Chapter 25

2.4K 43 0
                                    

Nita langsung memberi sambutan kepada Nacita dengan guratan senyum kebahagian, mereka berdua saling bercipaka cipiki.

Bara terus memperhatikan lekuk tubuh teman istrinya tersebut. Dengan mulut menga nga ia berdiri di belakang tubuh Nita. Ketika, Nita menghadap ke arah nya ia melihat dua gunung kembar yang menjulang sangat besar, dan kencang pasti nya.

Membuat nya menelan ludah beberapa kali, apalagi ketika, Nita menggoreskan senyuman diwajah. membuat jiwa pria Bara seakan meronta.

" Andai aja, teman istri ku itu menjadi istri ku. Betapa beruntung nya aku menjadi seseorang pria " Bathin Bara terus terpesona, berharap bisa menjadi suami teman istrinya sendiri.

Sampai pada akhirnya, mata Nacita melihat suami nya dengan mata keranjang, memperhatikan tubuh teman nya dengan sangat fokus.

" Heh, mas katanya mau kerja, udah jam berapa nih " Sindir Nacita, membuyar kan penglihatan Bara.

" Eeeh ia lupa " Ucap Bara dengan kikukan yang melanda.

" Lupa la, ngeliatin pemandangan indah " Sindir Nacita, dengan kesal.

" Ih apaansih kamu Naci " Bisik Nita, memukul pelan tangan Nacita.

Bara pun buru buru meninggalkan rumah, ia tak mau jika istri nya yang sudah memergokinya meluapkan amarah nya. Pasti bisa pecah gendang telinga serta bisa meruntuhkan harga diri nya sebagai seorang pria.

***

" Kamu aja ngga ngerasa, suami aku tuh ngeliatin kamu segitu nya " Nacita memberi tau tingkah suami nya tadi, dengan masih terlihat kesal. Mau meluapkan amarah nya, malah suami keburu pergi.

" Hmm mana aku tau " Ucap Nita, sambil menaikan bahu nya, seakan ia mencuci tangan, tidak tau akan Permasalah yang terjadi tampa sadar, padahal Nita sudah menegak kan sesuatu yang jelas itu bukan sebuah keadalin ya.

" Kamu ngapain sih pake pakaian seksi banget gini, buat apa coba? " Nacita langsung mengocehi sahabat nya ini, karena ia sudah mengundang hawa kecemburan, dan ke insecure an. Ketika, suami sangat terpesona dengan sahabat nya.

" Ia buat AL lah, buat siapa lagi!! " Nita langsung  memberi maksud dan tujuan nya.

" Eh AL itu suka sama cewe cewe yang natural, contoh nya kek aku gini. Pake daster non make up, ngga glamour kek kamu gitu. Ilfiil yang ada " Nacita langsung memberikan kateria wanita idaman AL.

" Hmm gitu ya, makasih ya udah ngasih tau " Nita merangkul dengan manja. Sahabat yang baik seperti Nacita, yang udah membantu nya membujuk AL tampa Nita tidak ketahui AL meminta sesuatu yang mengejutkan bagi Nacita, ia sebagai sahabat Nacita menuruti sebuah persyaratan yang tidak sopan tapi dia sendiri menikmati.

" Yaudah duduk, aku bikin kamu minum. Kamu mau minum apa? " Nacita menyuruh sahabat nya, untuk duduk di sofa berwarna merah di hadapan mereka.

" Aku jus jeruk aja deh "

" Oke siap "

Nacita menuju dapur membuat kan minuman untuk sahabat nya, sedang Nita terus memikirkan AL memegang leher serta kening nya. Membayangkan sentuhan semalam, yang seakan masih melekat di tubuh nya.

Ketika, Nacita sudah sampai mambawa pesanan sahabat itu.

" Udah jangan mikirin AL terus, nanti jadi cinta gawat loh!!! " Celetuk Nacita, sambil meletakan dua jus jeruk di sebuah meja kaca. Di depan nya.

Malah Nita, semakin menggurat kan senyum " Ya aku berdoa sih semoga aku cinta sama dia, kayak nya sih udah cinta dan aku rela kalo aku harus pisah dengan suami aku dan menikah sama AL " Gumam Nita, terngiang-ngiang sosok seekor manusia yang sudah membuat nya, tak henti henti nya berseri seri.

Nacita mengerut kan dahi, ia bingung harus menyikapi apa? Tapi, Nacita hanya menjalankan persyaratan saja tapi,  itu membuat nya mendapatkan hak cipta akan diri AL ia karena dari kecil memang Nacita yang mengurus AL. Dan semenjak AL memutuskan untuk mandiri. Akan tetapi hubungan mereka masih terjalin, dan kemarin AL berani meminta sesuatu hal yang menurut Nacita itu hal yang tidak wajar.

" Aku ngga setuju sih, kalo kamu nikah sama AL " Cetus Nacita

" Iiih kenapa, masa kamu ngga setuju sih " Nita merengek, dengan ketidak setujuan sahabat nya itu.

" Ya jelas la, usia kamu itu beda sama AL beda jauh. Masa ia AL suruh nikah sama kamu, ngga mungkin la " Tolakan Nacita, dengan nada yang menohok jantung hati Nita.

" Ya kenapa ngga, mungkin. Coba. Kalo emang cinta satu sama lain, cinta kan tidak memandang soal usia " Nita masih bersikekeh dan ngotot bisa mendapatkan lebih.

" Gini nih, kalo udah di kasih jantung minta lagi hati. Perkara nikah itu ga gampang apa lagi status kamu, sebagai istri orang. Dan AL juga mikir kan kalo kamu seandai nya menikah dengan dia, nanti kalo kamu  selingkuh dengan pria lain gimana? Yang kamu lakukan sekarang " Nacita saling beradu pendapat, dan mematahkan niat Nita yang ingin menjadikan AL itu sebagai suami nya di masa depan.

Nita yang ingin mengecap kata, langsung di potong kembali oleh Nacita dengan sangat tegas ia menolak jika Nita ingin meminta lebih AL.

" Ada Karma nya loh, kamu mikir ngga tubuh kamu itu seksi banget. Sekali jalan ke pria pria jelatan kek suami aku, kamu ngelempar senyuam pasti akan tepar semua nya aku yakin itu " Nacita langsung memberi tanggapan yang menohok pasti nya.

Membuat Nita tak terima, yang dianggap memiliki tubuh yang sangat seksi itu.

" No, aku ngga akan selingkuh lagi kok. Jika tak ada lagi tekanan dari mertua aku dan dari siapa pun dan kamu tau aku,- "

" Ia aku tau kamu, kamu orang nya setia. Tapi, aku yakin AL ngga mungkin mau menikah dengan kamu dan aku mengerti pasti tentang AL " Bahasa Nacita, sangat kasar membuat Nita sedikit kehilangan harapan memiliki AL sepenuh nya.

Nita menatap heran sahabat nya yang begitu bersikeras menolak dirinya, untuk berhubungan lebih jauh kepada AL.

" Whait tunggu, kok kamu kayak ngga suka banget sih, aku berharap menikah dengan AL kenapa? " Nita langsung meminta penjelasan.

" Bukan nya ngga suka tapi ngga pantes, aku tau AL dia sangat bucin kepada setiap pasangan nya, tapi, gimana gitu setiap dia menjalani hidup nya pacaran dia terus di sakitin dan dia memiliki tromatik yang begitu sangat tinggi pada sebuah hubungan pernikahan kalo pun itu terjadi " Nacita sedikit sedih menjelaskan tentang semua ini.

Dan Nacita melanjutkan lagi kata kata nya yang menyangkut dengan AL.

" Mungkin kamu bingung, kenapa aku se protektif ini. Ia karena aku ini adalah ibu kedua bagi dia, sejak dia masih smp dia udah di tinggal Mama nya meninggal dan Papa nya menyusul. Aku sebagai tempat curhat dia ia aku merasa tertegun, kok gini banget sih nasih anak itu gitu kan. Yang terbaru, udah 4 tahun lebih gitu la dia. Di tinggal nikah " Nacita meluapkan rasa sedih nya, air mata mengucur dengan sendiri nya, membasahi pipi.

Next

He Is Mine not yours (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang