamu berbicara seperti itu?" Tanya Nay baik baik.
"Tante Hani"
"Kamu tanya apa ke tante Hani?"
"Aku tanya kenapa adikku bisa hadir terus kata tante Hani adik hadir karna bunda dan ayah"
"Maksud tante Hani bukan begitu sayang" Ucap Jimin.
"Terus apa?"
"Nanti ayah jelaskan"
"Mah kalau om Jimin bisa menghadirkan adik untuk Jihoon itu tidak apa apa"
"Jihoon! Itu tidak mungkin terjadi, sudah sekarang kita pulang. Nay jangn dengarkan ucapan Jihoon ya" Nay hanya senyum.
"Kita pamit"
"Tunggu" Jimin yang bilang seperti itu.
"Kenapa Jim?"
"Aku yang membawamu kesini dan sudah seharusnya aku juga yang mengantarmu"
"Tidak usah Jim, itu merepotkan mu"
"Tidak apa apa"
Suamiku sangat pengertian!-Nay tersenyum kecut.
"Nay aku mau nganter Rose dulu"
"Ya silahkan" Ucap Nay.
"Dua kali aku dikesampingkan dan itu karna wanita yang sama" Nay tertawa dalam hati.
***
Malam dirumah sakit itu berbeda. "Naya, Naya pulang ya sayang jangan tidur di sini, pulang sama ayah ya"
"Ani-aa bundaa Naya mau disini" Nay melirik Jimin.
"Biarkan saja Nay"
"Tapi nanti dia tidak nyenyak tidur disini"
"Tidak bundaa, Naya mau disini pokoknya" Naya mempoutkan bibirnya.
"Iya iya Naya boleh disini, tidur diatas sama bunda ya" Naya mengangguk.
"Aku dimana?" Sifat anak kecilnya muncul.
"Disofa lah"
"Aku mau disitu juga" Tunjuk Jimin dengan mulutnya.
"Tidak muat ayah!"
"Baiklah ayah akan tidur disini" Jimin merebahkan badannya disofa itu, memejamkan matanya.
Nay tidak tega,dia turun dari tempat tidurnya dengan membawa selimut cadangan nya dan menyelimuti tubuh Jimin.
Cup~
"Makasih sayang,kamu sudah jadi ayah dan suami yang baik" Jimin membuka matanya.
"Loh bukannya kamu udah tidur" Kaget Nay.
"Belum sayang, aku cuma menutup mataku tapi aku belum tidur sepenuhnya"
"Yaudah aku mau tidur"
Greb
Tangan Nay digenggam "Maafkan aku atas semua kesalahan yang sudah aku buat selama ini yang buat kamu bersikap dingin sama aku, maafkan aku" Jimin menegapkan badannya, menarik Nay agar duduk disebelah nya dan membawa kepala Nay ke bahunya.
"Aku sudah memafkan itu semua"
"Makasih sayang" Jimin mengecup jidat Nay.
.
.
.Hallo guys, gimana kabar kalian?
Lama ya aku up nya, maaf yaa🙏🙏
Vote komen yaaa☺💜
Happy Reading 💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
My bias is my husband [END]
Fanfic❌🌚❌ Seorang ceo muda bernama Nayla yang sangat mencintai boyband asal Korea,akhirnya bisa mewujudkan mimpinya untuk ketemu idolanya. Dan gak disangka semenjak dia bertemu dengan idolanya dia jadi sangat sering ketemu dengan idolanya sampai² kedek...