Sudah menjelang malam hari AL tidak memberikan sebuah kabar , Mina sangat khawatir. Kaki nya tak mau berhenti mondar mandir di depan pelarataran rumah nya. Sambil sesekali mengigit gigit kuku linting nya. Dan berjalan mengecek layar ponsel mencoba menelpon AL namun panggilan tidak aktif. Mina ulangi beberpaa kali, membuat nya di landa cemas begitu mendalam.
Semenjak Mina bercerai, AL sudah tinggal bersama Mina dan Mega. Pasti nya AL pulang kerumah nya. Ngga mungkin kemana mana, tapi jam sudah menunjuk pukul 9 malam AL tak kunjung pulang.
" Kemana kamu AL, aku cemas disini. Tunggu kamu ih, awas aja sampe kamu pulang aku ngga akan kasih kamu jatah apapun, akan aku goreng kamu bersama ikan ikan itu " Gerutu Mina kesal, menunggu AL ia terlihat terjadi apa apa.
Sampai mobil kekasih Mega datang, mengantar kan nya pulang, mega kaget melihat anak nya di pelantaran rumah ia pun langsung menegur karena ngga baik jika wanita hamil keluar rumah di malam hari.
" Sayang kamu kenapa? Masuk gih sana ngga baik tau. Wanita bunting, di luar rumah " Mega langsung merangkul, pundak Mina menyuruh nya di pulang.
Klakson di bunyi kan oleh kekasih nya Mega untuk menandakan mobil nya pergi dari rumah nya.
" Nanti Ma, aku nungguin AL. Dia belum pulang pulang di janji akan pulang sore, tapi sampe sekarang ngga ada batang hidung nya " Ucap Cemas Mina sedikit agak kesel greget plus khawatir.
" Ya tungguin di dalam aja kan bisa sayang "
" Ngga bisa Ma, dia pulang terus aku langsung cubit perut nya. Biarin, biarin kapok "
Mega tertawa geli, melihat tingkah kekhawatiran anak nya itu lucu. Yang memasang muka cemberut cemas. Bercampur jadi satu.
******
Pihak kepolisan sedang menindak lanjuti ada sebuah kecelakaan di perlintas rel kereta di kota Roma. Mobil sedang berwarna merah, dan tertera plat kota milan disana.
Korban tidak terselamat kan, anggota tubuh tidak berbentuk sama sekali untung saja pihak kepolisan menemukan identitas dari seorang pria yang tertabrak kereta api petang tadi.
Pria itu tinggal di kota Milan, polisi pun langsung menuju ke identitas yang tertera di kartu tanda penduduk nya, untuk memberi kabar kepada keluarga terdekat dari seorang pria yang sudah tak bernyawa.
******
Nita datang kerumah Nacita untuk izin pamit karena Nita ingin meninggalkan kota ini, bahkan negera ini. Ia ingin pergi ke inggris tepat nya kota londan, disana ada keluarga nya tinggal.
Dengan berat hati, mungkin banyak kenangan yang sudah tergores di kota ini, penuh cerita apa lagi sebulan terakhir ini. Ketika, Nita bertemu seorang pemuda yang sedang menghibur hati nya yang lara.
Perasaan lega nya pun terpancar ketika ia berhasil membuktikan bahwa dirinya biasa hamil, membukam mulut yang sudah menuduh dirinya.
" Kamu yakin nit, kamu mau pergi? " Tanya Nacita, mencoba mengoyah kan keputusan sahabat nya ini. Jika Nita pergi mungkin, sahabat Nacita tinggal Sarah yang sudah menjadi seorang dokter.
Nita mengemut bibir bawah nya,
" Aku yakin, dengan dia akan aku bisa menengkan diri dan tidak sakit melihat AL bersama wanita lain "" Tapi aku ngga rela kamu pergi, aku ngga rela kamu meninggalin aku Gennita " Nacita tak sengaja air mata nya keluar, Nita langsung memeluk Nita.
" Jangan sedih, kalo kamu sedih nambah berat untuk aku ninggalin semua kisah aku disini "
Nacita mengibas kan air mata nya, agar tidak mengalir deras " Ia aku ngga sedih kok, tapi kita ngga putus hubungan kan Nita "
Mata Bara memandang salut, serta mendengarkan penuh keiiringan " Beruntung jadi AL, mempunyai dua orang wanita yang tak sedar suka maupun mencintai nya. Ck andai saja aku jadi seperti dia " Bathin Bara, tersenyum salut.
" Mas kamu ngapain senyum senyum, ngertiin kondisi dong " Cetus Nacita, melihat ke arah suami nya malah senyum senyum sendiri kek orang gila.
" Cie mikirin siapa tuh? " Sindir Nita, tertawa kecil.
" Kamu upsss. " Bara keceplosan, membuat perut Bara berputar oleh cubitan kuat dari Nacita.
" Ekhhhh bingung aku punya suami mata keranjaang "
" Becanda ih sayang " Sambil merintih kesakitan.
Bara di selamat kan dengan ketukan pintu di luar rumah nya,- ia pun langsung berdiri membuka kan pintu.
Sedangkan, Nita tertawa geli melihat Sahabat nya marah, plus cemburu pada dirinya.
" Kamu senang Nita, melihat aku menderita dengan suami mata keranjang seperti itu "
" Hehe, becanda suami kamu itu "
*****
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is Mine not yours (END)
RomanceCerita mengandung unsur dewasa mengenai sebuah cinta.. Yang tidak cukup umur memohon maaf jangan membaca cerita ini. Bermula, ketika Gennita Margaretha di madu karena tidak bisa memberikan keturunan bagi suami nya. Ia di tuduh oleh mertua nya tidak...