59

45.4K 2.4K 149
                                    

Tak terasa waktu cepat berlalu, usia kandungan Mella telah menginjak angka 9 bulan, prediksi dari dokter seminggu lagu Mella akan melahirkan.

Raynand saat ini menjadi lebih siaga untuk menjaga Mella, ia bahkan telah mengambil cuti dari kerjanya sebagai dosen selama 2 bulan, dan untuk masalah kantor Raynand  menyuruh Ezra untuk meng-handle semua pekerjaannya selama 2 bulan kedepan. Sarah, Mira, dan juga Fera juga telah mempersiapkan berbagai keperluan yang nantinya akan di perlukan Mella waktu melahirkan, seperti membeli pakaian bayi, dan lain-lain.

Di rumah Raynand saat ini juga sudah ada satu asaiten rumah tangga, yaitu bik Ratna, bik Ratna dulu adalah seorang ART yang bekerja di rumah Bagas, namun Sarah memeperkerjakannya ke rumah Mella agar nantinya jika Mella lahiran dan mengurus anaknya maka rumah sudah ada yang mengurus. Sedangkan di rumah Bagas sendiri, ia mencari pembantu yang baru. Selain ART, di rumah Raynand saat ini juga sudah mempunyai Satpam yang akan selalu siap menjaga keamanan rumah dan pekarangan di rumahnya. Herman namanya, dia juga sangat ramah kepada majikan serta orang-orang di sekitarnya.

"Mas, nanti anak kita cewek apa cowok ya?" Tanya Mella sambil menyomoti martabak kemudian memakanya, saat ini Mella dan Ray tengah berada di meja makan untuk memenuhi acara nngidam Mella yang dari semalam terus mengidam idamkan martabak rasa kacang.

"Nggak tau sayang, cowok apa cewek terserah Tuhan mau memberi apa, yang penting sehat" jawab Ray lembut, Mella langsung mengangguk.

"Nggak nyangka ya, udah mau lahiran aja" ujar Mella sambil terkekeh, namun setelah itu langsung cemberut.

"Kenapa hmm?"

"Sakit nggak ya?" Tanya Mella penasaran.

Ray pun mengedikkan bahunya, "nggak tau sayang, tapi nanti aku akan selalu menemanimu kok" Ray pun mencium pipi Mella. Ray masih merasa bersalah, Mella masih remaja namun ia merusak masa mudanya.

"Makasih mas, udah mau menemani Mella, janji loh ya." Mella mengacungkan jari kelingkingnya, menuntut janji dari Ray. Ray langsung tersenyum lebar, lalu menautkan jari kemungkinannya ke jari kelingking Mella.

"Janji sayang, aku juga akan membuktikanya, nggak hanya sekedar janji" ujar Raynand dengan sangat tulus.

"Makasih, Mella cinta sama mas" sahut Mella lalu mencium pipi Ray.

"Mas juga cinta sama kamu Mella, makasih udah mau menjadi ibu dari anak-anakku" Ray langsung mencium dahi Mella.

"Sama-sama mas" sahut Mella, dengan dahi yang masih di tempeli bibir Ray. Sampai beberapa menit pun bibir Ray masih menempel di dahi Mella, mereka berdua terus menikmati susana itu.

"Aduh mas, perut ku sakit nih, kayak mau pup" celetuk Mella di tengah-tegah suasana romantisnya. Raynand pun langsung melepas ciumanya.

"Ck, ganggu aja tuh feses" gerutu Ray di dalam hati dengan sebal.

"Yaudah sana gih ke kamar mandi" ucap Ray lembut, namun sebenarnya ia sangat kesal. Mella pun memgangguk lalu bangkit dari duduknya dengan hati-hati lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruang makan.

"Sayang kamu ngompol?" Tanya Ray heran, pasalnya di dres yang Mella gunakan, yang bagian bawah telah basah.

Mella menghentikan langkahnya, kemudian membalikkan badanya dengan tangan yang memegangi perut.

"Enggak" jawabnya dengan suara serak.

"Kamu kenapa?" Tanya Ray sangat di landa penasaran.

"Nggak tau Mas, perut aku semakin sakit, aw" jawabnya sambil menahan sakit yang luar biasa. Mata Raynand langsung melotot, kemudian dengan cepat bangkit dari duduknya.

Married By Accident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang