16

68.7K 4K 51
                                        

Heyoo gue up lagi nih Guys

Jangan lupa VOTE dan KOMEN yaaa..

Happy Reading ❤❤

🌹🌹🌹

Mobil mewah berwarna putih tengah membelah jalan raya, tak butuh waktu lama untuk sampai di Restaurant Sea food, mobil tersebut hanya membutuhkan waktu 10 menit perjalanan. Memang jarak Restaurant dari rumah tidak lah jauh, mungkin hanya 5 KM.

Ke dua orang berbeda jenis itu pun keluar dari mobil, mereka berjalan ke dalam Restaurant dengan beriringan, lalu mencari duduk di bangku pojok samping pintu masuk.

Irvan mengangkat tanganya, sorang waitress pun datang menghampiri mejanya, lalu memberikan buku daftar menu.

"Aku cumi saus padang aja, sama udang krispi, kak Mella mau pesen apa?" Ucap Irvan lalu memberikan buku daftar menu.

Mella pun Melihat lihat, ada banyak menu yang mengiyurkan Mella, seakan Mella ingin memakanya semua.

"Kak, pesan aja semua yang kakak suka. Nggak papa kok, kata ayah tadi kalo kakak ingin sesuatu kan disuruh langsung katakan saja." Peringat Irvan.

"Iya, aku udang saus padang, gurame asam manis, sama gurame bakar pedes manis, udah itu. Maaf banyak hehehe" Ucap Mella malu malu karena memesan 3 menu, padahal ia ingin lebih dari itu, tapi ia tidak enak pada adiknya yang sedang mentraktirnya ya walau adiknya mentraktir pake uang ayahnya.

"Nggak papa kak, kalo kakak mau pesan lagi pesan aja kak" ucap Irvan, tapi Mella menggeleng.

"Udah itu aja? Atau mau nambah lagi" ujar waitress yang sedari tadi mendengarkan perkataan Irvan dan Mella, lalu menulis pesanan yang mereka berdua ucapkan.

"Udah itu aja mbak" jawab Mella, lalu waitress nya pergi, kini Mella dan Irvan menunggu pesanan.

"Besok mau nerusin kemana van?" Tanya Mella memcah keheningan.

"Ke SMA temat kakak sekolah" jawab Irvan, lalu Mella mengangguk dengan mulutnya membentuk huruf O.

"Kalo kakak mau nerusin kuoiah ngga?"

"Ngatau dek, entar kak Ray nya mau gimana. Kakak ngikut aja" jawab Mella sambil tersenyum, namun sebenarnya Mella sangat ingin kuliah, tapi mau gimana lagi keadaanya sekarang yang tengah mengandung.

"Owh" Lalu terjadilah keheningan di antara mereka.

Mella mengamati setiap sudut Restaurant, desainnya sangat bagus, bangunan terbuat dari kayu dan juga di depan ada banyak tanaman bunga-bunga.  Tempat yang nyaman, sejuk, dan asri, membuat siapapun yang berada di sini betah berlama-lama, di tambah lagi ada Wi-fi nya, bisa di gunakan buat anak anak mengerjakan tugas tanpa boros kuota.

Tatapanya berhenti pada dua orang berbeda jenis yang sedang duduk di meja yang jaraknya sedikit jauh dari mejanya. Dua orang itu sangat Mella kenali, walau salah satunya duduk membelakangi nya tetapi Mella sangat kenal orang itu.

Kedua orang tersebut saling berbincang-bincang dan bercanda ria, jika dari salah satunya ada yang merasa gemas maka akan menowel pipinya, kalo tidak ya mencubit hidung mancung nya. Siapa pun yang mihat pasangan tersebut pasti akan suka. Tapi lain dengan Mella, ia melihat pasangan tersebut hatinya seperti diiris, rasanya sakit. Mata Mella sudah berkaca kaca, dengan susah payah ia membendungnya agar tidak jatuh. Tanganya mengepal, menguatkan dirinya.

"Kak" panggil Irvan ketika mengetahui kakaknya yang sedang gelisah.

"Kakak kenapa?" Tanya Irvan heran, tapi Mella masih bengong dengan menatap ke arah salah satu meja, Irvan pun mengikuti tatapan mata kakaknya. Tiba tiba tanganya mengepal, rahangnya mengeras, mukanya memerah. Iravan sungguh benar benar marah, didepan sana ia melihat dua orang berbeda jenis yang salah satunya adalah kakak iparnya, mereka berdua tengah bercanda mesra.

