WARNING!! 21+ "Besok umur mu sudah 6 tahun, sayang. Apa yang kamu inginkan dari Daddy?" Edwin berjongkok di depan putra kebanggaannya. Miko, anak laki-laki itu menatap Daddy nya malas. Dia meletakkan heandpone mahal yang Daddy nya belikan sewaktu dia berulang tahun yang ke 5 dulu. "Tentu bukan robot yang bisa berjalan, ataupun liburan ke luar negeri." Jawab Miko, dingin. "Lalu?" Edwin menautkan kedua alisnya, pertanda bahwa dia tidak mengerti dengan ucapan putranya. "Bisakah Daddy memberikan aku seorang ibu? Aku ingin seperti teman-teman ku yang ketika berangkat dan pulang sekolah di jemput oleh kedua orang tuanya." Miko menatap Edwin dengan tatapan memohon. "Kenapa diam? Sudah aku tebak, Daddy tidak bisa mengabulkan permintaan ku itu. Tapi kenapa? Apa karena aku nakal? Apa karena nilai ku matematik jelek? Aku bisa perbaiki itu, Dad." Kali ini Miko benar-benar menangis. "Maafkan Daddy, sayang. Daddy..." Miko berlari ke kamarnya. Sedangkan Edwin tertunduk di depan ruang keluarga. Sudah sekian kali anaknya meminta seorang ibu. Namun dirinya masih tidak bisa memberikannya.