Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit, kini Mella dan Ray sudah sampai di rumah peninggalan kakeknya Ray yang kini akan di huni olehnya. Mella begitu takjub dengan rumah yang berada di hadapanya, rumah dengan dua lantai yang tampak elegan.
"Yuk masuk," ucap Ray sambil tersenyum. Mella terpaku dengan senyuman Ray, seperti mimpi bagi Mella, bisa melihat melihat senyum Ray yang begitu manis, secara langsung dj hadapannya. Seyuman itu adalah senyuman yang pertama kalinya Mella lihat, yang di berikan untuknya.
"Hey," Ray melambaikan tangannya di depan wajah Mella yang membuat Mella terjingkat.
"Hah?"
"Ayo masuk."
"Oh, iya yuk," mereka berdua masuk ke dalam. Mella sangat senang dengan rumah yang akan di huninya ini.
"Kamu suka?" Tanya Ray halus.
"Iya, bagus banget," ucap Mella dengan senyuman manisnya, Ray terpana dengan senyuman itu, senyuman itu, juga senyuman yang pertama kali dilihat Ray.
"Kamar saya dimana?" Tanya Mella, ia saat ini berbicara dengan Ray sudah tidak menundukkan kepalanya, entah mengapa Mella sudah tidak takut dengan Ray. Mella merasakan, Ray saat ini berbah menjadi baik.
"Terserah kamu, kamu pilih saja kamar yang menurut mu paling nyaman. Tapi, saya mau tidur di kamar utama. Kalo kamu juga mau tidur di sana juga boleh, kita bisa tidur sekamar," Jawab Ray tenang, tidak ketus. Hal itu membuat Mella sangat bahagia, apakah suaminya sudah mau menerimanya? Jika iya, maka Mella akan sangat senang sekali.
"Saya tidur di sebelah kamar utama aja." Mella masih enggan jika tidur berdua seranjang dengan Ray, ia masih trauma.
"Hmm... kamu boleh merubah dekornya sesuka hatimu. Kalo nanti kamu butuh sesuatu, bilang aja sama saya." Mella menganggukan kepalanya lalu berjalan ke arah tangga menuju kamarnya sambil menyeret koper yang ia bawa.
"Mella tunggu," cegah Raynand yang membuat Mella menghentikan langkahnya, kemudian membalikkan badan untuk menatap asal suara.
"Iya Kak, kenapa?"
"Kopernya biar saya aja yang bawa."
Mella langsung tersenyum dengan kepala ia gelengkan, "Nggak usah kak, saya bisa bawa sendiri. Lagi pula, Kak Ray juga bawa koper sendiri." Tolak Mella halus.
Raynand memasang wajah tak sukanya, kemudian menatap Mella tajam, tubuh Mella pun menegang, apakah kata-kata yang ia keluarkan salah?
"Tawaran baik saya tidak boleh di tolak!" Ujar Ray tegas, kemudian berjalan mendekati Mella dengan koper yang setia di tangannya.
Mella berusaha tersenyum, namun senyum yang ia keluarkan masih saja terlihat kikuk, "Oke Kak, M--maaf." Ujarnya gugup, Mella langsung menyerahkan kopernya kepada Raynand.
Raynand menerima koper yang Mella berikan, setelahnya Ray menatap Mella dengan senyuman gelinya.
"Tegang amat, ga usah di bawa serius, saya nggak marah," ujarnya kemudian terkekeh sambil berjalan ke lantai dua.
Mella melongo, apa maksud dari pria seperempat abad itu? Pipi Mella langsung merona, entah mengapa ia merasa Malu. Ini adalah kali pertamanya ia di kerjai oleh suaminya sendiri yang dulunya bersifat sangat dingin terhadapnya.
Mella langsung menyusul langkah Raynand, dengan mulut yang selalu terulas senyumnya. Sungguh Mella sangat bahagia.
Sesampai di kamar, Raynand menyerahkan koper milik Mella, Mella menerimanya dengan senyum yang tak pernah luntur. Jujur, Raynand tat kala melihat senyum manis itu, hatinya merasa tentram, ia langsung membalas senyum dari istri kecilnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/231818033-288-k10295.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married By Accident
Romance[Harap follow dulu sebelum baca] Sebuah kisah pernikahan yang berawal dari suatu kejadian. Tanpa di sangka, suatu kejadian merubah kehidupan. Dimana seorang Mellani yang ramah bertemu dengan Raynand si pria dingin. Sebuah kisah cinta yang datang tib...