"Kakak tunggu disini" Irvan bangkit dari duduknya, Mella pun kagek dan langsung mencekal tangan adiknya.

"Eh, j-jangan dek" larang Mella

"Jangan gimana kak, dia sudah keterlaluan. Berani sekali dia nyelingkuhin kakak, minta di hajar dia" ucap Irvan terengah engah menahan amarahnya yang hampir meluap.

"Udah Van jangan, mending kita pindah resto aja" ucap Mella berbisik lalu mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dan meletakkan di Meja. Mella pun langsung menarik tangan adiknya ke luar restaurant.

***

"Kenapa sih kak, kok malah kita yang keluar dari resto kayak orang takut ketahuan selingkuh. Padahal kan dia  yang selingkuh" ucap Irvan kesal. Mereka berdua sudah berada di mobil berialan entah kemana, tanpa tujuan.

"Hm" Mella pun bingung mau mengatakan apa.

"Kok hm sih kak, kakak kenapa sih? Tadi bang Ray selingkuh loh kak"

"Iya kakak tau, t-tapi kakak nggak tega misahin mereka berdua" jawab Mella lirih.

"Kok nggak tega sih? Baru kali ini aku lihat orang yang di selingkuhin suaminya, tapi orang itu nggak marah" cerocos Irvan, Irvan sangat heran dengan kakaknya, kenapa kok nggak marah di selingkuhin? Apakah karena bawaan bayi? Tapi nggak mungkin, masak bayinya mau ibunya di duain, atau karena Mella sendiri? Jika ia sungguh hati  Mella terlalu baik untuk Raynand.

"Aku nggak tega, pacar kak Ray telalu baik untuk aku sakiti. D-dia baik hiks.. dia belum tau kalau akau istrinya kak Ray.. dia taunya aku adiknya kak Ray.. dia baik sekali dekk... hiks.. hiks.. kak Ray bisa tersenyum karena nya.. hiks.. kak Ray bahagia sama kak Bella bukan sama aku.. hiks.. hikss.." Mella sudah tidak bisa membendung air matanya lagi, air matanya luruh. Mella tak enggan memisahkan Ray, Ray sangat bahagia bersama Bella. Jika Ray bersama Mella selalu bersifat dingin, dan mudah marah. Mella tak mau kemarahan Ray terlampiaskan kepada orang lain.

Irvan menepikan mobilnya lalu memeluk kakaknya.

"Jadi kakak u-udah k-kenal sama pacarnya bang Ray?" Tanya Irvan takut takut, Mella pun mengangguk di dalam pelukan Ray.

"Tapi kenapa kok kakak nggak mengatakan yang sebenarnya? Jika pacar bag Ray baik, pasti dia mau melepaskan bag Ray untuk kakak"

"Kakak nggak mau merusak kebahagiaan Kak Ray dekk.. hiks... hiks.."

"Tapi kan kak, kakak yang terluka, kebahagiaan kakak yang hancur kalo seperti ini" Mella pun hanya diam saja, ia sudah tidak bisa membalas perkataan Irvan, memang kebahagiaan Mella telah hancur jika terus terusan seperti ini.

"Yaudah, kakak tenang aja. Nanti aku bilang sama ayah, biar ayah yang menangani"

"Jangan dek! Jangan bilang sama ayah please, kakak mohon. Biar kakak saja yang nangani semua, nanti pelan pelan kakak akan mengaku kok, jika kakak isterinya Kak Ray." Cegah Mella cepat, ia tidak mau Ayah nya di buat khawatir hanya karena urusan rumah tangga nya.

"Tapi kan kak~"

"Kakak mohon dek jangan, jangan bilang sama ayah, dan juga jangan bilang sama siapa-siapa ya, kakak mohon. Cukup kamu saja yang tau, ya"

"Tapi kenapa kak?" Mella menggeleng.

"Nggak papa, biar kakak aja yang menyelesaikan ini semua. Insyaallah semua ini akan selesai, indah pada waktunya." Ucap Mella meyakinkan Irvan, dan Irvan pun mengangguk.

🌹🌹🌹

Sudah vote dan komen kan?

See you next Chapter:)

Married By Accident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang