PROLOG.

6.2K 527 58
                                    

Hujan sedang membasahi bumi dengan air-air kehidupan nya dengan sangat deras. Seakan memenuhi permintaan para tumbuhan hidup yang ada di sana. Dan Hujan juga membantu menyamarkan air mata seorang pria yang tengah menangis keras di Menara Astronomi ini.

Rintikan hujam yang deras ini mampu menyamarkan teriakan kesakitan dari seseorang yang baru saja di tinggalkan oleh wanita yang paling ia cintai selama hidup nya.

"Malfoy?"

Panggilan itu membuat pria berambut silver itu langsung menoleh ke belakang, mewanti-wanti ada yang melihat nya menangis.

"Draco Malfoy? Is that you?"

"Lucy?" panggil Draco dengan suara serak nya.

Gadis berambut coklat kehitaman itu memunculkan kepala nya, ia melihat teman sekolah nya itu dalam keadaan kacau, dengan jubah yang ia lepas dan dasi tak terikat dengan benar. Ia berjalan mendekat ke arah pria itu, "Are you okay, Draco?"

"Why you here, Lucy?" Draco berusaha menyembunyikan tangis nya.

"Apa detensi Professor Snape mengacaukan mu lagi?" Lucy akhirnya berdiri tepat di depan pria yang lebih tinggi 5 centi dari nya.

Draco diam sejenak, lalu menatap manik kebiruan Lucy dengan dalam dan intens namun juga menunjukkan kelemahan nya. "Apa kau bisa ku percaya?"

Lucy terdiam, dari tatapan nya. Seperti nya teman nya ini baru saja kehilangan seseodang. Lucy tersenyum, lalu melebarkan tangan nya membuat pria di depan nya keheranan. "Come here."

Draco tersentak, "What?"

"Kau tak perlu menceritakan masalah mu," Senyuman Lucy mampu membuat Draco terdiam, "Aku akan di sini, memberi mu pelukan hangat dan membiarkan kau membasahi jubah ku."

Draco mematung, namun perlahan ia berjalan mendekat. Masuk ke dalam dekapan gadis ini, kemudian menangis lagi. Kali ini lebih terkontrol.

Lucy tersenyum dan menghelus punggung pria itu lembut, berharap dengan helusan nya ia bisa membuat pria ini bisa merasa lebih baik.

"Aku kehilangan dia, Lucy." ucap Draco di sela-sela isakan tangis nya, namun gadis ini tak mau menjawab ataupun menyela. Ia hanya ingin membiarkan pria ini mengeluarkan semua isi hati nya dengan bebas.

"Dia meninggalkan ku begitu saja." Draco memeluk gadis itu, membuat dekapan nya semakin erat seakan jika ada celah sedikit saja maka seseorang akan menarik nya pergi dan takkan kembali.

"Dia adalah satu-satu nya wanita yang akan membuat ku bahagia, merasa tenang dan mengatakan semua nya akan baik-baik saja.

Lucy menepuk punggung pria itu lembut, "It's okay, Draco. It's ok—"

"I lost my mother today!"

Setelah mengatakan hal itu, tangis nya semakin kuat. Sedangkan Lucy yang mendengar hal itu terdiam, ia fikir pria ini kehilangan pacar nya. Tapi ternyata, lebih dari itu.

"Aku kehilangan ibu ku, Lucy."

Lucy menarik nafas lalu kembali menghelus punggung yang berlapis kemeja putih ini, "Menangislah," Lucy tersenyum walau tak terlihat oleh pria ini, "Menangislah sepuas nya hingga kau takkan pernah bisa menangis lagi. Karena kehilangan," Lucy mengeratkan pelukan nya, "Adalah kesedihan yang berada di level yang berbeda."

Sejak saat itu, Draco sangat tergantung dengan Lucy. Jika ada yang berani menganggu nya bahkan sekedar menyenggol bahu nya, maka akan siap-siap terkena pukulan menyakitkan dari pria Malfoy ini. Bahkan beredar rumor mereka pacaran. Tapi Draco dan Lucy hanya saling menyayangi seperti saudara. Dan akan selama nya seperti itu.

✨Y O U✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang