1 minggu berlalu setelah kejadian itu,Jimin tidak berhubungan dengan Rose lagi.Dan Nay sikap nya masih dingin ya walaupun tidak terlalu dingin karena tiap malam sudah dihangatin oleh Jimin,dipeluk yaa bukan yang lain.
Malam dikeluarga Park Jimin diwarnai tawa Naya yang tengah menonton acara Talkshow kesukaannya. "Naya tidur yuk sayang"
"Sebentar lagi bunda" Nay sudah menguap terus dari tadi itu tidak luput dari pengelihatan Jimin.
"Nay kalau kamu sudah ngantuk tidur saja biar Naya aku yang jagain"
"Ohh yasudah" Nay langsung masuk ke kamarnya.
"Naya tidur yuk ayah sudah ngantuk"
"Yaudah ayah tidur saja kan besok Naya libur"
"Walaupun Naya libur tapi tidurnya tidak boleh malam malam"
"Naya belom ngantuk ayah"
"Yaudah ayah tinggal biar Nay disini sendiri ahh mungkin tidak sendiri tapi ditemani oleh.... "
"Ayahh!!" Naya mematikan tv nya dan langsung mengejar Jimin.
"Good night sayang"
"Good night too ayahh" Naya langsung menutup pintu kamarnya.
Jimin melihat Nay yang sudah terlelap, dia langsung berbaring disamping Nay dan memeluknya.
Ditengah malam Nay terbangun karena perutnya sakit,dia berusaha menahan sakit nya tapi ini sangat sakit tidak seperti biasanya.
Nay tidak tahan akhirnya dia membangun kan Jimin. "Jim Jimin" Nay menepuk nepuk tangan Jimin tapi dia tidak bangun.
"Ahh susah sekali, Jimin Jim ishh bangun" Nay menepuk pipinya.
"Hmm ada apa?" Jimin bangun dengan setengah sadar dan matanya masih merem melek.
"Jim perutku sakit" Ucap Nay sambil nangis.Mendengar itu Jimin langsung sadar.
"Kita kerumah sakit sekarang" Jimin menggendong Nay untuk keluar kamar dan menuju mobilnya.
Jimin mendudukkan Nay di jok belakang mobilnya dan Jimin disamping nya yang nyupir adalah supirnya.
"Jim sakit" Lirih Nay.
"Tahan sayang" Jimin mengenggam tangan Nay kuat.
"Sakit banget Jim"
"Tarik napas sayang" Nay meremas pundak Jimin,dia tidak menolak karna dia tahu sakit yang Nay rasakan lebih dari remasannya sekarang.
"Bentar lagi kita sampai" Setelah 15 menit diperjalanan akhirnya mereka sampai.
"Jim aku takut"
"Ada aku sayang,aku selalu disamping kamu" Baju Nay sudah diganti dengan baju rumah sakit.
Lahiran Nay tidak sesuai perkiraan harusnya dia satu minggu lagi akan melahirkan tapi mungkin anaknya sudah tidak sabar melihat orang tua nya.
***
Jimin masuk ke ruang bersalin untuk menemani Nay. Jimin tidak henti hentinya menenangkan Nay.
Dia membiarkan Nay mencengkram lengannya. Pengorbanan seorang ibu itu begitu besar.
Nay berusaha terus, "sedikit lagi bu,tarik napas yang panjang" Ucap dokternya.
"Ayo sayang kamu bisa"
1
2
3
Tangisan bayi terdengar diruangan itu.Anak laki-laki yang sangat tampan berhasil Nay lahirkan.
"Kamu berhasil sayang" Bisik Jimin sambil mengecup kening Nay. Nay hanya tersenyum rasanya sekarang tenaganya terkuras sangat banyak.
***
Nay sudah dipindahkan diruang rawat inap.Jimin senantiasa berada disamping Nay setelah melihat keadaan anaknya.
Begitu besar pengorbanan Nay, sedangkan Jimin begitu besar masalah yang dibuat untuk Nay.
Tangan Jimin beralih mengelus kepala Nay, saat itu juga Nay terbangun. "Jim" Panggil Nay dengan suara serak.
"Minum sayang"
"Tidak Jim"
"Anak kita?"
"Sedang di inkubator" Ucap Jimin, Nay menyerngit tanda bertanya.
"Dia kedinginan tapi dia tidak akan kenapa kenapa, tenang saja"
"Aku mau lihat"
"Besok saja Nay, kamu harus istirahat sekarang"
"Aku mau sekarang" Jimin terpaksa menuruti kemauan Nay.
Jimin mendorong Nay menggunakan kursi roda.Nay dan Jimin hanya bisa lihat dari jendela saja.
"Anak kita Jim, pangeran pertama yang hadir dalam hidup kita"
"Iya sayang, terimakasih atas hadiahnya" Nay ingat 13 Oktober adalah ulang tahun Jimin dan ini adalah hari ulang tahunnya.
"Ahh maaf kan aku karna aku tidak mengingat nya"
"Tidak apa apa sayang,aku memaklumi nya,tapi ini adalah hadiah terindah dalam hidup ku" Jimin mengecup kening Nay.
"Sekarang kita kembali ke kamarmu kau harus istirahat" Nay menurutinya.
***
Pagi ini Nay sangat bahagia karena anak keduanya sedang ada di pelukannya dan semua keluarga nya berkumpul disini.
"Aa dia sangat tampan" Ucap eomma Jimin.
"Seperti ku" Semuanya mata teralihkan kepada Jimin. Yang ditatap hanya senyum senyum.
"Hahaha iya" Semuanya tertawa Jimin sudah punya dua anak tapi dia masih terlihat seperti anak anak. Definisi tambah tua makin cute.
"Namanya siapa?"
"Park Ji-Hyun"
"Baby Ji" Nay tersenyum.Bayi itu menggeliat didada Nay.
***
Sekarang waktunya Jam makan siang dan Jimin juga baru saja jemput Naya namun bukan dirumahnya melainkan dirumah Rose.
Jimin yang membolehkan Naya main ke sana katanya dia ingin ketemu Jihoon,Jimin membawa Naya kerumah sakit tapi dia tidak sendiri.
Rose dan Jihoon ikut juga kerumah sakit, yaa Jimin tidak bisa menolak itu karna niatnya baik.
"Bundaaa, adikkk" Teriak Naya.
"Naya tidak boleh teriak teriak sayang adiknya sedang tidur" Nay melihat kebelakang Naya.
"Ayah mana?" Tanya Nay.
"Ayah?" Naya melihat kebelakang nya dan dua orang dewasa muncul di balik pintu. "Tuuhh ayah sama tante Rose dan Jihoon"
"Rose?" Gumam Nay.
.
.
.Haii, maaf para readers yang setia menunggu, yang minta author buat next dan author baru bisa up sekarang, maaf semuanya. Tadinya mau up pas ulang tahun Jimin tapi keadaan author lg ga memungkinkan. Maaf sekali lagi🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
My bias is my husband [END]
Fanfiction❌🌚❌ Seorang ceo muda bernama Nayla yang sangat mencintai boyband asal Korea,akhirnya bisa mewujudkan mimpinya untuk ketemu idolanya. Dan gak disangka semenjak dia bertemu dengan idolanya dia jadi sangat sering ketemu dengan idolanya sampai² kedek...