Chapter 7

3K 49 0
                                    

Happy Reading...

Nita yang merintih ketika acara pernikahann suami nya berlangsung dengan lancar, ia memutuskan pergi dari rumah. Ia singgah di sebuah Alpartemen milik nya. Mungkin, untuk menenakan diri beberapa lama, untuk mencari pria lain yang mau membantu nya dalam misi membuktikan bahwa ia tak mandul dan bisa memiliki keturunan.

ketika di malam pertama suami dan istri baru nya. Nita memutuskan untuk menghibur diri bersama teman teman nya di sebuah barr

Di temani oleh Nacita dan Sarah teman sosialita nya. Mereka duduk di sebuah meja bundar disana, dengan beberapa Alkhol yang ingin mereka tenggak.

Dengan gemerlap lampu diskutik yang klap klip berwarna warni dengan diiringi suara DJ yang menghentak.

" Kamu kenapa nit? " Tanya Nacita, ketika melihat sahabat nya ini tidak menikmati kebersaman mereka.

" Suami aku nikah lagi? " Jawab Nita, membuat sarah menyemburkan minukan nya.

" Apa ?" Refelek nya kaget.

" Maaf maaf aku kaget sayang " Sarah cengengesan ketika Nacita, terguyur air dari rongga mulut nya.

" Ya kaget ngga gini cara nya " Decak kesal Nacita tak terima.

" Ia maaf nie tissue nya " Sarah mengambil kan Tissue dan langsung di sabar secara cepat.

" Lah kenapa suami kamu nikah lagi ?" Tanya Sarah masih heran, melihat Suami sahabat nya yang buta. Melihat kecantikan dari sahabt nya, malah mencari yang baru lagi.

" Emang ya pria itu, HARTA TAHTA WANITA " Cetus Nacita sambil mengelap wajah nya.

" Aku di tuduh ngga punya anak "

" What " Sarah dengan gelumbungan Penuh rongga mulut nya.

" Stop, aku ngga mau kamu sembur lagi ya " Nacita langsung menghentikan kespontan Sarah yang akan menyembur nya. Dan menghindar dengan berdiri.

Sarah membantalkan niat nya dan menelan air tertelan dalam dalam.

" Aku laper, aku belum makan temenin aku yuk di cafe cafe deket sini " Ajak Nita, membangkit kan badan nya.

Kedua temen nya hanya mengangguk, dan mengikuti Nita keluar dari Baar.

Setelah, menemukan cafe mereka menetap disitu.

Nacita yang masih penasaran pun, " Nit tapi kan yang mandul itu bukan kamu, tapi suami kamu "

Nacita memang mengetahui masalah keluarga sahabat nya ini. Tentang, Nita tidak di karunia anak selama ini.

" Ia Nit, padahal kan kamu bisa memiliki anak " Tanggap sarah.

Nita tertegun, menghela nafas kasar.

" Yah gimana? Aku ngga mau aja suami dan ibu mertua aku sampe tau akan hal ini. Tapi, aku akan membuktikan nya. Kepada mereka semua "

" Dengan cara? " Tanya Sarah sedikit agak heran.

" Cari pria lain la " Celetuk Sarah, tampa rahang di rongga mulut nya.

" Bener, kalian bantuin aku ya " Ucap Nita memohon minta bantuan.

" Sebentar, sebelum kamu minta bantuan ke kami. Kami butuh tenaga dulu ya " Saut Sarah.

Lalu memanggil waters, untuk memesan makanan. Setelah memesan makanan.

Tak lama berselang datang lah pria dengan gitar nya " Maaf boleh izin menyanyi "

" Silahkan " Sarah memberi izin dengan tersenyum simpul.

Sedangkan Nita masih terfokus, memandangi layar ponsel nya. Semakin tercengang melihat, suaminya yang mengupload foto dirinya dengan suami baru nya.

Ketika AL mau menggesek kan gitar nya, " Tunggu " Nacita menghentikan nya.

" Kamu Alfred kan " Tunjuk Nacita kepada Alfred, yang mengenali pemuda yang ingin mengaman di hadapan nya.

" Wih Tante Naci, gimana kabar nya? " AL menjulur kan tangan nya, untuk memberi salaman.

" Baik, kamu gimana? " Dengan seutas senyuman nya

" Baik " Diiringi senyum simpul nya.

Nita yang bermain ponsel, melirik ke arah AL yang sedang mengobrol bersama sahabat nya.

" Baik dari hongkong, kamu kan habis tinggal nikah " Bantah Nacita dengan tertawa ringan.

" Ah Tante buka kartu nih "

" Ayo dong nyanyi, aku ngga gak sabar nih " Celetuk Sarah.

AL pun melanjutkan untuk memetik gitar yang ia bawa, oleh nya. Dengan nada nada mengayun, bernuansa galau AL bernyanyi di depan ketiga wanita di hadapan nya.

Nita yang tadi nya cuek berdecak bahagia, memperhatikan nya dan menikmati ritme lagu yang di bawa kan oleh pemuda di hadapan nya.

" Kok aku seakan terbawa ya, lagu nya bagus dan pemuda itu tampan. Jantung ku seakan bergejolak menatap nya " Bathin Nita. Terus memandangi nya. Dengan kedua tangan di taruh ke dagu.

AL menyudahi nya dengan genjerengan.

" Wih bagus banget " Puji Nacita, langsung memberikan sejumlah uang begitu juga dengan Sarah. Sedangkan Nita masih membayangkan AL.

AL pamit dari hadapan mereka.

" Yaudah aku pamit dulu ya, makasih"

" Sama sama, AL kapan kapan main ya OM Bara nanyain kamu terus "

" Siap " Memberikan jempol dan seutas senyum. Dan melangkah pergi meninggalkan cafe

Sampai sampai lamunan terpecah ketika AL menyudahi permainan nada nada nya.

" Lah mana ? " Tanya Nita kaget melihat pemuda di hadapan nya sudah menghilang.

" Udah pergi Nita, kamu kemana aja " Celetuk Sarah.

" Yaaah " Menepuk jidat.

Next


He Is Mine not yours (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang