Nita mendengus kan nafas nya, ia terbangun dengan masih terlihat sangat ngantuk. Tenggorakan nya kering, membuat nya ingin minum air putih. Ia melangkah ke dapur, untuk mengambil minum di dalam kulkas.
Setelah itu, ia kembali lagi ke kamar melihat AL yang sedang nyenyak tertidur. Nita pun berfikir untuk mengisi beberpaa bahan makanan untuk, dia dengan AL. Nita memutuskan untuk tinggal saja di rumah AL.
Tampa, ia meminta izin kepada pemuda yang sudah mewarnai hidup nya. Ia mendengus kan nafas lalu melangkah ke dalam kamar mandi, berandai membersihkan badan nya, yang habis di jamaah dengan sangat puas tadi malam.
Mengambil pakaian nya di koper kecil perwarna merah jambu, ia mengambil pakaian celana legging dan tank top serta kain tipis untuk menutupi tubuh nya.
Nita pun bergegas untuk ke mobil, karena ia ingin membeli bahan makanan di supermarket, meninggalkan AL yang sedang tertidur pulas.
******
Sedangkan, dirumah sakit kabar duka menyapa. Ayah Mina yang lama koma akhirnya menghebuskan nafas terakhir. Mega begitu sangat sedih nan terpukul, melihat suami nya tak bernyawa.
Ia pun menghubungi Mina anak nya yang sedang berbulan madu, menyuruh Mina untuk pulang karena Papa nya sudah tidak ada. Mina pun sedih mendapatkan kabar ini, perjuangan nya menikah dengan pria yang tidak sama sekali ia cinta demi sang Papa akhirnya sia sia. Mina meminta Hans untuk pulang sekarang, Hans pun menuruti kemauan Mina.
*****
Mega pun sontak menghubungi AL yang sedang tertidur. Deringan telepon, membangun kan AL dalam tidur nya.
Dengan mata yang susah terbuka, ia mencari bunyi suara ponsel nya. AL tampak bingung, tak ada Nita di samping tidur nya.
Tapi, AL berfokus untuk mencari ponsel nya. Akhirnya ketemu, ia melihat nama Ibu mertua di layar ponsel nya. Membuat nya cepat mengangkat telepon itu.
" Hallo tan kenapa? " Tanya AL dengan suara serak.
" Om AL, Om udah meninggal kamu kesini ya. Tante mau minta bantuan kamu " Tinta Mega, dengan suara bergetar. Karena ia bingung mau minta bantuan kesiapa lagi, karena keluarga nya sudah tidak ada. Hanya AL yang ia kenal.
" Apa Tan? Om ninggal oke oke, AL langsung kesana " AL kaget, ia langsung mengambil pakaian nya secara terburu buru. Mengambil kunci mobil nya dan berlari menuju pintu keluar, lalu mengunci nya.
AL sangat panik, mengebudi mobil dengan cepat menuju rumah sakit untuk penjemputan jenazah orang tua Mina.
Setelah, sampai di depan rumah sakit AL langsung berlari menuju ruangan tunggu. Ia melihat sekilas Mega yang sedang menangis. AL langsung menghampiri nya.
" Tan, sabar ya. Om mungkin udah tenang disana " Ucap AL, menangkan kondisi wania paruh bayah, yang sedang menangis menunggu jenazah suami nya yang akan di masukan ke dalam mobil Ambulance.
AL tidak bertanya kemana Mina, ia harus menahan diri dengan kondisi yang ada. Ia pun bahagia, jika Ibu Mina meminta bantuan terhadap nya.
" Hiks... Hiks... Makasih ya nak kamu mau temenin tante, untuk menjemput om " Ucap Mega dengan suara yang bergetar.
AL merangkul nya masuk ke dalam mobil, mengikuti mobil ambulnce yang mengantar kan ke rumah duka.
Di dalam mobil, AL terus menang kan hati Mega. Yang seakan sakit, telah kehilangan orang tercinta.
******
Sudah di makam kan jasad Ayah Mina, di dalam kubur. Mina yang datang sontak kaget melihat Ayah nya yang sudah di masukan keliang lahat, ia menyesal tidak bisa melihat jasad ayah nya untuk terakhir kali.
Dada Mina seakan sesak, melihat pemandangan awat kabut menutup pekat. Ia memeluk AL, dengan tangisan nya, tidak memperdulikan Hans yang mengantar kan nya ke kuburan itu.
" Kamu yang sabar, mungkin Papa kamu udah tenang disana. Dia ngga sakit lagi pasti, dia udah tenang di surga. Kamu jangan nangis ya, berdoa dan terus berdoa " AL menenangkan, Mina dalam pelukan nya. Mengusap rambut nya, lalu mendorong tubuh Mina halus.
Hans tampak geram ketika istri nya memeluk pria lain, padahal dia di samping kedua nya.
Mega berdiri dari jongkok di depan makan, " Itu cuma, sepupu mina kok jangan cemburu " Bisik Mega, melihat Hans dengan amarah nya..
Hans pun mengerti ia tidak meluapkan emosi nya, ia merepons dengan mengangguk. Lalu, memeluk ibu mertua nya, dengan dalih memberi kekuatan.
Mina langsung memeluk ibu nya, meluapkan rasa kesedihan nya. Rasa penyesalan nya, Ayah sudah pergi meninggal kan Mina, demi Ayah Mina mau menerima pernikahan yang tidak ia ingin kan. Tapi, kenapa Ayah justru pergi meninggalkan Mina dan istrinya
******
Sedangkan, di depan rumah AL, Nita sudah datang membawa barang belanjaan yang lumayan cukup banyak. Ia berjalan di depan pintu, ia menekan gagang pintu dan mendorong nya tapi tidak bisa.
Membuat Nita mengetuk, dan memanggil manggil AL di dalam rumah tapi tak kunjung mendapatkan jawaban. Nita, mengeluarkan ponsel nya, lalu menghubungi AL tapi dering ponsel terdengar di dalam rumah. Membuat Nita kebingungan, dan mencari cari keberadaan AL.
Untung saja ada tetangga muncul di balik tembok, " AL keluar mbak, tadi dia kelihatan sangat panik gitu " Ucap Tetangga sebelah memberi tau AL tidak berada di rumah.
" Dimana ya mbak kira kira AL ? " Tanya Nita penasaran.
" Hmm kurang tau sih mbak, saya juga ngga bertanya sama AL " Tetangga sebelah AL hanya melihat AL tapi tidak tau tujuan nya.
Membuat Nita berdecak bingung, AL tidak mengabari nya dulu. Nita memutuskan untuk menunggu AL di depan teras rumah nya, mondar mandir Nita menunggu AL tapi AL tak kunjung hadir.
Memainkan ponsel, beberapa menit sambil mengigit kuku. Nita lakukan, tapi AL tak kunjung Hadir.
Nita menelpon Nacita, tapi kata Nacita AL tidak di rumah nya. Nita yang sudah menunggu lama tak mungkin dia, di depan teras terus menurus.
Memutuskan untuk pergi kebutikan nya, karena karyawan mengabari dirinya untuk segera hadir disana.
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Mine not yours (END)
RomanceCerita mengandung unsur dewasa mengenai sebuah cinta.. Yang tidak cukup umur memohon maaf jangan membaca cerita ini. Bermula, ketika Gennita Margaretha di madu karena tidak bisa memberikan keturunan bagi suami nya. Ia di tuduh oleh mertua nya tidak...