Kini Mella sudah berada di sekolah, setelah dua hari tidak berangkat dengan beralasan sakit. Untung teman-temannya dan para guru tidak curiga bahwa ia sedang mengandung.
Jam sudah menunjukan pukul 14:00 yang menandakan Kegiatan Belajar mengajar (KBM) telah usai. Mella dan Viona langsung membereskan buku serta alat tulisnya.
"Menurut kepercayaan masing-masing berdoa mulai," ujar sang ketua kelas. Setelah selesai berdoa semua siswa/i langsung bersalaman kepada guru lalu keluar kelas.
Begitupun juga dengan Mella dan Viona. Hanya saja, ia memilih keluar kelas di waktu paling akhir, dengan alasan tidak mau berdesak-desakan.
"Vi gue langsung ke cafe ya, lo pulang sendiri nggak papa kan?" Tanya Mella ketika mereka berdua sedang berjalan menuju gerbang.
Lantas Viona menatap Mella lekat, "Mel, lo gak usah kerja lagi, lo lagi hamil Mel. Selain itu lo juga udah jadi bagian dari keluarga gue, kalo lo mau beli apa atau mau ke dokter uangnya tinggal minta sama Papa," sahut Viona menasihati Mella sambil berbisik takut anak-anak lain mendengarnya.
"Nggak enak gue sama keluarga lo, gue juga nggak enak sama papa. Gue udah di terima di keluarga lo aja seneng banget, udah di kasih makan, tempat tinggal dan lain sebagainya, gue seneng banget. Tapi kalo masalah uang, gue biar cari sendiri Vi, gue beneran nggak enak sama keluarga lo."
Viona menghela nafas panjang, kemudian menatap Mella lekat dengan senyuman, "Mel, please deh jangan gini, lo tuh udah jadi bagian dari keluarga gue. Jadi, semua yang Papa Mama sama Bang Vero kasih ke gue, lo pasti juga mendapatkannya juga. Bukan cuma uang, tapi kasih sayang."
"Vi..." Mella mulai merengek, omongan Viona memang benar, tapi mau gimana lagi hatinya sangat merasa tak enak.
"Mel, kita pulang!" Ujar Viona yang sudah merasa geram.
"Enggak Vi! masa' cuma hamil aja di suruh berhenti kerja. Apalagi, gue kerjanya cuma nyanyi menghibur pelangan. Gue bukan pelayan yang kesana kemari mengantarkan pesanan. Dan gue kerja tuh biar ada hiburan juga, biar gue nggak stres, gue mau lupain masalah gue sejenak." Sahut Mella pada akhirnya dengan suara yang sedikit meninggi, dengan alibi melupakan masalah sejenak, padahal masalah yang telah menimpanya setiap detik tak bisa teralihkan.
"Tapi Mel, nanti kalo lo di marahin mama gimana?!"
"Enggak Vi, mama gak akan marahin gue kok. Seumpama di marahin kan gue bukan lo," sahut Mella tetap kekeuh dengan kemauannya.
"Terserah lo deh Mel! Tapi inget lo harus bener-bener jaga kandungan lo, terus kalo lo capek, lo harus langsung istirahat. Dan nanti kalo ada apa-apa, lo kudu cepet hubungi gue!" ucap Viona yang pada akhirnya mengizinkan Mella bekerja.
Mella langsung menganggukkan kepalanya, "Iya."
****
"Hai Kakak!" sapa Mella kepada Vebie dan Citra yang merupakan teman bekerjanya sebagai singer cafe.
"Wih Mella akhirnya lo kesini juga, kemana aja lo, lama nggak manggung?" tanya Citra girang, ketika melihat Mella.
"Ada urusan kak," jawab Mella sambil tersenyum menutupi kebohonganya, ia tidak mau mengatakan yang sebenernya, cukup dirinya dan orang-orang terdekatnya serta Tuhan yang tau.
"Ouh, yaudah sono lo nyanyi. Dah lama loh lo nggak nyanyi!" sahut Vebie tanpa rasa curiga, Mella pun mengangguk, kemudian mengambil mikrofon bersiap untuk bernyanyi.
"Selamat sore semuaa! Ada yang mau request lagu apa nih?!" sapa Mella kepada semua pelanggan sebelum berenyanyi, Mella juga lebih suka memilih lagu yang di inginkan pelanggan daripada keinginanya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Married By Accident
Roman d'amour[Harap follow dulu sebelum baca] Sebuah kisah pernikahan yang berawal dari suatu kejadian. Tanpa di sangka, suatu kejadian merubah kehidupan. Dimana seorang Mellani yang ramah bertemu dengan Raynand si pria dingin. Sebuah kisah cinta yang datang tib...