Ray dan Mella memasuki supermarket dengan bergandengan tangan, seakan Raynand menunjukan kepada semua orang jika Mella hanya miliknya saja. Mella juga sempat merasa risih karena Raynand sesekali mencium pucuk kepalanya yang mengakibatkan menjadi pusat perhatian orang-orang.
Bahkan Mella sempat menggerutu sebal akan sikap Ray, namun Ray tak memperdulikan gerutuan Mella.
"Ah itu dia!" celetuk Mella ketika menemukan buah-buahan.
"Kamu mau beli apa sih sayang?" Tanya Ray penasaran.
"Tarek sis" jawab Mella membuat Ray heran. Tarek sis? Apa'an tarek sis?
"Tarek sis apa sih sayang?" Tanya Ray heran, emang kata tarik sis dijual?
"Ck, nggak suka dengerin musik ya gitu!"
"Hah?" Ray benar-benar penasaran apa maksud Mella. Dari kata tarik sis kemudian musik, apa hubungannya.
"Tarik sis semongko Mas," ucap seorang wanita pegawai supermarket sambil terkekeh. Orang setampan Ray tak mengerti apa itu tarik sis, hal itu sungguh membuat pegawai supermarket ketawa keiwi sendiri.
Ray melongo, "Apa hubungannya coba. Tarik sis, musik, dan semongko?"
"Dia orangnya emang kudet mbak, udah tua, suka pikun juga!" ujar Mella memberi tahu ke pegawai supermarket. Tawa pegawai supermarket itu semakin menjadi, Mella hanya menyahutnya dengan kekehan. Ray masih di buat melongo oleh istrinya.
"Udah ah," cicit Mella kemudian melepaskan tanganya dari gengaman Ray, lalu mendekati buah semangka yang letak nya tak jauh dari Mella berdiri.
Mella mengambil dua buah semangka yang lumayan besar, lalu memasukkannya kedalam troli, setelah itu ia berlaih ke tempat susu bumil, karena miliknya sudah habis. Mella langsung mengambil susu bumil rasa Strawberry kesukaannya, dulu ia pernah membeli rasa original namun ia malah eneg lalu mengakibatkan Mella tak makan seharian.
"Eh, ada b*tch!" ucap seseorang wanita yang tak jauh dari Mella, wanita tersebut kebetulan sedang memilih susu balita.
Hati Mella seperti tersayat tat kala mendengar ucapan wanita itu, Mella menatap wanita itu dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Salah ku apa sih sama tante? Kok tante bilang gitu sama aku?" Tanya Mella dengan mulut yang sudah bergetar, mata Mella juga sudah memanas. Ya, dia adalah Nindy tantenya Mella.
Nindy itu tersenyum smirk,"kamu itu b*tch jadi ya pantas dapet omongan yang kayak gini!"
"Masih kamu pertahankan juga anak haram itu, untung saya udah usir kamu dari rumah. Kalo enggak, pasti kamu udah buat malu saya, dan para tetangga pasti akan memcaci saya!!" Tambah Nindy membuat Mella semakin sesak dan tentunya hati Mella juga sakit.
Tes
Air mata Mella telah luruh membasahi pipinya. Sungguh ini benar-benar sakit, Mella di sebut pela*ur oleh tantenya sendiri. Dan anak nya yang belum lahir kedunia, tak mempunyai salah apa-apa, anak nya yang tak berdosa itu di sebut anak haram. Kenapa Nindy sejahat itu?
"Tante, kenapa tante sejahat itu?! Aku bukan pelac*ur, dan anaku, anaku juga bukan anak haram... hiks...hiks.... kenapa tante bilang gitu...."
"Cih nggak usah pake drama, simpanan pria hidung belang pasti hanya bisa drama!"
"APA APA'AN INI?!" Tiba-tiba seorang pria datang mendekati Mella dengan wajah yang sudah murka, wanitanya telah dihina, ia tak bisa membiarkan itu.
Nindy tersentak kaget, namun ia langsung menetralkan raut wajahnya kembali.
"Ooh ini ternyata pria hidung belang itu, pantas saja pakaianmu mahal-mahal semua, ternyata simpanannya orang kaya!" Cerca Nindy ketika melihat Raynand si tampan yang mempunyai postur tubuh atletis dan juga fashionable, maka Nindy menyimpulkan jika Ray orang kaya.
Tangan Ray terangkat, ia ingin menampar wanita ular tersebut namun langsung si hentikan Mella.
"Jangan kak, kita pulang aja," Tutur Mella dengan suara seraknya.
"Enggak Mel, dia udah keterlaluan! Dia udah hina kamu dan juga anak kita, itu tidak bisa dibiarkan!!"
"Enggak kak, jangan. Ini tempat umum nggak baik ribut di tempat umum. Kita pulang aja," Bujuk Mella sambil menarik-narik tangan Ray.
Ray menghela nafas kasar, kemudian melirik Nindy tajam,"Jangan pernah hina istri saya dan anak saya lagi. Dan ya, jika nanti Anda mempunyai masalah jangan pernah hubungi Mella, karena dia sudah bukan keponakanmu. Dan juga kamu harus ingat, Mella bukanlah simpanan saya, karena dia istri sah saya menurut hukum maupun agama, tuan Bagaskara sendiri yang telah menikahkan putrinya kepada saya," tegas Ray penuh penekanan lalu merangkul tubuh Mella kemudian membawanya pergi sambil membawa troli yang berisikan barang belanjaan Mella.
Setelah kepergian Ray dan Mella, Nindy mematung di tempat, seakan ia tidak percaya jika Bagas yang merupakan kakak iparnya telah menikahkan Mella. Nindy seakan tidak percaya jika Bagas sudah menerima Mella kembali sebagai anaknya.
Kasian ya mbaknya tadi di hina sama mbak yang itu.
Iya, kasian banget... padahal lagi hamil. Kalo saya yang jadi mbak nya tadi udah saya laporan tente-tante itu ke polisi.
Iya jeng.
Padahal mbaknya tadi udah nikah, jelas-jelas udah pake cincin yang sama dengan mas-masnya bisa-bisanya dia bilang kalo mbaknya tadi hanya simpanan.
Iya jeng, saya tadi juga sudah lihat.
Banyak sekali para pengunjung di supermarket yang tadinya melihat aksi keributan Nindy. Nindy yang baerada di situ malah menjadi malu sendiri. Jika bisa, Nindy seakan ingin menarik ucapannya yang tadi telah ia lontarkan kepada Mella.
"DIAMM!!!" Teriak Nindy menghentikan ucapan-ucapan dari para pengunjung supermarket yang telah mengatainya.
Eh, udah terbukti dia yang salaah malah marah.
Dasar tante-tante mulut ular, bisanya nggak letulungan.
Dasar cabe, omonganya nylekit banget.
"DIAMMM!! KALIAN BISA DIAM NGGAK!!" Teriak Nindy lagi.
Pegawai supermarket yang melihat keributan tersebut langsung memanggil satpam untuk mengusir Nindy.
****
"Mella, kamu tidak papa kan sayang?" Tanya Ray lembut. Mella menanggapinya hanya dengan senyuman tipis.
"Kamu jangan masukin ke hati omongannya, dia udah gila!" sambung Ray lagi, akan tetapi Mella hanya diam saja.
"Lebih baik kamu tidur aja, kita sampe rumah mungkin masih 20 menit lagi." Mella pun mengangguk kemudian menyadarkan kepalanya di pundak Raynand.
"Boleh kan aku menyadarkan kepalaku di pundakmu?" Tanya Mella dengan mata yang sudah terpejam.
"Tentu," jawab Ray lembut penuh kasih.
Dalam hati, Ray juga merasakan sakit melihat istrinya di hina, di caci maki oleh tantenya sendiri. Ray jadi kepikiran waktu Mella dulu ketahuan hamil oleh tantenya. Vero pernah berkata jika Mella sempat di usir dari rumah, pasti waktu itu Nindy sangat murka dan pasti kata-kata pedasnya keluar semua. Ray merasa sangat bersalah. Pasti jika malam itu ia tak melakukannya, Mella tak akan hamil di usianya yang masih terbilang muda. Namun, di lain sisi Ray pastu juga sedih, kalau malam itu tak terjadi, ia tak akan mengenal wanita sebaik Mella, ia pasti tak akan bisa menyandang status sebagai seorang suami dari Mellani Clarissa Evelyn.
****
See you next Chapter.Makasih yang udah baca, vote, dan juga komen ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Married By Accident
Romance[Harap follow dulu sebelum baca] Sebuah kisah pernikahan yang berawal dari suatu kejadian. Tanpa di sangka, suatu kejadian merubah kehidupan. Dimana seorang Mellani yang ramah bertemu dengan Raynand si pria dingin. Sebuah kisah cinta yang datang tib...