Chapter 10

3K 53 0
                                    

Di kamar pengantin, Mina sudah bangun dari tadi dengan hanya memakai celana dalam serta bra saja di samping suami nya.

" Sayang ayo bangun " Bujuk Mina, dengan pura pura lembut.

Hans meringkuk, menggapai tubuh istri baru nya. Mina harus pasrah, ia tak bisa meronta ketika tangan Hans menyentuh payudara nya. Walaupun tak di gerakan Mina merasa jijik akan sentuhan itu.

" Ayo bangun "

" Ia aku udah bangun kok " Ucap Hans dengan suara baru bangun tidur.

" Sayang aku boleh ngga minta izin "

Hans seketika membuka mata nya,

" Minta izin kemana? "

" Aku mau jenguk Papa aku, boleh ya" Mina memohon, dengan muka nya memelas.

" Pagi ini, nanti aja sama aku " Tolak Hans dengan lembut.

" Plis sayang aku, khawatir akan kondisi nya. Boleh ya boleh ya " Bujuk Mina, dengan memaksa secara halus.

Hans yang tak mau jika istri baru nya, ini bersedih lalu ia pun mengizinkan nya.

" Ia aku izinin, tapi jangan lama lama ya. Soal nya aku merindu kan mu "

Mina seakan muak mendengar gombalan itu, tapi ia harus menahan dengan seutas senyum simpul nya.

" Makasih sayang "

Mina pun beranjak dari kamar nya, dengan secepat cepat nya. Menggunakan pakaian pun di kamar mandi, ia tak mau telanjang bulat dan mengganti pakaian di hadapan suami baru yang sudah menyusahkan dirinya.

" Kok aku ngga inget ya, tadi malam aku telah bercinta dengan dia. Ah tapi dia di samping ku dengan pakain seperti itu " Bathin Hans, heran.

" Daaah aku pergi dulu ya " Pamit Mina terburu buru.

" Ngga morning kiss dulu sayang " Panggil Hans.

Tapi  Mina keburu pergi meninggalkan nya.

Mina pun melewati ibu mertua, tampa sapaan. Sherly pun merasa heran kepada menantu baru nya itu, tak memberi nya sapaan.

Hans datang, dengan hawa kantuk nya.

" Istri kamu mau ke mana Hans. Kok buru buru amat kelihatan nya. Sampe ngga ngeliat Mommy? " Tanya Sherly masih terheran heran.

" Ya dia mau ketemu sama ayah nya " Jawab Hans lemas. Mengambil secangkir air putih.

Setelah itu duduk, mengecek ponsel nya ia yang teringat kepada Nita istri pertama nya. Langsung menghubungi nya tapi ponsel Nita tak aktif.

Membuat Hans kesal, kekesalan Hans di lihat oleh Sherly.

" Kamu kenapa Hans, kamu mau ngehubungin Nita ya? " Tanya Sherly.

" Ia Mom tapi ngga aktif " Jawab Hans dengan rasa kesal, dan terus berusaha menghubungi Nita.

" Dia mengerti lah, suami nya lagi bulan madu dengan istri baru nya. Udah dong jangan mikirin Nita muluk Hans " Tegur Sherly.

" Tapi aku kepikiran sama Nita Mom, ntah dia pasti sedih banget dengan perlakuan aku yang telah menjadikan nya sebagai istri pertama dan di madu " Hans masih tak enak hati kepada Nita, tentang semua yang ia lakukan.

Hans memang benar benar cinta kepada Nita tapi mau gimana lagi, ibu nya selalu memaksa dan merekomendasikan untuk mencari kan nya istri baru. Bagi nya, sampai saat ini rasa bersalah itu selalu hinggap di hati nya.

" Ia Nita mengerti lah alasan kamu mencari istri baru. Udah kamu jangan pikirin dia ya " Ucap Sherly, menenangkan anak nya agar tidak memikirkan nasib menantu pertama nya itu. Tentang diri nya tak memiliki anak.

******

Nita yang baru bangun dan langsung menghidupkan ponsel ada banyak miscol dari suami nya, tapi dia mengabaikan malah mengganti nomer baru. Agar apa? Agar dia bisa melupakan sejenak karena ia masih tahap merencanakan misi untuk membuktikan bahwa dirinya bisa memiliki keturunan.

" Hah " Dengus Nafas Nita.

" Tunggu aku ya, aku akan pulang setelah aku berbadan dua " Nita menatap, cermin. Dengan dendam ia tunjukan.

Ia mengirim pesan kepada Naci tentang bantuan mendekat kan dirinya kepada keponakan.

" Gimana sayang dia mau? " Tanya Nita dengan ketikan..

" Dia belum bisa di hubungin nih, kalo udah aku hubungin kamu yah " Balas Naci.

Nita yang tak betah, berada di apartemen memutuskan untuk merawat tubuh nya. Pergi ke salon, senam erobik seperti yang ia lakukan.

Next

He Is Mine not yours (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang