Chapter 32

1.9K 33 0
                                    

AL sedang berada di cafe, ia ingin menghibur pengunjung disini. Dengan gitar nya, ia bernyanyi serta memetik gitar nya. Semua pengunjung bahagia, dan merasa baper dengan suara nada nada yang di lantun kan oleh AL. Meminta lebih dan berulang kali AL memainkan lagu dari request an pengunjung.

Tapi, ketika bernyanyi ia melihat Nita yang masuk di dalam cafe bersama pria lain. Berjas, membuat AL mengakhiri pertunjukan nya dan melirik terus ke arah Nita yang sudah duduk di salah satu meja,  bersama pria itu.

" Dasar wanita murahan " Bathin AL menyangkal sebuah drama yang di buat oleh Nita. Ia merasa jika Nita adalah wanita murahan dan tidak layak untuk di teruskan hubungan ini.

" Saya pikir dia adalah wanita baik, yang mau membuktikan jika dia akan hamil. Pikir saya salah, ia selayaknya nya pelacur dimana saya tidak bisa mendampingi nya dia mencari maksa baru " AL dengan lintasan pikiran nya, melihat adegan Nita bersama pria lain. Tapi, kepergian AL tak sengaja di lihat oleh Nita.

Nita berdiri dari tempat duduk nya dan ingin mengejer AL.

" Kamu mau kemana nit? " Tanya Renno, hanya rekan bisnis Nita.

" Aku ada urusan, kita tunda dulu ya makan malam kita " Nita pun langsung merangkak pergi mengejer AL, sedang kan Renno berdecak kesal.

Kepergian AL tidak bisa di kejar oleh Nita yang sudah keluar dari cafe itu.

" Apa AL liat aku, apa AL cemburu atau menaruh kesalah pahaman di dalam pikiran nya " Nita menerka nerka kenapa AL pergi begitu saja.

Kenapa AL terus menghindari nya, ia bingung dan membuat nya untuk bertanya soal ini kepada Nacita.

Malam pukul 22.00 Nita datang dengan rasa kesedihan di rumah Nacita. Ia mengetuk pintu dan memanggil manggil nama Nacita di luar rumah nya.

Nacita membuka kan pintu itu, kebetulan di rumah Nacita sendirian tidak ada. Suami nya, karena suami nya sedang berada di luar kota.

Nacita sontak kaget melihat sahabat nya menangis di hadapan nya.

" Ada apa Nit? Kamu kenapa? Kenapa kamu nangis? " Nacita mencecar pertanyaan itu, sempat mempersilahkan Nita untuk masuk lalu duduk di sofa ruang tamu.

Nacita yang masih terbalut rasa kantuk, dan baju piyama yang menghiasi badan nya.

" AL Naci, dia ngga mau lagi ketemu sama aku hiks.. " Ucap Nita dengan suara bergetar, ia langsung curhat tentang masalah AL yang tidak mau ketemu dirinya selama satu minggu itu.

" Masa sih, aku ngga tau loh. Nanti aku bilang ke dia, untuk nemuin kamu dan kamu jangan nangis ya " Bujuk Nacita, agar sahabat nya tidak menangis lagi.

" Seperti nya Nita tulus deh sama AL, tapi kenapa AL ngga mau ketemu sama Nita lagi. Apa yang ada di pikirannya " Bathin Nacita, bertanya tanya.

******

Sedangkan di rumah sakit, Hans berharap cemas pada dokter yang tak kunjung terlihat mengecek kondisi istrinya.

Sherly menghubungi Mega untuk mengabari jika anak nya masuk rumah sakit. Mega yang mendapat kabar sontak kaget, dan langsung menuju rumah sakit.

Sesampai nya di rumah sakit Mega langsung bertanya kepada kedua orang yang berada disana.

" Gimana keadaan Mina apakah dia baik baik aja? " Tanya Mega dengan cemas.

" Belum ada kabar Ma " Jawab Hans yang ikut cemas.

Sherly mengusap ngusap bahu Mega untuk menenangkan nya. Dan mengejak untuk duduk di kursi panjang samping ruangan.

Dokter datang langsung di sambut dengan pertanyaan.

" Gimana dong, kondisi istri saya? " Tanya Hans sangat panik.

" Istri bapak ngga kenapa napa, sedikit kelelahan aja dan ada kabar baik buat bapak!!! "

" Kabar baik apa dok?  " Saut Mega memotong.

" Ibu Mina hamil " Dokter tersenyum lalu meninggalkan mereka.

Mega dan Sherly di sambut dengan rasa suka cita, mereka bahagia mendengar kabar kehamilan Mina.

" Akhir-nya aku punya cucu " Ucap Sherly, bahagia. Mega dan Sherly saling merangkul.

Namun, hans tampak heran dan bingung " Kok bisa Mina hamil, bukan nya dia bilang lagi halangan ya " Bathin Hans, ia terpaku di depan ruangan Mina di rawat.

" Ayuuk Hans jenguk istri kamu " Ajak Sherly dengan bahagia, membuat pemikiran Hans terpecah dan masuk ke dalam ruangan.

Mina membuka mata nya, ia bingung kenapa dia berada di ruangan ini.

Dan dengan kedatangan ibu nya dan mertua berserta Hans. Ia tak melihat AL ikut dengan mereka.

" Nak kamu hamil " Ucap Mega, memberi tau Mina.

" Beneran buk " Mina berdecak bahagia.

Mega mengangguk dan merangkul anak nya. Hans mendekat, tapi Mina menghiraukan nya.

" Makasih ya, kamu udah kasih aku keturunan " Kata Hans, tersenyum lalu ingin merangkul memberi selamat tapi Mina menolak.

" Yang jelas ini bukan anak kamu " Bathin Mina, bersikekeh.

" Kenapa sikap Mina begitu ya sama anak aku " Bathin Sherly, melihat Mina menolak di ajak rangkulan oleh anak nya, ia sedikit heran.

Mina harus beristirahat dulu di rumah sakit, ia di tunggu oleh Hans.

" Kamu pulang aja, aku ngga kok " Ucap Mina, meminta Hans untuk pulang.

" Ya aku mau jagain kamu dan anak kita " Hans masih terkekeh untuk tetap stay mendampingi Mina di rumah sakit.

Mina yang mendengar " anak kita " Ia sedikit jijik mendengar kan kata kata itu.

" Bukan nya kamu, ada urusan kantor ya besok " Mina mengingatkan Hans.

" Ooo iya ya, tapi ngga papa deh aku jagain kamu aja deh " Hans bersontak kaget tapi ia masih kekeh ingin menjaga Mina di sini.

Mina tak berhasil mengusir Hans dari hadapan nya. Mina berharap bukan Hans yang disini menemani nya tapi AL yang disini. Tapi, Mina lupa mengabari AL karena ia tak membawa ponsel nya dan ia lupa juga untuk meminta ibu nya untuk mengabari AL untuk datang menjenguk nya.



Next

He Is Mine not yours (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang