51

46.4K 2.5K 79
                                    

Setelah kejadian itu, mereka hanyut dengan pikiran masing-masing. Tak selang lama Mella tertidur di pelukan sang suami, dan Raynand yang merupakan suaminya pun ikut tertidur dengan posisi memeluk Mella erat, ia tak akan membiarkan Mella pergi, Mella dan anaknya adalah hidupnya, mungkin bisa gila jika Mella pergi, dan Raynand bisa di bilang fanatik dalam hal cinta mencinta.

Matahari yang tadi berada di tengah kini sudah tergelincir ke ujung barat, Mella mengerjapkan matanya, ia terbangun karena sudah cukup lama tertidur. Dan hal pertama yang ia lihat yaitu muka suaminya, sangat dekat jaraknya, hal itu membuat jantung Mella berdetak tak karuan. Dengan cepat Mella langsung memindahkan tangan Ray yang memeluk dirinya, kemudian bangkit dari duduknya lalu mengambil handuk di almari, setelah itu ia langsung ngacir ke kamar mandi.

Mella terguyur shower dengan tangan yang memegangi dada, jantungnya masih berdetak sangat kencang, apakah ini yang dinamakan cinta? Jika benar apa yang harus ia lakukan kedepanya nanti, pasalnya Mella masih bingung dengan apa yang di inginkan Raynand sebenarnya. Apakah Ray tadi siang tak niat mengucapkan kebenaran atau salah bicara? Pertanyaan itu masih terus saja memenuhi pikiran Mella.

Selesai mandi Mella pun langsug mengenakan handuk, lalu mengambil pakaian di almari kemudian itu kembali ke kamar mandi untuk menggunakan pakaian. Ketika sudah rapi, Mella keluar kamar mandi lagi, lalu menyisir rambut, kemudian ia mengucir kuda rambutnya agar nantinya tidak menganggu aktivitasnya.

Selesai. Mella sekarang sudah rapih, bersih, segar, dan wangi. Kini saatnya Mella memasak untuk makan malam. Sebelum ke dapur, Mella menatap Raynand yang tertidur terlebih dahulu, Raynand memang tampan, tapi hatinya apakah setampan dengan wajahnya? Entahlah, Mella tak mengerti.

Setelah puas menatap wajah Raynand, Mella langsung pergi ke dapur untuk masak, saat ini ia memutuskan ingin memasak nasi goreng dan telur mata sapi saja, simpel. Ia sedang malas untuk memasak yang lain.

Tak butuh waktu lama makanan sudah tersaji di meja makan, Mella tersenyum simpul ketika semuanya sudah siap, kini ia tinggal memanggil memanggil suaminya.

Ceklek

Mella membuka pintu kamarnya, hal yang pertama ia lihat adalah suaminya yang tertidur, Mella  heran ketika melihat Raynand yang tertidur dengan keringat bercucuran dan pipi yang berderai air mata. Kenapa suaminya?

"Jangan pergi.... jangan pergi, aku mohon..." racunya sambil tertidur.

"Aku mohon Mella... jangan pergi... hiks..."

Mella terkejut ketika Ray menyebut namanya di dalam tangisnya. Apakah sampai segitunya ia hingga takut di tinggal?

Mella pun mendekati Raynand, kemudian menepuk pipinya pelan berniat membangunkanya. Saat tanganya menempel di pipi Ray, hal pertama yang Mella rasakan adalah panas, Raynand demam.

"Kak bangun," ujar Mella sambil menepuk-nepuk pipi Ray kembali. Sesekali Mella juga menghapus air mata nya.

"Kak bangun kak," ucap Mella lagi. Namun, Ray tidak bangun juga, ia masih terus mengigau takut di tinggal Mella.

Mella menjadi takut sendiri, apa yang harus ia lakukan, apakah semua ini salahnya karena tadi siang dirinya ingin pergi?

Jantung Mella berdetak tak karuan, ia terus menepuk pipi suaminya berulang kali yang basah karena air mata, "kakak bangun..."

"Kak Ray bangun!!" Ucap Mella pada akhirnya dengan teriak ketakutan, Ray langsung membuka matanya dan terjingkat kaget. Setelah itu, dengan cepat Ray langsung memeluk Mella erat.

"Jangan pergi Mel... hiks.. hiks... aku takut..." tangis Raynand pilu di dalam pelukan Mella.

Mella hanya diam saja, ia bingung mau meresponnya bagaimana.

Married By Accident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang