Chapter 14

2.6K 55 0
                                    

AL langsung duduk di sofa ruang tamu, " Ayo kata nya mau makan " Tawar Nacita, AL hanya menunduk dan memberanikan menatap.

" Ngga usah tan, cuma basa basi kok. Ia kalo minum aja gpp " Pinta AL, dengan senyum simpul nya.

" Oh okey, Mau minum apa nih? " Tanya Nacita.

" Jus Jeruk boleh!! "

" Siap bentar ya tante buatin " Nacita pun berjalan ke dapur untuk membuat kan minuman untuk AL

Selang beberapa lama minuman pun sampai, Astaga AL lagi lagi di kejut kan oleh dua bukit kembar Tante nya tersebut ia tak memakai bra, membuat payudara nya itu, terlihat sempurna. Meskipun di balik tank top.

AL menelan ludah nya lagi, ia sungguh di suguh kan pemandangan yang tak lazim. Ia baru sadar jika tante nya sangat menggoda.

" Ooh ya tan, hal Urgen apa? " Tanya AL, penasaran.

Nacita, meletakan bokong nya di sofa samping AL duduk.

" Hmm gini AL, tante mau minta bantuan ke kamu!! , kamu mau kan bantuin tante ? " Pinta Nacita sedikit berharap, serta was was jika keponakan menolak nya.

" Ya bantuan apa? " AL semakin penasaran.

" Ada sahabat tante, yang suka sama kamu "

" Ia terus ? "

" Dia sih seorang wanita dewasa sahabat tante, yang terkesima sama kamu waktu di cafe " Nacita sedikit basa basi.

AL hanya mengerut kan dahi, bingung dengan penjelasan Nacita.

Lanjut Nacita, " Dia mau mempunyai anak AL, suami nya duain dia dengan madu dia. Menyangka, bahwa dia ngga punya keturunan. Dan oleh karena itu dia mau buktikan kepada mertua dan suami nya itu bahwa dia bisa punya anak " Jelas Nacita, sedikit tak enak hati.

" AL masih ngga mengerti nih Tan ? " Tanya AL masih bingung dengan apa yang di maksud oleh Nacita.

" Ia kamu bisa ngga bantuin tante, untuk membuat dia bisa punya anak. Soal nya dia sudah kepincut sama kamu!!  " Jelas Nacita, membuat AL tersedak saat ia sedang meminum bulir jus jeruk.

" Hah? Kok AL sih " Cetus AL terkejut.

" Ia dia mau nya sama kamu AL, tante juga awal nya menolak tapi, kasihan sama sahabat tante ini " Ucap Nacita was was, serta memelas.

" Boleh liat foto nya ngga? " Pinta AL.

Nacita mengerut kan dahi, " Yang di cafe waktu itu Sayang " Nacita sedikit agak kesal.

" Lupa tante " AL sedikit cengengesan.

Nacita pun mengambil ponsel nya di kamar, lalu kembali lagi.

Memberikan ponsel nya, dengan foto foto Nita di dalam nya.

" O ini " Ucap AL singkat.

" Gitu aja, kamu mau ngga bantuin dia cantik loh " Goda Nacita.

" Kalo suami nya tan? " Pinta AL lagi.

" Ih kok suami nya, kan yang suka sama kamu dia AL "

" Ia penasaran aja " Alas AL .

" Ini suami nya!! " Menujukan foto Hans juga.

" Astaga jadi pria ini adalah suami Mina, dan Mina hanya di jadikan wanita penghasil anak juga " Bathin AL, sedikit terkejut karena suami Mina adalah suami Nita juga.

Nacita melirik ke arah AL yang tampa shock melihat, foto suami sahabat nya tersebut.

" Kamu kenapa AL kok kaget gitu? " Tanya Nacita, menetap AL.

" GPP, Tan " Jawab AL sedikit kikuk.

" Oh Oke, jadi gimana kamu mau ngga bantuin tante ? " Tanya Nacita, memelas serta berharap.

" Ia tapi gimana ya tan, secara kan AL masih perjaka masa ia. Memecahkan nya sama istri orang, kan ngga rela AL nya juga " Ucap AL sedikit basa basi.

Nacita sedikit berfikir juga, ia di bilang AL ada benar nya juga.

" Tapi, plis bantuin tante!! " Nacita memohon kembali.

AL yang melirik, Nacita dengan tatapan penuh nafsu. Ia pun mengambil kesempatan dalam kesempitan.

" Ada satu syarat sih tan? AL bisa bantuin sahabat tante ini!!  " AL sambil melirik dan berharap jika Nacita bisa memenuhi syarat tersebut.

" Syarat nya? " Tanya Nacita, sedikit bingung tentang syarat yang di pinta oleh AL.

" AL mau tante yang mecehin perjaka AL " Bisik AL, di telinga Nacita.

Sontak membuat Nacita kaget, " Apa kamu udah gila ya, inget AL tante ini adalah saudara kamu " Ucap Nacita mengingat AL dengan syarat yang di terima nya itu tidak wajar.

" Ia Tante juga sudah gila, masa AL harus menjual keperjakaan AL sama wanita dewasa itu. Yaudah kalo Tantw ngga mau? No problem " Ucapan AL membuat Nacita berfikir.

" Bagaimana bisa, keponakan ku sendiri meminta ku untuk memecahkan keperjakaan nya " Bathin Nacita.

" Ia seterah sih kalo Tante, ngga mau nurutin kemauan AL. Dengan persyaratan yang AL berikan, kalo tante berfikir kalo AL berpilaku kurang ajar sama tante. AL ngga rela aja ngasih keperjakaan AL sama wanita yang ngga di kenal. Kalo sama tante kan udah dekat jadi AL rela " Lanjut AL, menggoda Nacita. Membuat Nacita teruz berfikir antara menuruti kemauan AL atau tidak.

" Ayo tan mau, aku udah ngga tahan ngeliat tante " Bathin AL, mencoba menetralisir keadaan tubuh nya dan menahan hawa nafsu nya sementara lalu berharap kepada Nacita mau menuruti keinginan nya.

Nacita masih sibuk berfikir, disatu sisi ia kasian melihat sahabatnya. Dan disisi lain jika ia menuruti kemauan AL ia merasa tidak pantas karena sedari kecil ia yang mengurus AL masa ia harus berhubungan badan dengan keponakan sendiri.


Next

He Is Mine not yours (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang