•°Espère;Prolog°•

501 27 1
                                    

•°LavenderWriters Project°•

•°Espère © Kelompok 3°•

•°Prolog By: ByunManuRa°•

•°Senin, 16 November 2020°•



💜Happy Reading💜

Dua orang manusia berjenis kelamin berbeda tengah berpandangan satu sama lain di tengah remang-remang malam dari atas balkon sana.

Bunyi tarikan napas terdengar, si gadis membuang mukanya. "Kamu janjikan, Kenzie?" pandangannya mengarah pada lampu taman di bawah. Menghindari tatapan sang pujaan hati yang terus-menerus menatap dirinya.

Si laki-laki yang dipanggil Kenzie mengangguk yakin. "Aku janji, Vi. Aku janji untuk selalu jaga kamu, selalu ada buat kamu, dan terutama gak akan ninggalin kamu. Satu detik pun." Kenzie tersenyum tulus melihat Vio, pujaan hatinya telah tersenyum malu-malu menghindari tatapan darinya.

Vio menengok dengan perlahan setelah mendengar ucapan tulus itu dari sang pujaan hati . Vio menatap tepat di kedua bola mata Kenzie, ia berusaha mencari kebohongan di sana  tetapi ia tidak menemukannya.

Kenzie menyeletuk, "aku gak bohong Vi. Coba kamu liat. Nih," Kenzie dengan sengaja mendekatkan wajahnya dengan wajah Vio. Hal itu sontak membuat Vio menjauhkan kepalanya sekaligus berusaha menstabilkan detak jantungnya yang berdegup kencang.

Vio mengalihkan tatapannya dari Kenzie. Gemas melihat Vio yang malu-malu kucing pada dirinya, membuat Kenzie segera menangkup wajah mungil Vio dengan telapak tangannya yang besar.

Kedua bola mata Vio membesar mendapat serangan mendadak dari Kenzie. Vio mendengus, "bikin kaget aja." Kenzie tertawa kecil. Vio yang mendengar tawa itu mendelik pada Kenzie. "Kenzie! Jangan ketawa malam-malam, nanti ada yang ngikutin."

Mendengar ucapan ketakutan dari pujaan hatinya tidak membuat Kenzie segera berhenti tertawa,  malah dengan sengaja ia mengeraskan suara tawanya.

Vio menatap tajam Kenzie, "Kenzie! Apa sih? Aku ngomong serius loh!" Napas Vio tak beraturan,  ia sangat kesal  pada Kenzie. Melihat Vio marah padanya, membuat Kenzie mengeluarkan jurus andalannya.

"Vi? Jangan marah dong. Oke-oke ini serius." Mendengar tak ada suara tawa dari Kenzie, tak membuat Vio mengalihkan pandangannya. Kenzie menarik napasnya. "Aku serius sama kamu. Kamu percayakan, Vi?" tatapan mata Kenzie tulus menatap mata Vio yang menghindari dirinya.

"Tapi aku takut, Kenzie," cicit Vio menundukkan kepalanya.

Telapak tangan Kenzie menangkup wajah Vio lagi. "Kenapa? Jangan takut sayang. Kita lalui ini sama-sama ya? Aku janji. Aku, Kenzie Arkana Mahendra, berjanji untuk selalu setia, selalu menjaga, dan tidak akan pernah ninggalin Raqilla Farsya Violetta," ucap lantang Kenzie dengan menatap serius iris bola mata madu milik Vio.

Vio tersenyum tulus, "aku pegang janji kamu, Kenzie." Kenzie mengangguk, lalu membawa tubuh mungil Vio dalam dekapannya. Vio memeluk erat leher Kenzie seakan tidak ingin melepaskannya. Dari sudut kedua mata Vio, ada setitik air yang perlahan mengalir. Vio segera menghapusnya, tak ingin jikalau Kenzie mengetahuinya.

"Aku harap, kamu tepati janji kamu Kenzie."

•••

TBC💜

TBC💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
03;Espère✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang